Dengan perkembangan pesat era globalisasi dan tumbuhnya masyarakat yang knowledge-based, menuntut perusahaan untuk terus belajar dan memberikan pelatihan sesuai dengan perkembangan zaman. Learning organization atau organisasi pembelajar adalah organisasi yang mampu membuat, memperoleh, dan mentransfer pengetahuan, serta mengubah perilakunya untuk mencerminkan pengetahuan dan wawasan baru. Pengembangan learning organization yang dilakukan oleh departemen Human Resource Development (HRD) memiliki 6 fitur utama dalam sebuah learning organization, yaitu:
- Pembelajaran dan pengembangan yang berkelanjutan. Karyawan berbagi pembelajaran satu sama lain dan menggunakan pekerjaan sebagai basis untuk mengaplikasikan dan membuat pengetahuan.
- Generasi berpengetahuan dan berbagi pengetahuan. Sistem dikembangkan untuk membuat, menangkap, dan membagi pengetahuan.
- Perubahan yang sistematis. Karyawan didorong untuk berpikir dengan cara baru, seperti hubungan, umpan balik, dan uji asumsi.
- Budaya belajar. Belajar didukung, dipromosikan, dan diberikan penghargaan oleh manajer dan petinggi perusahaan.
- Dorongan untuk fleksibel dan bereksperimen. Karyawan bebas untuk mengambil risiko, berinovasi, mengeksplorasi ide baru, mencoba proses baru, serta mengembangkan produk dan pelayanan baru.
- Menghargai karyawan. Sistem dan lingkungan fokus untuk memastikan pengembangan dan kesejahteraan setiap karyawan.
Partisipasi dalam pembelajaran dan pengembangan sumber daya manusia terkendala banyak aspek situasional, seperti hubungan kekuasaan, status, dan keterikatan pada kebiasaan lama.
Karena itu, diperlukan langkah-langkah untuk membangun kapasitas perusahaan untuk pembelajaran seperti berikut ini:
- Mentransformasi gambaran individu dan organisasi tentang pembelajaran
- Membuat rekanan berbasis pengetahuan
- Mengembangkan dan memperluas aktivitas pembelajaran dalam tim
- Mengubah peran dari manajer
- Mendorong eksperimen dan pengambilan risiko
- Membuat struktur, sistem, dan waktu pembelajaran
- Membangun kesempatan dan mekanisme untuk menyebarluaskan pembelajaran
- Memberdayakan karyawan
- Mendorong keluar informasi dari organisasi ke pihak luar (pelanggan, vendor, supplier, dll.)
- Mengembangkan cara berpikir sistematis
- Menciptakan budaya pengembangan berkelanjutan
- Mengembangkan visi yang kuat untuk keunggulan organisasi dan pemenuhan individu
- Mengurangi birokrasi
Untuk menjadi sebuah learning organization yang sukses, perusahaan perlu penekanan lebih pada pelatihan dan mengubah sistem manajemen sumber daya manusia untuk mendukung pembelajaran dengan tiga pendekatan dalam pelatihan dan pengembangan, antara lain:
- Terfragmentasi. Pelatihan dan pengembangan lebih menjadi hal yang periferal daripada intrinsik bagi organisasi. Pelatihan tidak terhubung pada tujuan organisasi dan ditawarkan oleh departemen pelatihan dalam organisasi.
- Terformalisasi. Pelatihan terhubung pada sistem organisasi yang memastikan bahwa aktivitas pelatihan dilaksanakan dengan beberapa keteraturan. Kebutuhan pelatihan individu diidentifikasi melalui wawancara penilaian dan manajer kemudian mengarahkan mereka pada pelatihan sesuai kebutuhannya.
- Terfokus. Pelatihan dan pengembangan menjadi hal yang intrinsik bagi organisasi. Pelatihan dan pengembangan didorong oleh tujuan strategis organisasi dan kebutuhan individu.
Dalam sebuah penelitian tentang peran HRD dalam pengembangan learning organization di Lithuania, ditemukan hanya 32,43% dari 37 perusahan di Lithuania yang sudah mulai menanamkan konsep learning organization dan kebanyakan perusahaan tersebut menggunakan pendekatan terformalisasi pada pelatihan dan pengembangan. Melihat kondisi ini, mengembangkan perusahaan menjadi learning organization masih perlu digiatkan dan dikembangkan lebih banyak untuk menghadapi tantangan di era yang semakin maju.
Referensi:
Kumpikaite, Vilmante (2008). Human Resource Development in Learning Organization, Journal of Business Economics and Management, 9:1, 25-31
https://hbr.org/1993/07/building-a-learning-organization