CONTOH KPI UNTUK STRATEGI PEMASARAN

Ketika perusahaan hendak meningkatkan kinerjanya secara keseluruhan, salah satu departemen yang secara langsung terkait dengan strategi perusahaan adalah Departemen Pemasaran (Marketing). Untuk memastikan bahwa mereka berkontribusi terhadap strategi yang telah ditetapkan, perusahaan perlu menetapkan Key Performance Indicators (KPI) yang relevan dan dapat mengukur kemajuan mereka.

Berikut beberapa contoh KPI yang dapat digunakan untuk memastikan pencapaian strategi pemasaran perusahaan:

# Web Traffic

Jika perusahaan memiliki website sebagai media marketing, web traffic adalah metrik yang wajib diukur. Web traffic mewakili jumlah pengunjung web atau situs. Untuk mengukur ini, perusahaan dapat menggunakan KPI seperti:

  • # Pengunjung situs dalam sehari
  • # Pengunjung toko online dalam sehari.

# Web retention rate.

Durasi pengunjung bertahan dalam situs perusahaan menunjukkan seberapa mereka tertarik dengan konten yang disajikan. Pada umumnya, pengunjung website akan bertahan lama jika mereka mendapati konten yang disajikan relevan bagi kebutuhan mereka. Di sisi lain, web retention rate juga dapat berkontribusi pada peningkatan conversion rate.

% Conversion Rate

Conversion rate digunakan untuk mengetahui seberapa banyak pengunjung yang kemudian berubah menjadi prospek. Pada umumnya, hal ini diketahui ketika mereka melakukan interaksi yang menguntungkan, seperti menambahkan barang ke keranjang, mengunjungi laman kontak, mengunjungi laman daftar harga, dan lain sebagainya. Mengukur conversion rate menjadi penting jika perusahaan hendak meningkatkan penjualan melalui web. Jika web traffic dan web retention meningkat, tetapi conversion rate menurun, kemungkinan besar konten Anda tidak dapat membuat mereka ingin membeli produk yang ditawarkan.

IDR Biaya per prospek

Setelah mendapat rasio trafik yang menjadi prospek, anda bisa mengukur biaya yang dibutuhkan untuk tiap prospek.

% Brand Recognition

Beberapa perusahaan menjalankan strategi yang bertujuan agar menjadi top of mindbrand yang pertama kali diingat ketika menyebutkan industri atau kategori produk tertentu. Untuk mendapatkan ukuran ini, perusahaan dapat menggunakan survei untuk membandingkan antara jumlah target pelanggan yang mengingat brand perusahaan Anda dengan total target pelanggan yang disurvei.

% Social Media Engagement

Jika menggunakan sosial media untuk meningkatkan customer relation, perusahaan dapat menggunakan metrik Social Media Engagement untuk mengukurnya. Engagement ini didapatkan dari berbagai interaksi antara media sosial perusahaan dengan beberapa hal, seperti: # likes, # komentar positif, # pesan Direct Message, # konten yang dibagikan, dan lain sebagainya. Perusahaan umumnya mendapatkan informasi % Social Media Engagement dengan membagi metrik engagement dengan jumlah impresi per konten.

# Net Promoter Score (NPS)

Pada umumnya, NPS digunakan untuk mengukur sejauh mana pelanggan yang ada akan merekomendasikan produk atau layanan perusahaan pada teman atau koleganya. Untuk menjaga relevansi, perusahaan dapat menggunakan informasi NPS dalam jangka waktu 30 hari terakhir, kemudian perlu di perbaharui setiap bulannya.

# Pelanggan baru

Untuk memastikan kemajuan bisnis, perusahaan memerlukan pelanggan baru. Departemen pemasaran dapat berkontribusi pada peningkatan jumlah pelanggan baru dengan menjalankan strategi pemasaran yang dapat menyasar target-target baru.

# Pelanggan tetap

Selain pelanggan baru, pelanggan tetap yang berulang kali membeli produk dapat menunjukkan seberapa perusahaan dapat memberikan nilai tambah yang berharga bagi pelanggan. Perusahaan dapat menghitung jumlah pelanggan tetap dengan mengukur frekuensi pelanggan yang melakukan transaksi dalam kurun waktu tertentu.

# Penjualan

Meski lebih tepat digunakan untuk departemen penjualan, metrik ini juga dapat diberikan pada departemen pemasaran karena secara tidak langsung terkait dengan strategi pemasaran. Jika kualitas produk baik (product), prospek yang dituju tepat (targeting), promosi produk konsisten (promotion), harga kompetitif (pricing), serta reputasi bisnis dinilai positif, maka akan berkontribusi pada jumlah penjualan.

Return of Investment (ROI) Pemasaran

Untuk menghitung dampak yang diberikan strategi pemasaran terhadap kenaikan pendapatan, perusahaan dapat menggunakan ROI. Dalam penerapannya, strategi pemasaran harus dikaitkan dengan pengeluaran, bukan sebagai investasi. Untuk menghitung ROI Pemasaran, perusahaan dapat mengukur nilai yang diberikan oleh pelanggan tetap dan brand.

 

Referensi:
https://www.executestrategy.net/blog/12-examples-of-kpis-for-marketing/
https://www.impactbnd.com/the-10-marketing-kpis-you-should-be-tracking
https://uhurunetwork.com/marketing-kpis-drive-performance/

CONTOH KPI UNTUK MENGUKUR KINERJA DEPARTEMEN SDM

Key Performance Indicator (KPI) Sumber Daya Manusia (SDM) adalah nilai yang dapat diukur yang digunakan oleh departemen SDM untuk melacak dan menentukan kemajuan mereka pada tujuan bisnis tertentu, serta membantu menentukan seberapa baik kinerja departemen SDM. Berikut adalah contoh KPI yang sering digunakan untuk mengukur kinerja departemen SDM:

 

KPI Kompensasi

  • % Biaya Tenaga Kerja:
    Angka ini didapatkan dengan cara membandingkan biaya tenaga kerja dengan semua biaya dapat diukur. Sederhananya, perusahaan dapat menghitung metrik ini dengan cara menjumlahkan semua gaji karyawan lalu membaginya dengan total biaya perusahaan dalam suatu periode tertentu.
  • # Salary Competitiveness Ratio (SCR):
    Digunakan untuk mengevaluasi daya saing opsi kompensasi. Dapat ditentukan dengan membagi gaji rata-rata perusahaan dengan gaji rata-rata yang ditawarkan dari pesaing industri Anda.
  • IDR Biaya Perawatan Kesehatan per Karyawan Saat Ini:
    Memberikan pemahaman tentang kelengkapan rencana perawatan kesehatan perusahaan. Dapat ditentukan dengan mengambil total harga biaya perawatan kesehatan dibagi dengan jumlah karyawan.
  • # Tingkat Produktivitas Karyawan:
    Membantu mengukur efisiensi tenaga kerja dari waktu ke waktu. Dapat ditentukan dengan mengambil total pendapatan perusahaan dan membaginya dengan jumlah total karyawan.
  • % Return on Investment (ROI):
    Sebagai sebuah organisasi, Anda ingin memastikan bahwa uang yang Anda investasikan untuk pelatihan karyawan Anda membuahkan hasil. Dapat didefinisikan sebagai laba per rupiah yang diinvestasikan dalam kompensasi / upah sosial.

KPI Employment 

  • #Tingkat Absensi:
    Memberikan perspektif tentang jumlah tenaga kerja dan produktivitas yang hilang karena sakit atau cuti tak terduga. Dapat ditentukan dengan jumlah total hari kerja yang hilang dibagi jumlah hari kerja yang tersedia dalam organisasi.
  • % Efektivitas Pelatihan:
    Membantu perusahaan memahami betapa nyamannya karyawan baru setelah pelatihan mereka. Biasanya ditentukan melalui survei pasca pelatihan.
  • IDR Biaya Pelatihan per Karyawan:
    Membantu mengukur jumlah biaya yang diinvestasikan dalam pelatihan karyawan baru.
  • % Tingkat Turnover Untuk Karyawan Berkinerja Tinggi:
    Metrik ini membantu menunjukkan keberhasilan upaya retensi dan membantu perencanaan untuk penggantian talent. Dapat ditentukan dengan membagi jumlah karyawan berkinerja tinggi yang keluar dalam satu tahun terakhir dengan total karyawan berkinerja tinggi yang diidentifikasi.

KPI Kinerja

  • % Calon Pekerja yang Memenuhi Kriteria Pekerjaan:
    Membantu dalam mengevaluasi efektivitas penempatan kerja dalam mencapai kandidat teratas.
  • % Tingkat Internal Referral Hires:
    Memungkinkan manajer untuk melihat nilai tambah ketika karyawan saat ini membantu untuk mengidentifikasi dan memperoleh talent.
  • # Kinerja Karyawan Baru:
    Kinerja karyawan baru dapat dibandingkan dengan karyawan lain. Biasanya dilakukan dengan mengevaluasi laporan kinerja.
  • % Promosi Rekrutan Internal vs Eksternal:
    Rasio ini mengukur berapa banyak orang yang sudah bekerja di perusahaan yang dipertimbangkan untuk promosi internal versus jumlah orang yang tertarik secara eksternal. Dapat sangat efektif ketika melihat perencanaan suksesi organisasi.
  • % Tingkat Promosi Internal:
    Promosi internal mengindikasikan retensi dan pertumbuhan yang sukses dari para karyawan terbaik. Dapat ditentukan dengan membagi jumlah individu yang dipromosikan dengan jumlah total karyawan.

 

Referensi:
https://www.google.com/amp/s/www.clearpointstrategy.com/human-capital-kpis-scorecard-measures/amp/?espv=1
https://www.executestrategy.net/blog/12-examples-kpis-hr-teams/

CONTOH KPI UNTUK MENGUKUR KINERJA DEPARTEMEN KEUANGAN

KPI (Key Performance Indicator) keuangan adalah nilai yang dapat diukur yang digunakan oleh departemen keuangan untuk melacak dan menentukan kemajuan mereka pada tujuan bisnis tertentu serta membantu menentukan seberapa baik kinerja departemen keuangan. Sebagian besar perusahaan membagi KPI keuangan mereka menjadi lima kategori: laba, pendapatan, pengeluaran, efisiensi, dan modal. Di bawah ini kami uraikan beberapa contoh KPI keuangan yang dapat Anda pertimbangkan untuk mengukur setiap kategori.

 

Laba

Membantu Anda memahami seberapa baik kinerja bisnis Anda dalam hal profitabilitas. Ini dapat membantu Anda mengukur secara internal dan eksternal serta membantu Anda menetapkan target pertumbuhan dari waktu ke waktu.

  • IDR Laba bersih (pendapatan dikurangi biaya).
  • IDR EBITDA (Earnings Before Interest, Tax, Depreciation, and Amortization).
  • % Return on Equity (ROE). Mengukur laba bersih Anda terhadap setiap unit ekuitas pemegang saham. Pengembalian rasio ekuitas tidak hanya memberikan ukuran profitabilitas organisasi Anda, tetapi juga efisiensinya.

 

Pendapatan

Anda perlu memiliki kebijakan dan formula untuk mengukur pendapatan dari manajemen, penjualan hingga keuangan, karena banyak orang mendapat kompensasi dari pendapatan. Bergantung pada lini bisnis Anda, ada berbagai metrik pendapatan untuk dipertimbangkan:

  • IDR Penjualan bulanan, tahunan atau kuartalan.
  • IDR Pendapatan bersih (pendapatan dikurangi produk retur atau produk yang rusak, tergantung pada apakah Anda akan melalui distributor atau pengecer).
  • IDR Pendapatan per pelanggan. Berapa banyak pendapatan kotor yang Anda hasilkan per pelanggan berdasarkan apa yang mereka bayar dan berapa lama langganan biasanya berlangsung.

 

Biaya

Pastikan perusahaan Anda memiliki definisi biaya yang diterima secara internal. Ini sangat penting karena kerumitan kode pajak. Berbagai entitas perpajakan memberikan kebijakan dan insentif untuk mendorong depresiasi atau repatriasi uang, yang dapat mengubah rumus Anda untuk biaya.

  • IDR Harga pokok penjualan (biaya langsung untuk membuat produk).
  • IDR Overhead sebagai biaya. Berapa persen dari bisnis yang tidak terkait langsung dengan pendapatan? Ini sangat penting untuk melihat apakah organisasi nonprofit beroperasi secara efisien.
  • IDR tunai vs akrual.

 

Efisiensi

Saatnya untuk mulai mengukur efisiensi bisnis Anda dan mencoba mencari peluang untuk meningkatkan profitabilitas dan stabilitas secara keseluruhan.

  • % Tingkat turnover Mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan dari asetnya dengan membandingkan penjualan bersih dengan total aset rata-rata.
  • % Tingkat pertumbuhan pendapatan. Membantu memastikan bisnis Anda terus bertumbuh pada tingkat target yang diukur dengan persentase dalam bulanan atau tahunan.
  • # Siklus konversi uang tunai. Mengukur waktu yang diperlukan untuk mengonversi investasi dalam inventaris menjadi uang tunai. Ini memberi Anda pemahaman tentang berapa lama uang tunai terikat dalam persediaan sebelum persediaan dijual dan uang tunai dikumpulkan dari pelanggan.

 

Modal

Dalam bisnis insentif modal seperti pabrik atau pusat data, ada tiga langkah penting yang mungkin ingin Anda lihat:

  • Tergantung pada bisnis Anda, KPI keuangan ini mungkin merupakan rasio hutang terhadap arus kas atau rasio hutang terhadap pendapatan.
  • % Return on Invested Capital (ROIC). Ukuran ini melihat jenis pengembalian apa yang Anda dapatkan untuk berinvestasi di lini manufaktur baru, pusat distribusi, call center, dll. Anda harus dapat melacak pengurangan atau biaya lainnya (seperti waktu distribusi, jarak tempuh, waktu penahanan gudang) untuk menciptakan laba atas ukuran modal yang diinvestasikan.
  • IDR Biaya modal. Ini adalah biaya pinjaman Anda dan ROIC Anda harus selalu lebih tinggi daripada biaya modal Anda.

 

Referensi:
https://www.clearpointstrategy.com/financial-kpis-selecting-right-metrics/amp/
https://www.executestrategy.net/blog/financial-kpis/

MENGUKUR KINERJA ORGANISASI DENGAN
KEY PERFORMANCE INDICATOR

Pada umumnya, setiap organisasi memiliki sasaran jangka panjang yang ingin dicapai yang biasanya disebut dengan visi. Untuk mencapainya, organisasi merumuskan langkah-langkah strategis dan menjalankan proses bisnis yang relevan dengan pencapaian visi tersebut. Bagaimana pun juga, proses bisnis dan langkah strategis yang sudah ditentukan oleh organisasi, harus dapat diukur dan dipantau perkembangan dan pelaksanaannya agar tidak terjadi penyimpangan.

Key Performance Indicator (KPI) adalah suatu pengukuran yang bersifat kuantitatif dan berfokus kepada faktor-faktor kunci penentu keberhasilan dari suatu organisasi (Critical Success Factor/CSF).  Di sisi lain, KPI juga memberikan informasi penting yang diperlukan untuk menentukan dan menjelaskan bagaimana proses bisnis bisa berlangsung dari waktu ke waktu. Sebagai ukuran indikator kunci, KPI mengarahkan segenap komponen organisasi baik secara kolektif maupun individu untuk berfokus pada aktivitas-aktivitas kunci yang memiliki dampak signifikan terhadap pencapaian tujuan. KPI juga memberikan informasi yang lebih objektif dan terstruktur mengenai sejauh mana organisasi mampu mewujudkan target yang telah ditetapkan dan mengambil langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan performa organisasi dengan lebih baik lagi.

Di samping hal tersebut, KPI juga digunakan untuk:
  • Mengevaluasi kinerja setiap karyawan secara lebih objektif dan teratur, sehingga mengurangi tingkat subjektivitas yang sering terjadi dalam proses penilaian kinerja karyawan.
  • Menyediakan umpan balik (feedback) bagi setiap karyawan, sehingga mampu mendorong kinerja karyawan ke arah yang lebih baik karena umpan balik merupakan salah satu faktor penting yang dapat memacu seseorang untuk menjadi lebih baik.
  • Menciptakan proses pembinaan karyawan secara lebih transparan dan sistematis.
  • Digunakan sebagai dasar career planning dengan memberikan pelatihan yang tepat.
BACA JUGA: INDIVIDUAL PERFORMANCE INDICATORS

Penyusunan KPI sendiri dapat mengacu kepada dua subjek, yaitu KPI yang bersifat operasional atau teknis, yang mengacu kepada job description setiap jabatan dan KPI yang bersifat strategis yang disusun berdasarkan inisiatif strategi organisasi. Baik KPI yang bersifat operasional dan strategis, harus memenuhi kriteria SMART, yakni:

  • Specific, artinya detail dan fokus. Sehingga penyusunan KPI harus mengerucut dan menggambarkan apa yang ingin diraih.
  • Measurable, artinya terukur. Sasaran kinerja yang disusun harus dapat diukur dengan satuan ukuran seperti rupiah, volume, atau angka nominal.
  • Achievable, artinya realistis dan dapat dicapai. Karenanya, penyusunan KPI harus sesuai dengan kondisi organisasi.
  • Relevant, artinya berkaitan dengan tugas pokok dan pekerjaan keseharian. Dengan demikian, KPI yang ditetapkan menjadi lebih tajam bagi peningkatan kinerja bisnis secara keseluruhan.
  • Time, artinya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai target penyelesaian penilaian dengan KPI memiliki target waktu yang jelas.

Dengan menerapkan ukuran indikator-indikator kunci pada proses bisnis dan inisiatif strategi inilah, setiap organisasi dapat memonitor kinerjanya secara obyektif dan memfokuskan dirinya untuk mencapai sasaran kunci yang memiliki dampak pada pertumbuhan dan pencapaian tujuan yang ditetapkan.

“Tidak ada KPI yang salah, targetnya yang berdosa.” – Ferry Wirawan Tedja