Setelah menyelesaikan sesi wawancara, biasanya terdapat jeda waktu hingga perusahaan memberikan keputusan kepada kandidat. Dalam rentang waktu inilah biasanya kandidat akan merasa stres. Tidak jarang pula muncul pemikiran, seperti “Apakah saya akan di-ghosting?” “Apakah tadi jawaban saya sudah sesuai dengan kemauan perusahaan?” “Berapa lama ya saya harus menunggu untuk menindaklanjuti hasil wawancaraku?” “Apakah saya harus mencari pekerjaan lain?”
Sering kali antara kandidat dan perekrut tidak memiliki tingkat urgensi yang sama sehingga menyebabkan ketidakpastian selama jeda waktu menunggu. Ketika kandidat hanya memikirkan diterima atau tidak, di waktu yang sama perekrut juga memiliki agenda pekerjaan yang harus dipenuhi. Hal ini bisa menjadikan diri kita “kontraproduktif”, termasuk meragukan kemampuan diri, calon perusahaan menganggap kita sebagai sosok yang putus asa, dan yang terburuk adalah berhenti mencari pekerjaan lain. John Sullivan, seorang profesor manajemen di San Francisco State University, menyampaikan bahwa ada beberapa tindakan yang bisa segera dilakukan kandidat setelah wawancara untuk mencitrakan keunggulan:
- Mengucapkan terima kasih
Tugas yang harus segera dilakukan setelah wawancara adalah berterima kasih. Sampaikan rasa terima kasih ini kepada semua orang yang telah meluangkan waktunya untuk berbicara dengan Anda. Pastikan isi pesan menyatakan bahwa Anda sangat menghargai waktu yang sudah diberikan dan mendapatkan hal yang positif dan berharga selama proses wawancara tersebut. Jika tidak memiliki informasi kontak pewawancara, Anda dapat menyampaikan rasa terima kasih melalui perantara tentang betapa Anda menghargai waktu mereka dan pewawancara. Selain itu, Anda juga dapat menggunakan LinkedIn untuk menghubungi dan mengirimi pesan terima kasih kepada pewawancara.
- Mengirim material follow-up
Selain ucapan terima kasih, Anda dapat mengirimkan materi pendukung, termasuk contoh pekerjaan yang mungkin sempat disinggung dalam wawancara. Mengirim informasi tambahan dapat mempengaruhi keputusan perusahaan. Sejalan dengan itu, Anda juga dapat mengirimkan artikel berita yang relevan dengan organisasi. Bisa jadi tentang teknologi yang sedang dipertimbangkan untuk diadopsi oleh perusahaan, bagaimana pandemi memengaruhi bisnis mereka, atau tren relevan lainnya. Dengan melakukan itu, Anda secara halus mengatakan, “Saya mengerti kebutuhan Anda dan bersemangat akan pekerjaan ini.”
- Menahan godaan untuk menjawab ulang pertanyaan wawancara
Wajar untuk memikirkan kesalahan dan pertanyaan yang tidak dijawab dengan baik setelah wawancara. Meskipun tergoda untuk meluruskan dan menjawab kembali pertanyaan tersebut, sebaiknya Anda menahan diri. Meskipun tanggapan Anda mungkin memberikan informasi yang berguna bagi calon perusahaan, Anda mungkin akan terdengar tidak kompeten. Yang terbaik adalah membiarkannya karena proses sudah selesai.
Satu-satunya pengecualian untuk aturan ini adalah ketika benar-benar memiliki informasi yang sangat berguna untuk ditambahkan ke dalam percakapan. Jika informasi baru dapat menghubungkan sepotong bukti yang relevan tentang diri Anda dengan kebutuhan organisasi, mungkin ada baiknya disampaikan. Pastikan pesan ini tidak terdengar seperti kritik terhadap proses wawancara. Jangan menyiratkan bahwa pewawancara lalai mengajukan pertanyaan tentang hal tertentu. Pastikan pesan tetap hangat, profesional, dan singkat.
- Mencari distraksi positif
Menunggu kabar tentang keputusan penerimaan memang terkadang membuat tegang, tetapi cobalah untuk tidak memikirkannya. Sementara menunggu kabar, carilah aktivitas positif, seperti mengembangkan hobi, olah raga, atau membaca novel menarik. Habiskan waktu dengan teman dan kolega yang dapat meningkatkan citra diri. Bukalah diri Anda untuk mendapatkan ide berbagai kemungkinan pekerjaan.
- Melakukan uji kelayakan
Cara lain untuk menghabiskan waktu secara produktif adalah dengan mencari tahu apakah Anda benar-benar menginginkan pekerjaan itu. Anda dapat mengumpulkan informasi tentang pekerjaan tersebut dan cara kerja organisasi. Tentu saja, jika mendapat pekerjaan, Anda akan lebih banyak melakukan uji kelayakan ini karena harus memutuskan apakah akan menerimanya. Melalui uji kelayakan ini, Anda bisa menemukan informasi rentang gaji, rencana negosiasi, dan detail penting lainnya. Tujuannya adalah bersiap untuk panggilan yang mengatakan mereka menginginkan Anda, tetapi juga tetap waspada apakah semua ini sesuai keinginan kita.
- Biarkan opsi tetap terbuka.
Persiapkan diri juga untuk kemungkinan mendapat berita negatif. Ada lusinan alasan mengapa pekerjaan itu tidak ditawarkan kepada Anda, seperti organisasi mungkin berubah arah, mungkin ada penghentian perekrutan, atau beberapa manajer senior memutuskan tidak membutuhkan seseorang di posisi itu. Oleh karena itu, Anda perlu terbuka dengan peluang lain.
- Berhati-hatilah saat menindaklanjuti.
Sangat rumit untuk memutuskan kapan Anda menindaklanjuti informasi penerimaan melalui manajer perekrutan. Sering melakukan check-in dapat menempatkan Anda pada posisi tawar yang lebih buruk. Pada wawancara terakhir, tanyakan kepada manajer perekrutan berapa lama perkiraan waktu mereka membuat keputusan. Jika mereka mengatakan seminggu, gandakan, karena biasanya akan memakan waktu lebih lama dari yang direncanakan. Ada baiknya tetap menindaklanjuti dalam rentang waktu yang menunjukkan ketertarikan kita dengan pekerjaan tersebut.
Kunci untuk kandidat mendapatkan citra keunggulan adalah tetap bersikap positif dan produktif. Sambil menunggu kabar dari calon perusahaan, tetaplah produktif dan tingkatkan kompetensi melalui belajar dan mengerjakan penugasan yang ada. Ketahuilah bahwa perusahaan tidak memiliki tingkat urgensi yang sama dengan kita untuk mengisi posisi itu. Dan juga, ada sesama kandidat yang bersaing untuk mendapatkan posisi tersebut. Jadi, tetap tunjukkan antusiasme, sikap positif, dan ketertarikan Anda terhadap pekerjaan tersebut tanpa perlu menunjukkan keputusasaan yang negatif.
Artikel Asli oleh: Harvard Business Review
https://hbr.org/2021/01/what-to-do-after-a-final-round-job-interview?tpcc=orgsocial_edit