Perusahaan konvensional merupakan perusahaan yang menganut budaya tradisional dalam menjalankan proses bisnis. Sedangkan perusahaan start-up merupakan perusahaan yang baru beroperasi dan masih berada pada fase pengembangan untuk menemukan pasar dan mengembangkan produk.
Alcatel-Lucent Enterprise menjabarkan tiga perbedaan antara start-up dan perusahaan konvensional dilihat dari:
Pola Pikir dan Tujuan
Menurut Steve Blank, seorang pakar start-up Silicon Valley, start-up merupakan perusahaan yang dibangun dengan tujuan untuk berkembang menjadi sangat besar dan menjadi pemimpin pada industri tersebut. Perusahaan akan melakukan berbagai cara untuk berinovasi serta meraih pertumbuhan yang cepat. Sedangkan perusahaan konvensional berfokus pada profit serta perkembangan yang lambat namun pasti.
Cara Pendanaan
Perusahaan konvensional berjalan dengan mengandalkan profit dari hasil keuntungan usahanya. Sedangkan start-up karena memiliki tujuan untuk menjadi pemimpin industri dalam waktu cepat, maka membutuhkan modal yang besar di fase awal pembangunan bisnis yang biasanya diperoleh dari venture capital.
Ritme Kerja Karyawan
Karyawan start-up dituntut untuk selalu berkembang, dan bekerja secara lebih cepat. Hal ini dikarenakan banyaknya pekerjaan dan proyek yang harus dipelajari dan diselesaikan dalam waktu yang cepat. Sedangkan, pada perusahaan konvensional biasanya setiap pekerjaan telah diplot dengan baik sehingga pekerjaan yang harus diselesaikan pun cenderung lebih mudah ditebak.
Dari karakteristik kedua model perusahaan, perusahaan konvensional dan start-up memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kelebihan perusahaan konvensional adalah struktur perusahaan lebih tertata dan disiplin karena memiliki hierarki yang panjang. Selain itu, karyawan yang bekerja di perusahaan konvensional memiliki tugas atau tanggung jawab yang jelas dan gaji yang diberikan cenderung stabil. Di sisi lain, panjangnya hierarki menyebabkan arus komunikasi lebih tertutup sehingga sering kali terjadi miss communication dari atasan ke bawahan. Perusahaan jenis ini biasanya cenderung menghindari risiko agar perusahaan tetap dalam area yang aman, namun terjebak dalam status quo sehingga kehilangan kesempatan untuk berkembang.
Berbanding terbalik dengan start-up, perusahaan jenis ini tidak memiliki hierarki yang panjang sehingga komunikasi lebih terbuka dan potensi miskomunikasi yang lebih kecil. Selain itu, start-up mampu memberikan fleksibilitas pada jam kerja maupun lokasi pengerjaan tugas yang berpotensi pada peningkatan kepuasan dan retensi karyawan. Start-up merupakan perusahaan yang tidak takut gagal dan mampu merespon perubahan dengan tanggap yang berdampak pada proses inovasi yang cepat. Namun, perlu digarisbawahi bahwa start-up merupakan perusahaan yang cenderung belum stabil. Menurut Exploding Topics (2022), lebih dari 90% perusahaan start-up gagal dalam di tahun pertamanya. Selain itu, perusahaan harus memastikan bahwa karyawan mampu melakukan multitasking pekerjaan karena start-up menganut budaya multiple hats, yaitu setiap karyawan memiliki lebih dari satu peran atau tanggung jawab yang mungkin memberatkan karyawan.
Dari segi karakteristik, kelebihan, serta kelemahan kedua tipe perusahaan tersebut, karyawan dapat melihat perusahaan tipe apa yang cocok untuk pengembangan karier mereka. Berikut beberapa karakteristik karyawan yang lebih cocok bekerja di perusahaan start-up:
- Ingin mempelajari hal-hal baru
- Ingin memperluas pengalaman bekerja
- Lebih menyukai bekerja dengan tim yang lebih kecil
- Tertarik dengan teknologi terbaru
- Ingin jam kerja yang fleksibel
- Berani mengambil risiko
Sebaliknya, berikut beberapa karakteristik karyawan yang cocok bekerja pada perusahaan konvensional:
- Lebih menyukai peran dan tanggung jawab yang jelas
- Ingin mendapat bimbingan dari pemimpin.
- Ingin memiliki keterampilan khusus (spesialis) di bidang tertentu
- Lebih menyukai mengerjakan proyek besar jangka panjang daripada proyek jangka pendek
Bekerja di perusahaan yang tepat menjadi salah satu kunci kesuksesan karier yang diimpikan oleh karyawan. Untuk itu, karyawan perlu mengetahui seperti apa gaya kerja serta budaya yang mereka inginkan dan menyesuaikannya dengan karakteristik start-up dan perusahaan konvensional. Jika karyawan mencari stabilitas, spesialisasi, dan bimbingan, pilihlah perusahaan konvensional. Di sisi lain, jika karyawan mencari sesuatu yang baru dan menarik dengan banyak pengalaman, pilihlah pekerjaan di dunia start-up.
(BACA JUGA: BUDAYA START-UP UNTUK MENARIK TALENTA)
Referensi:
https://angel.co/blog/startup-vs-corporate
https://glints.com/id/lowongan/plus-minus-bekerja-di-startup/#.YosJ3qhByK9
https://builtin.com/company-culture/startup-culture
https://www.techtarget.com/searchcio/definition/startup-culture
https://startup.siliconindia.com/startup_talks/differences-between-traditional-business-and-startups-nwid-16525.html
https://explodingtopics.com/blog/startup-failure-stats