TUJUH TINGKAT INISIATIF ATAU PEMBERDAYAAN DIRI

Dalam kaitannya dengan mengelola atasan, sering kali bawahan merasa tidak berdaya dalam memengaruhi atasan mereka sehingga mereka memilih untuk bersikap pasif dan tidak mengambil inisiatif dalam memberikan pelayanan kepada Pelanggan Utama mereka, yaitu Atasannya. Bersikap hanya menunggu instruksi, apalagi dengan sikap hati sangat pasif dan tidak peduli dengan umpan balik, akan membuat bawahan semakin tidak memiliki kendali atau pengaruh atas hubungannya dengan atasan. Stephen Covey dalam bukunya The 8th Habit, menyatakan bahwa ada tujuh tahapan bagi individu yang proaktif dengan tujuan meningkatkan lingkaran pengaruh mereka dan mempersempit lingkaran kepedulian.

Berikut tujuh tahapan inisiatif atau pemberdayaan diri menurut Stephen Covey:

  1. Menunggu Sampai Diperintahkan

    Dalam hal berkaitan dengan pekerjaan yang berada di luar pengaruh, kita pada dasarnya hanya perlu menunggu. Kita tidak mau melakukan pekerjaan orang lain. Kita tidak ingin membuat rekomendasi mengenai hal-hal yang berada di luar lingkaran pengaruh kita. Anda tidak lagi menghabiskan energi Anda pada hal-hal yang sama sekali tidak dapat dilakukan. Kalau kondisi ini terus berlangsung, Covey menyatakan bahwa kita bisa terkena penyakit lima kanker emosional yang terus menyebar dan menular, yaitu MENGKRITIK, MENGELUH, MEMBANDING-BANDINGKAN, BERSAING, dan MENENTANG. Kita bisa kehilangan integritas dasar kita yang mendalam dan berusaha mencari aman dari sumber-sumber di luar diri kita.

  1. Bertanya

    Akan sangat masuk akal dan logis untuk mengajukan pertanyaan mengenai sesuatu yang berada di dalam job description, tetapi berada di luar pengaruh kita. Karena hal itu ada di luar lingkaran pengaruh, kita tidak dapat berbuat banyak terhadapnya. Tetapi, karena hal itu berpengaruh terhadap pekerjaan, banyak orang menganggap bahwa boleh-boleh saja untuk saling tidak bertanya. Jika pertanyaannya cerdas dan merupakan hasil analisis yang menyeluruh serta pemikiran yang cermat, maka hal itu mungkin dapat amat mengesankan dan bisa memperluas lingkaran pengaruh kita.

  1. Membuat Rekomendasi

    Sebuah gambaran menarik mengenai tingkat inisiatif dan pemberdayaan diri ketiga ini ditemukan dalam doktrin yang dipakai militer, yaitu Hasil Kerja Staf Lengkap.

    Lima langkah dasar doktrin ini adalah:

    • Menganalisis masalah
    • Menyusun alternatif dan solusi yang direkomendasikan
    • Menyusun langkah-langkah yang direkomendasikan untuk melaksanakan solusi
    • Memasukkan pula wawasan mengenai semua realitas yang ada (politik, sosial, kemampuan ekonomi, dan lain-lain.)
    • Membuat rekomendasi yang hanya membutuhkan satu tanda tangan persetujuan.
  1. “Saya bermaksud untuk…”

    Termasuk tingkat inisiatif yang lebih tinggi daripada membuat rekomendasi. Orang tersebut telah melakukan pekerjaan analisis yang lebih banyak, sampai dia benar-benar siap untuk melaksanakan tindakan tersebut jika disetujui. Dia merasa memiliki solusinya dan siap untuk mengatasi masalah tersebut.

  1. Melakukan dan Langsung Melaporkannya

    Walau Melakukan dan Langsung Melaporkannya berada pada batas luar lingkaran pengaruh seseorang, hal tersebut berada di dalam pekerjaannya. Kita langsung melapor karena orang lain perlu tahu. Hal ini memungkinkan orang lain untuk melihat apakah segalanya sudah dilakukan secara tepat dan tersedia cukup waktu bagi perbaikan bila diperlukan. Hal itu juga memberikan informasi yang diperlukan oleh orang lain sebelum mereka bisa membuat keputusan selanjutnya dan mengambil langkah-langkah tindak lanjut.

  1. Melakukan dan Melaporkannya secara Berkala

    Tindakan inisiatif ini berkaitan dengan tindakan-tindakan yang bisa merupakan bagian dari evaluasi diri yang bisa dilakukan dalam kunjungan evaluasi kinerja atau laporan resmi sehingga informasi tersebut bisa dikomunikasikan dan dipergunakan oleh orang lain. Jika melapor secara berkala, maka kita melakukan hal yang jelas berada di dalam deskripsi pekerjaan dan di dalam lingkaran pengaruh.

  1. Melakukannya

    Jika ada hal yang terletak tepat di tengah-tengah lingkaran pengaruh dan merupakan inti dari deskripsi pekerjaan, maka kita tinggal melakukannya. Jika kita yakin bahwa kita benar dan bahwa tindakan tersebut tidak jauh dari lingkaran pengaruh kita, langkah yang terbaik adalah Melakukannya.

Dalam membangun efektivitas pribadi kita di mata atasan, sejauh mana kita bisa memasukkan hubungan ini ke dalam lingkaran pengaruh kita? Kalau banyak hal yang menyangkut hubungan kita dengan atasan ada di luar lingkaran pengaruh kita, maka kita akan merasa tidak berdaya dalam mengelola hubungan ini. Dengan membiasakan diri untuk melakukan klarifikasi dan konfirmasi atas instruksi yang diterima, kita membangun kepercayaan diri bahwa kita sanggup melaksanakannya dan memberikan umpan balik apa pun hasilnya. Kita bisa membangun keberdayaan dan tidak lagi pasif dalam menanggapi hubungan kerja yang kita miliki dengan atasan.

 

Referensi:

Tedja, Ferry Wirawan. 2018. Managing Your Boss. Bandung: Prestasindo Mediaswara

Recommended Posts