KARAKTERISTIK DAN KUALITAS PERSONAL PENGIKUT TELADAN YANG DIHARAPKAN OLEH PEMIMPIN

Pengikut teladan percaya bahwa kontribusi mereka adalah sangat penting, bahkan sangat mendasar bagi perusahaan. Ini bukan suatu kesombongan, tetapi lahir dari konsep diri yang positif yaitu cara memandang diri yang positif dan seimbang dalam melihat kelebihan dan kelemahan dirinya. Organisasi tidak akan ada seperti sekarang ini, kalau tidak ada campur tangan mereka. Namun tidak berarti perusahaan harus memberikan penghormatan yang bagaimana karena imbal jasa sudah mereka terima setiap periode tertentu (upah).

Berikut karakteristik dan kualitas personal pengikut teladan yang diharapkan oleh pemimpin:

  1. High Self-esteem (Harga Diri yang Tinggi)
    Bawahan yang percaya diri dan yakin pada kemampuan dirinya secara sehat akan memberikan keleluasaan kepada atasan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya secara terbuka tanpa takut menyinggung perasaan anak buahnya. Semakin atasan merasa mudah untuk mengekspresikan dirinya, semakin banyak kesempatannya untuk mendapatkan ide-ide yang brilian ketika berhubungan dengan bawahan yang percaya diri ini. Pengalaman yang positif ini membuat atasan ingin mengulangi dan berhubungan semakin intensif untuk menghasilkan karya yang lebih baik dan lebih baik lagi.

  1. Intelligence (Kepandaian)
    Kepandaian ini sangat penting terutama dalam menerima informasi, menerjemahkan, dan membuatnya sesuai dengan harapan atasan. Bawahan yang pandai juga akan sangat mampu mengeksekusi suatu instruksi dan memberikan umpan balik yang cenderung berbuah keberhasilan. Bawahan yang pintar akan melakukan inisiatif-inisiatif yang diperlukan, bahkan ketika instruksi itu tidak terlalu jelas sekalipun.

  1. Enthusiasm (Antusiasme)
    Rahasia keberhasilan yang sering tersembunyi dan tidak diketahui oleh orang adalah antusiasme! Dale Carnegie menceritakan tentang perjuangannya menjadi seorang salesman yang ditempatkan di daerah yang sangat minus (terburuk dari peringkat penjualannya), dalam waktu empat tahun mengubah tempat itu menjadi nomor satu. Hal ini didapatkan dengan cara antusias yang tinggi. Kondisi seberat apa pun akan bisa ditaklukkan dengan jalan senantiasa antusias dan bergairah tentang apa yang sedang kita kerjakan.

  1. Strong Communication Skills (Keterampilan Berkomunikasi yang Tinggi)
    Kemampuan komunikasi yang penting dimiliki oleh seorang bawahan adalah dengan memberikan umpan balik setelah melaksanakan tindakan berdasarkan instruksi atasannya. Lakukan klarifikasi dan konfirmasi atas setiap perintah atasan sehingga tidak terjadi kesalahpahaman. Banyak orang meremehkan keterampilan berkomunikasi ini dan tidak sadar bahwa miskomunikasi sering kali menimbulkan kesalahpahaman dan bahkan ketidakpercayaan satu dengan yang lain, sementara dasar dari semua hubungan termasuk hubungan kerja adalah kepercayaan.

  1. Initiative (Inisiatif)
    Inisiatif adalah bentuk kepercayaan diri yang tinggi dari bawahan ketika dirinya dipercaya lebih banyak dari atasannya. Ketika atasan mempercayai bawahannya, sering kali timbul harapan dari atasan bahwa bawahan bisa melakukan suatu tindakan tanpa perlu mengonsultasikan hal itu kepadanya.

  1. Energy (Energi atau Motivasi)
    Bawahan yang menampilkan energi yang tinggi akan membuat atasan dan rekan kerjanya juga termotivasi untuk bekerja. Energi menjadi salah satu nilai penting dalam perusahaan General Electric, di mana Jack Welch menginginkan semua karyawan tanpa kecuali, dinilai dan diperbandingkan dengan rekan lainnya. Karena energi dipandang sebagai suatu nilai penting yang harus ditampilkan oleh karyawan dalam kegiatan pekerjaannya sehari-hari.

  1. Courage (Keberanian)
    Karyawan yang unggul adalah karyawan yang berani melakukan tindakan yang harus dilakukan. Keberanian muncul ketika seseorang memiliki kepercayaan diri. Jack Welch mengenali pentingnya kepercayaan diri karena tanpa kepercayaan diri, tidak akan ada produktivitas. Seorang karyawan yang paham dengan uraian kerjanya, tanggung jawab, dan wewenangnya, akan memiliki keberanian untuk bertindak sesuai dengan tugas dan wewenangnya.

  1. Political Astuteness (Kecerdikan Politis)
    Seorang bawahan yang diinginkan atasan adalah mampu bersikap dan bertindak dalam konteks politik kerja secara elegan. Kadang ketika sumber daya terbatas dan ada tarikan-tarikan dalam organisasi untuk mendapatkannya, maka sebuah situasi politik tidak akan terhindarkan. Selalu ada politik dalam kantor, namun bukan berarti segala sesuatu dipolitisir untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Bersikap cerdik dalam sebuah situasi adalah sangat penting, namun juga penting untuk memiliki ketulusan dalam motivasi kita.

  1. Cooperation (Kerja Sama)
    Menjadi harapan dari atasan adalah kerja sama dengan bawahan. Percuma memiliki bawahan yang pintar dan terampil, tetapi tidak bisa kerja sama. Kerja sama adalah kualitas personal bawahan yang penting dan bahkan bisa dikatakan mutlak.

  1. Loyalty (Kesetiaan)
    Kesetiaan adalah kualitas yang semakin hari semakin langka di muka bumi ini, namun tidak ada salahnya kesetiaan masih kita taruh dalam kualitas pengikut yang diinginkan. Banyak program dan aktivitas kerja tidak bisa dilaksanakan karena orang yang mengerjakannya sudah pindah kerja di tempat yang lain.

Referensi:

Tedja, Ferry Wirawan. 2018. Managing Your Boss. Bandung: Prestasindo Mediaswara

Recommended Posts