Soft skills adalah kemampuan personal dan interpersonal seseorang di luar kemampuan teknis, seperti keterampilan untuk berinteraksi secara individu, keterampilan sosial, komunikasi, dsb., yang dapat mendukung kinerja seseorang dan prospek karirnya. Soft skills merupakan kemampuan yang sudah melekat pada diri seseorang, tetapi dapat dikembangkan dengan maksimal dan dibutuhkan dalam dunia pekerjaan sebagai pelengkap dari kemampuan teknis / hard skills. Keberadaan antara hard skills. dan soft skills sebaiknya seimbang, seiring dan sejalan.
Secara garis besar soft skills dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu:
- Keterampilan Intrapersonal meliputi:
- Self-awareness
Kepercayaan diri, penilaian diri, karakteristik dan sifat, serta pengendalian emosi
- Self-skill
Peningkatan diri, kontrol diri, penyelesaian masalah, tingkat kepercayaan, tingkat kelayakan, manajemen waktu, keproaktifan dan hati nurani
- Self-awareness
- Keterampilan interpersonal meliputi:
- Social awareness
Kesadaran politik, mengembangkan orang lain, menjunjung dan meningkatkan keragaman, berorientasi pada layanan, serta empati
- Social skill
Kepemimpinan, keterampilan memberi pengaruh, komunikasi, keterampilan beradaptasi, manajemen konflik, kerja sama, kerja tim, serta keterampilan bersinergi dan berorganisasi.
- Social awareness
Pentingnya penerapan soft skills telah dirasakan oleh banyak perusahaan. Hasil sebuah laporan oleh the International Association of Administrative Professionals, OfficeTeam dan HR.com menunjukkan bahwa 67% manajer SDM mengatakan mereka akan merekrut seorang kandidat dengan soft skills yang kuat bahkan jika kemampuan teknisnya (hard skills) kurang, sementara hanya 9% yang akan mempekerjakan seseorang dengan kredensial teknis yang kuat tetapi soft skills lemah.
Beberapa keuntungan yang akan diperoleh perusahaan melalui soft skills antara lain:
- Peningkatkan angka keberhasilan jangka panjang
Stanford Research Institute International dan Carnegie Mellon Foundation menemukan bahwa 75% dari kesuksesan kerja jangka panjang seorang pekerja tergantung pada penguasaan soft skills dan hanya 25% pada keterampilan teknis (hard skills).
- Peningkatan performa
Para peneliti Harvard University, Boston University, dan University of Michigan’s Ross School of Business menemukan bahwa pekerja dengan pelatihan keterampilan lunak 12% lebih produktif daripada mereka yang tidak memilikinya.
- Peningkatan produktivitas pekerja
Berdasarkan survei Hay Group, manajer yang menggabungkan berbagai soft skills dalam kepemimpinan mereka dapat meningkatkan kinerja tim mereka sebanyak 30 persen
Berdasarkan survei yang dilakukan kepada para perekrut SDM profesional, soft skills para pekerja dirasa telah memburuk dalam lima tahun terakhir. Adanya digitalisasi menyebabkan soft skills para pekerja menurun, terutama pada generasi Milenial dan generasi berikutnya. Sebagai contoh, turunnya keterampilan komunikasi saat ini disebabkan karena adanya aplikasi chatting yang digunakan oleh para pekerja sehari-hari, bahkan ketika mereka duduk bersebelahan! Oleh sebab itu, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi SDM, yaitu untuk mengidentifikasi dan merekrut pekerja dengan soft skills yang dibutuhkan dan mengembangkan soft skills para pekerja dalam suatu perusahaan.
Referensi:
https://elearningindustry.com/soft-skills-in-the-workplace-develop-train
https://www.forbes.com/sites/janbruce/2017/03/10/why-soft-skills-matter-and-the-top-3-you-need/#492b751176f3</span
https://elearningindustry.com/soft-skills-in-the-workplace-develop-train</span