Apa pun alasannya, jika kita sebagai bawahan tidak memberikan umpan balik, maka atasan akan memandang kita sebagai sosok yang tidak efektif. Akibatnya, ketika seorang atasan yang sudah memberikan instruksi dan tidak menerima umpan balik, lalu beberapa saat kemudian dia teringat dengan instruksi yang sudah diberikan kepada bawahan tapi masih juga belum menerima umpan balik, pasti dia segera menelepon/mencari bawahan tersebut. Ketika dia bertanya, kita mungkin bisa membayangkan bukan dalam kondisi yang menyenangkan, tetapi cenderung dengan nada yang tinggi.
Mengapa kita harus memberikan umpan balik?
- Untuk menerima evaluasi atasan kita
Itu adalah hal yang cukup konstruktif. Ketika kita melaporkan apa yang sudah kita kerjakan, sering kali kita akan menerima masukan-masukan dari atasan kita. Bahkan, atasan mungkin akan memberitahukan tips dan trick dalam melakukan instruksinya. Sebelum kita melakukan instruksi tersebut, belum tentu kita lebih cepat mengerti tips dan trick dari atasan. Ketika kita sudah melaksanakannya, maka pemahaman kita akan lebih bagus ketika atasan memberikan masukannya.
- Untuk menunjukkan efektivitas pribadi kita
Sangat menyenangkan memiliki bawahan yang bisa mengingatkan atasannya akan instruksi apa saja yang sudah ia kerjakan. Ketika bawahan memberikan umpan balik kepada atasan tentang semua instruksi yang diberikan, maka bawahan dipandang sebagai pribadi yang efektif yang sanggup membantu atasan untuk bekerja.
- Untuk memberikan kesan positif kepada atasan
Atasan cenderung mampu untuk mengingat bawahan yang memberikan umpan balik karena mereka sendiri juga sudah disibukkan dengan banyak hal. Ketika bawahan mengabarkan umpan balik, apalagi keberhasilan; itu akan membuat penilaian yang positif di matanya.
- Untuk mendapatkan promosi lebih mudah
Atasan memberikan promosi kepada orang yang paling diingat. Orang yang paling diingat adalah orang yang sering memberikan umpan balik atas instruksi yang telah diterimanya. Promosi diberikan atasan kepada siapa saja yang memberikan umpan balik paling konsisten kepadanya. Saya percaya saya mendapatkan promosi karena saya konsisten untuk memberikan umpan balik (bukan untuk cari muka!).
- Untuk mendapatkan instruksi lebih lanjut
Banyak orang malas memberikan umpan balik karena mereka malas menerima instruksi lebih lanjut. Banyak orang menghindar dari atasan untuk menghindari pekerjaan yang semakin banyak. Padahal pekerjaan yang sedikit lebih berbahaya karena bisa saja perusahaan mau bangkrut. Jika kita menerima pekerjaan yang semakin banyak, memang lebih menimbulkan stres, tetapi itu lebih konstruktif dibandingkan stres karena tidak ada pekerjaan. Jika kita menerima instruksi selanjutnya, maka sebetulnya lebih memastikan bahwa kita tetap dipekerjakan (meningkatkan employability)! Lebih jauh lagi, instruksi lebih lanjut membuat kita belajar lebih banyak lagi dan berkembang.
Sekali lagi, memberikan umpan balik adalah bentuk pertanggungjawaban kerja yang paling mudah dan sangat efektif untuk memberikan penilaian yang positif tentang diri kita sebagai bawahan. Umpan balik adalah modal pembelajaran terus-menerus, baik untuk bawahan maupun atasan. Kadang atasan memberikan suatu instruksi di mana dia ingin mencoba dan menyelidiki akan sesuatu hal, namun dia tidak mempunyai waktu untuk melakukannya sendiri. Dia bisa belajar banyak hal dari umpan balik bawahan. Semakin detil umpan balik bawahannya, dia akan mendapatkan lebih banyak. Dengan demikian dia akan merasa bahwa bawahannya adalah pribadi yang penting dan berharga dalam perkembangan kariernya.
Referensi:
Tedja, Ferry Wirawan. 2018. Managing Your Boss. Bandung: Prestasindo Mediaswara