MENGAPA KARYAWAN HARUS MEMBERIKAN UMPAN BALIK?

Apa pun alasannya, jika kita sebagai bawahan tidak memberikan umpan balik, maka atasan akan memandang kita sebagai sosok yang tidak efektif. Akibatnya, ketika seorang atasan yang sudah memberikan instruksi dan tidak menerima umpan balik, lalu beberapa saat kemudian dia teringat dengan instruksi yang sudah diberikan kepada bawahan tapi masih juga belum menerima umpan balik, pasti dia segera menelepon/mencari bawahan tersebut. Ketika dia bertanya, kita mungkin bisa membayangkan bukan dalam kondisi yang menyenangkan, tetapi cenderung dengan nada yang tinggi.

Mengapa kita harus memberikan umpan balik?

  1. Untuk menerima evaluasi atasan kita

    Itu adalah hal yang cukup konstruktif. Ketika kita melaporkan apa yang sudah kita kerjakan, sering kali kita akan menerima masukan-masukan dari atasan kita. Bahkan, atasan mungkin akan memberitahukan tips dan trick dalam melakukan instruksinya. Sebelum kita melakukan instruksi tersebut, belum tentu kita lebih cepat mengerti tips dan trick dari atasan. Ketika kita sudah melaksanakannya, maka pemahaman kita akan lebih bagus ketika atasan memberikan masukannya.

  1. Untuk menunjukkan efektivitas pribadi kita

    Sangat menyenangkan memiliki bawahan yang bisa mengingatkan atasannya akan instruksi apa saja yang sudah ia kerjakan. Ketika bawahan memberikan umpan balik kepada atasan tentang semua instruksi yang diberikan, maka bawahan dipandang sebagai pribadi yang efektif yang sanggup membantu atasan untuk bekerja.

  1. Untuk memberikan kesan positif kepada atasan

    Atasan cenderung mampu untuk mengingat bawahan yang memberikan umpan balik karena mereka sendiri juga sudah disibukkan dengan banyak hal. Ketika bawahan mengabarkan umpan balik, apalagi keberhasilan; itu akan membuat penilaian yang positif di matanya.

  1. Untuk mendapatkan promosi lebih mudah

    Atasan memberikan promosi kepada orang yang paling diingat. Orang yang paling diingat adalah orang yang sering memberikan umpan balik atas instruksi yang telah diterimanya. Promosi diberikan atasan kepada siapa saja yang memberikan umpan balik paling konsisten kepadanya. Saya percaya saya mendapatkan promosi karena saya konsisten untuk memberikan umpan balik (bukan untuk cari muka!).

  1. Untuk mendapatkan instruksi lebih lanjut

    Banyak orang malas memberikan umpan balik karena mereka malas menerima instruksi lebih lanjut. Banyak orang menghindar dari atasan untuk menghindari pekerjaan yang semakin banyak. Padahal pekerjaan yang sedikit lebih berbahaya karena bisa saja perusahaan mau bangkrut. Jika kita menerima pekerjaan yang semakin banyak, memang lebih menimbulkan stres, tetapi itu lebih konstruktif dibandingkan stres karena tidak ada pekerjaan. Jika kita menerima instruksi selanjutnya, maka sebetulnya lebih memastikan bahwa kita tetap dipekerjakan (meningkatkan employability)! Lebih jauh lagi, instruksi lebih lanjut membuat kita belajar lebih banyak lagi dan berkembang.

Sekali lagi, memberikan umpan balik adalah bentuk pertanggungjawaban kerja yang paling mudah dan sangat efektif untuk memberikan penilaian yang positif tentang diri kita sebagai bawahan. Umpan balik adalah modal pembelajaran terus-menerus, baik untuk bawahan maupun atasan. Kadang atasan memberikan suatu instruksi di mana dia ingin mencoba dan menyelidiki akan sesuatu hal, namun dia tidak mempunyai waktu untuk melakukannya sendiri. Dia bisa belajar banyak hal dari umpan balik bawahan. Semakin detil umpan balik bawahannya, dia akan mendapatkan lebih banyak. Dengan demikian dia akan merasa bahwa bawahannya adalah pribadi yang penting dan berharga dalam perkembangan kariernya.

 

Referensi:

Tedja, Ferry Wirawan. 2018. Managing Your Boss. Bandung: Prestasindo Mediaswara

SEBERAPA PENTING UMPAN BALIK?

Umpan balik (feedback) yang efektif dan strategis adalah salah satu alat kinerja paling kuat yang dimiliki oleh seorang manajer, namun banyak karyawan mengeluh mengenai kurangnya umpan balik dan informasi yang mereka terima. Keluhan karyawan atas kurangnya umpan balik kinerja kini telah menjadi salah satu masalah yang paling sering dihadapi oleh organisasi dan manajer.

Lebih dari 75% karyawan percaya bahwa umpan balik itu penting. Pekerja ingin tahu seberapa baik kinerjanya dan bagaimana mereka dapat melakukan pekerjaan mereka dengan lebih baik lagi. Permasalahannya adalah karyawan tidak mendapatkan umpan balik yang mereka inginkan. Studi menunjukkan bahwa 65% pekerja mengatakan bahwa mereka ingin menerima lebih banyak umpan balik daripada yang saat ini telah mereka dapatkan. Banyak karyawan milenial yang berharap mendapatkan umpan balik setiap bulan.

Mengapa perusahaan sangat perlu memberikan umpan balik?

  • Perusahaan akan mengalami peningkatan yang berkelanjutan dengan memberikan umpan balik yang baik
  • Karyawan akan mendapatkan ilmu, pengalaman, dan skillset yang lebih sehingga performa kerja mereka meningkat
  • Klien atau pelanggan akan mendapatkan pelayanan atau/dan produk dengan kualitas yang lebih bagus

Penyampaian umpan balik merupakan masalah budaya dan teknis perusahaan. Perusahaan perlu membangun budaya manajemen yang memungkinkan orang merasa aman dan nyaman ketika berbicara tentang apa yang ada di pikiran mereka. Hal ini lebih sulit untuk dilaksanakan daripada kedengarannya. Jika umpan balik dapat disampaikan dengan baik, maka karyawan akan merasa lebih engaged saat bekerja.

Berikut merupakan cara untuk memberikan umpan baik yang efektif:

  1. Fokus pada apa atau bagaimana sesuatu dilakukan

    Memberi pertanyaan yang berfokus pada pekerjaan itu sendiri dan apa yang perlu terjadi untuk membuatnya lebih baik. Jangan menyalahkan sang karyawan atau mempertanyakan kompetensinya. Buatlah karyawan merasa bahwa mereka tidak sendiri dan mendapat dukungan dari atasan dengan mengambil tanggung jawab bersama.

  1. Umpan balik harus konsisten

    Memfokuskan umpan balik pada pekerjaan, proses, dan hasil pekerjaannya sehingga tidak terjadi bias.

  1. Berkomunikasi

    Umpan balik tidak dapat terjadi kecuali orang yang berwenang memiliki rencana komunikasi strategis yang kuat. Orang yang memberikan umpan balik sebaiknya pandai mendengarkan, dapat membimbing jalur percakapan, dan dapat mengelola jalan komunikasi tersebut.

  1. Umpan balik bukan ulasan kinerja satu kali setahun

    Informasikan umpan balik pekerjaan secara langsung untuk memperkaya pengetahuan serta keterampilan karyawan. Pemberian umpan balik sangat perlu terjadi sehari-hari.

  1. Buat umpan balik tepat waktu

    Jangan memberikannya pada saat masih panas tetapi juga jangan menunggu pekerjaan menjadi dingin sehingga sulit untuk mengingat apa yang ingin disampaikan.

  1. Tulus dan jujur

    Memberikan umpan balik yang baik dan solid adalah salah satu alat terhebat yang dimiliki seorang manajer. Mengerti dengan jelas apa yang ingin disampaikan dan menjaga integritas dengan tidak membuat komunikasi hanya menjadi satu arah. Penyampaian umpan balik perlu dilakukan dengan sikap yang tulus dan terbuka sehingga lebih dapat diterima oleh karyawan.

Umpan balik yang efektif dapat memperkuat employee engagement karena hal ini memberikan kesempatan kepada karyawan untuk tumbuh, belajar, dan meningkatkan kinerja mereka.

 

Referensi:
https://joshbersin.com/2019/04/employee-engagement-3-0-from-feedback-to-action/
https://www.recruiter.com/i/employees-want-feedback-but-no-one-is-giving-it/
https://www.custominsight.com/blog/6-tips-for-effective-feedback-to-improve-employee-engagement.asp

Membangun Budaya Feedback dalam Perusahaan

Memberikan umpan balik atau feedback dalam sebuah lingkungan kerja sangat dibutuhkan sebagai pembelajaran dan untuk meningkatkan performa kerja personel perusahaan, baik itu bagi karyawan, manajer, maupun eksekutif. Feedback yang baik dapat diberikan dalam bentuk pujian maupun kritikan. Dalam membangun budaya feedback di perusahaan ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilakukan.

Berikut adalah empat elemen penting dalam membangun budaya memberikan feedback:

  • Rasa aman dan percaya

    Agar semua anggota perusahaan dapat menyampaikan feedback dengan leluasa, perusahaan perlu menumbuhkan perasaan aman dan percaya dalam diri mereka. Untuk menciptakan perasaan aman dan percaya, semua anggota organisasi harus melakukan hal-hal berikut:

    • Mengenal satu sama lain
    • Membicarakan perasaan
    • Mengatakan tidak adalah hal normal
  • Keseimbangan

    Selalu memberikan umpan balik yang positif bukan tindakan yang terbaik. Berikan juga umpan balik negatif, di samping umpan balik positif. Lakukan hal-hal berikut agar tercipta keseimbangan untuk membangun budaya feedback:

    • Hentikan memberikan feedback positif sebelum menyampaikan kritik
    • Mulai dari hal kecil
    • Puji usaha, bukan kemampuan
  • Menjadikan feedback sebagai hal normal

    Jadikan feedback sebagai kebiasaan yang dilakukan sehari-hari sehingga menjadi hal yang normal dan lumrah. Lakukan hal-hal berikut untuk membuat feedback menjadi sesuatu yang normal:

    • Jangan menunggu momen tertentu
    • Lakukan di depan publik
  • Feedback adalah tanggung jawab pribadi

    Jika seorang pemimpin menginginkan terciptanya budaya feedback, ia harus menjadi teladan dahulu. Lakukanlah hal-hal berikut agar semua personel perusahaan bersedia memulai budaya feedback:

    • Bersikap transparan
    • Meminta feedback

Menciptakan budaya yang terbuka dalam memberikan dan menerima feedback sangat penting bagi perusahaan. Berikut beberapa manfaat dari menciptakan budaya feedback dalam perusahaan:

  • Mendorong budaya untuk terus belajar

    Feedback yang diberikan akan mendorong personel perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya. Untuk meningkatkan kinerjanya, mereka akan terus belajar dan meningkatkan kemampuan serta memperbaiki diri.

  • Menciptakan budaya terbuka dan mengurangi konflik dalam perusahaan

    Budaya memberikan umpan balik akan meningkatkan keterbukaan dan menciptakan hubungan lebih komunikatif antar personel perusahaan. Hal ini juga meningkatkan kepercayaan dan kejujuran dalam perusahaan karena semua personel perusahaan dapat lebih terbuka satu sama lain.

  • Meningkatkan loyalitas karyawan

    Memberikan feedback dengan cara yang baik dengan intensi agar orang lain menjadi lebih baik dan sukses menunjukkan dukungan pimpinan pada karyawan. Jika karyawan merasa mendapatkan dukungan, mereka akan memiliki loyalitas pada perusahaan.

 

Referensi:

https://hbr.org/2013/12/building-a-feedback-rich-culture
https://hraligneddesign.com/leadership/key-benefits-of-effective-feedback/
https://www.accelerationpartners.com/blog/replace-outdated-annual-review-continuous-feedback?cn-reloaded=1

MEMBANGUN KINERJA TIM DENGAN 360O FEEDBACK TOOL

360o feedback tool  adalah alat yang digunakan untuk mengevaluasi kompetensi setiap anggota tim secara holistik. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan penilaian dari atasan, rekan kerja, bawahan, maupun diri sendiri, sehingga hasil penelitian dapat lebih objektif dan dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan diri dan kinerja seseorang ke depannya.

Metode ini pertama kali digunakan pada saat perang dunia kedua oleh pasukan militer Jerman untuk mengevaluasi performa setiap anggotanya, dan mulai menjadi populer sejak digunakan oleh Jack Welch untuk perusahaan General Electric pada tahun 1980an. Sejak saat itu, 360o feedback tool mulai banyak digunakan oleh berbagai pemimpin perusahaan untuk mengevaluasi dan mengembangkan kinerja timnya. Berikut adalah bagaimana 360o feedback tool dapat membantu seorang pemimpin mengembangkan kinerja dan kepribadian tim perusahaannya:

  1. Mengidentifikasi kekuatan dan area peningkatan karyawan
  2. Meningkatkan transparansi, kepercayaan dan kerja sama antar anggota tim
  3. Meningkatkan kesadaran diri dan kepekaan terhadap dampak perilaku sendiri pada orang lain
  4. Membantu pemimpin mengidentifikasi kandidat yang berpotensi untuk promosi
  5. Membantu memahami persepsi dan harapan tim
  6. Meningkatkan hubungan dan kinerja antar tim
  7. Meningkatkan akuntabilitas terhadap pengembangan diri
  8. Membantu menciptakan tim senior berkinerja tinggi

Agar 360o feedback tool dapat mengevaluasi kompetensi tim dengan tepat, berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikannya:

  1. Pastikan penilai adalah orang yang memiliki hubungan kerja dan mengetahui siapa yang akan dinilainya
  2. Pertimbangkan kedewasaan organisasi dan latar belakang penilai, agar dapat memberikan penilaian dengan obyektif
  3. Berikan sosialisasi yang jelas kepada setiap penilai akan tujuan penggunaan 360o dan bagaimana cara menggunakannya
  4. Sampaikan feedback secara transparan dan konstruktif kepada anggota tim agar mereka dapat membangun dan mengembangkan kompetensi lebih baik lagi

360o feedback tool digunakan untuk menilai kinerja dan kompetensi secara lebih obyektif. Hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai dasar untuk memberikan feedback yang membangun, sehingga setiap anggota dapat saling mempertajam keahlian atau kompetensi mereka, serta membentuk ikatan yang solid, produktif, dan kohesif. Dengan adanya metode 360o feedback tool, maka Anda akan terbantu untuk membangun kinerja tim yang efektif.