KERAGAMAN DAN INKLUSI DI TEMPAT KERJA

Bank Dunia memperkirakan bahwa kesenjangan gender menyebabkan hilangnya pendapatan rata-rata 15% di negara-negara anggota OECD, 40% diantaranya disebabkan oleh entrepreneurship gaps.  Permasalahan mengenai kesetaraan gender di tempat kerja telah mengangkat kembali isu upaya pemberdayaan keragaman dan inklusi di tempat kerja. Terlebih lagi, fakta bahwa Indonesia memiliki 34 propinsi yang terdiri lebih dari 700 kelompok etnis yang berbeda-beda, menyebabkan isu keragaman semakin membawa ancaman bagi perusahaan.

Keragaman di tempat kerja merupakan kondisi di mana anggota perusahaan yang terlibat dapat memahami, menerima, dan menghargai perbedaan yang mereka miliki. Di sisi lain, inklusi merupakan lingkungan di mana hubungan antar rekan kerja bersifat kolaboratif, suportif, dan saling menghormati sehingga terjadi peningkatan partisipasi dan kontribusi oleh semua karyawan. Oleh karena itu, keragaman dan inklusi dapat digambarkan sebagai misi, strategi, dan praktik perusahaan untuk mendukung tempat kerja yang beragam dan mendapatkan manfaat dari efek keragaman tersebut agar perusahaan dapat mencapai keunggulan bisnis yang kompetitif. Berbeda dengan program keragaman yang tradisional, program keragaman dan inklusi lebih berfokus terhadap penguatan keyakinan tiap individu dibandingkan dengan pelatihan softskill mereka.

Forbes Insight menemukan bahwa 65% eksekutif senior percaya bahwa divisi SDM-lah yang seharusnya bertanggung jawab untuk mengimplementasikan program keragaman dan inklusi, sementara 35% lainnya mengatakan bahwa itu adalah tanggung jawab para pemimpin senior dalam unit atau divisi bisnis. Mengapa program keragaman dan inklusi ini penting? Survei yang sama menemukan bahwa 56% perusahaan menyatakan bahwa program keragaman dan inklusi ini dapat mendorong inovasi.

Terdapat beberapa alasan penerapan program keragaman dan inklusi lainnya, seperti:
  1. Keragaman dan inklusi adalah hal yang sudah sepatutnya untuk dilakukan
  2. Memberikan peluang yang sama bagi karyawan dan mendorong mereka untuk maju
  3. Perusahaan yang merangkul keragaman dan memiliki inklusi mendapatkan pangsa pasar yang lebih tinggi dan keunggulan kompetitif dalam mengakses pasar baru
  4. Membantu perusahaan untuk menemukan talent yang tepat
  5. Mendorong karyawan untuk melihat dari berbagai persepsi, belajar dari satu sama lain, dan mengembangkan kinerja mereka sehingga performa perusahaan juga ikut meningkat
  6. Mendorong pertumbuhan ekonomi negara

Berikut praktik terbaik untuk menerapkan program keragaman dan inklusi:

  1. Membangun sense of belonging untuk semua orang

    Memahami keragaman dan membangun budaya inklusi agar setiap anggota organisasi merasa bahwa mereka dapat menjadi dirinya sendiri ketika berada di kelompok atau organisasi tersebut.

  1. Kepemimpinan dengan empati

    Setiap pemimpin perlu memahami value of belonging baik secara intelektual maupun emosional. Mereka perlu mengerti dan memberi alasan mengapa mereka peduli.

  1. Pendekatan top-down tidak cukup

    Mengidentifikasi perbedaan dalam employee experience dan nilai-nilai yang dipegang setiap karyawan sehingga perubahan dapat dibuat relevan bagi setiap orang. Perubahan yang berjangka panjang perlu diterapkan dalam berbagai bentuk sistem (top-down, bottom-up, dan middle-out).

  1. Kuota tidak membuat inklusi menjadi otomatis

    Memberi tujuan dalam meningkatkan jumlah keragaman tidak cukup untuk membangun budaya inklusi. Pimpinan perlu melakukan promosi inklusi setiap hari dengan menciptakan kondisi di mana karyawan dapat berkontribusi dengan keunikannya serta merancang cara untuk mengukur dampaknya.

  1. Inklusi terus berlangsung – bukan hanya pelatihan yang terjadi sekali

    Membantu individu untuk membangun kebiasaan atau microbehaviors (tindakan keseharian yang dapat dilaksanakan dan diukur) baru sehingga terbentuklah lingkungan kerja yang lebih positif.

  1. Maksimalkan rasa senang dan meminimalkan rasa takut

    Rasa takut hanya membuat orang untuk berpikir lebih sempit. Sebaliknya, rasa senang akan mendorong perubahan yang lebih positif seperti menceritakan pengalaman dan merayakan kesuksesan sehingga terciptalah tempat kerja yang lebih inklusi.

 

Referensi:
https://ideal.com/diversity-and-inclusion/
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/kesetaraan-gender-merupakan-isu-prioritas/
https://pwc.blogs.com/ceoinsights/2015/06/five-reasons-why-diversity-and-inclusion-matter.html
https://www.cio.com/article/3262704/diversity-and-inclusion-8-best-practices-for-changing-your-culture.html