MANAJEMEN MEETING UNTUK HASIL YANG PRODUKTIF

Sebagian besar kehidupan profesional kita dihabiskan dalam meeting, seperti meeting dengan klien atau calon klien hingga meeting koordinasi dengan tim dalam organisasi. Hasil dari pembahasan dalam meeting inilah yang akan mendukung proses berjalannya bisnis organisasi setelahnya. Karena tujuan inilah, sebuah meeting harus berlangsung dengan komunikatif dan efektif untuk hasil kerja yang lebih baik lagi ke depannya. Berikut adalah beberapa hal penting yang dapat dilakukan untuk me-manage serta memastikan bahwa meeting berjalan dengan efektif:

  1. Kemukakan tujuan serta agenda meeting dengan jelas

    Agar meeting dapat berjalan dengan efektif, maka topik pembahasannya harus tepat dan sesuai dengan permasalahan yang terjadi dalam organisasi. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah tujuan serta agenda yang tepat untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam organisasi. Dalam hal ini, seorang pemimpin harus dapat menyatakan agenda pembahasan meeting dengan singkat, padat, dan jelas seperti “Pertemuan kali ini adalah untuk membahas strategi marketing” atau “Dalam pertemuan ini, kita akan mengevaluasi produksi kita dalam satu bulan terakhir.”

  1. Mulailah dengan tepat waktu

    Jangan sampai kemajuan Anda dan organisasi terhambat karena kebiasaan tidak hadir tepat waktu. Untuk menghentikan kebiasaan ini, beberapa perusahaan bahkan menerapkan kebijakan di mana peserta yang terlambat hadir tidak diperbolehkan untuk berpartisipasi dalam meeting sama sekali. Kebijakan ini mungkin terlihat kejam, namun hal ini dapat mengintimidasi orang-orang dengan kebiasaan buruk ini untuk membentuk suatu kebiasaan atau budaya kerja yang lebih efektif.

  1. Pastikan topik pembahasan sesuai dengan agenda meeting

    Sering kali, pembicaraan dalam meeting berjalan terlalu luas hingga akhirnya melenceng dari tujuan atau agenda yang telah ditetapkan. Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah dengan mendelegasikan seorang dari tim Anda sebagai moderator untuk memastikan bahwa pembahasan meeting sesuai dengan agenda yang ditetapkan. Selain itu, Anda juga dapat mengatur topik pembahasan dengan menetapkan timeline waktu serta durasi untuk setiap topik pembahasan dalam meeting.

     

  1. Membuat dan menyebarkan notulen kepada peserta meeting

    Saat semuanya telah diputuskan dan disetujui dalam meeting, maka inilah saatnya bagi Anda dan tim untuk make things happen. Penting bagi Anda untuk membuat sebuah notulen meeting yang rinci dan efektif agar ide-ide yang dihasilkan dalam meeting tidak terbuang sia-sia karena pekerjaan tim yang tidak optimal. Berikut adalah beberapa detail yang perlu dicantumkan untuk menghasilkan sebuah notulen meeting yang efektif:

    • Waktu dan lokasi meeting
    • Agenda atau tujuan meeting
    • Nama-nama peserta yang hadir beserta posisinya dalam organisasi
    • Rincian poin-poin pembahasan dalam meeting beserta keputusan yang ditetapkan sebagai solusinya
    • Target tanggal tercapainya solusi-solusi yang telah ditetapkan beserta nama orang-orang yang bertanggung jawab atas tercapainya hal tersebut
    • Jadwal meeting selanjutnya (bila diperlukan)

Kesimpulannya, sangat penting bagi organisasi untuk tidak membuang-buang waktu dengan mengadakan sesi meeting yang tidak efektif. Dengan mengadakan meeting yang efektif dan produktif, maka organisasi dapat menemukan masalah-masalah yang terjadi di dalamnya untuk kemudian menemukan solusinya dan memiliki sistem produksi yang lebih optimal.

4 HAL YANG MENGINDIKASIKAN MASALAH DALAM KEPEMIMPINAN ANDA

Banyak hal dalam hidup tidak berjalan sesuai rencana, baik dalam konteks bisnis maupun konteks personal. Demikian pula hal yang terjadi dalam kehidupan seorang pemimpin. Banyak hal telah diputuskan dan diproyeksikan untuk kelangsungan serta kemajuan organisasi, tetapi nyatanya masih saja ada beberapa hal yang akhirnya tidak tercapai.

Performa tim yang tidak efektif dapat menjadi penyebab tidak adanya pencapaian visi dan misi organisasi. Namun, sebelum menyalahkan tim atas kegagalan organisasi, cobalah untuk melihat ke dalam diri Anda sendiri terlebih dahulu sebagai pemimpin. Berikut adalah beberapa hal yang mengindikasikan bahwa Anda harus memperbaiki pendekatan kepemimpinan Anda:

  1. Hasil yang selalu tidak memenuhi ekspektasi

    Dalam bisnis, tolok ukur yang mutakhir bagi keberhasilan perusahaan adalah kualitas hasil produksi. Jika Anda mendapati hasil dari tim Anda yang sering atau bahkan selalu tidak memenuhi target yang ditetapkan, maka inilah waktu bagi Anda untuk mengevaluasi permasalahan yang ada dan menemukan solusi yang tepat.
    Perhatikan beberapa hal di bawah ini untuk memperbaiki masalah yang terjadi:

    • Jangan buru-buru dalam mengambil keputusan untuk menghindari munculnya masalah baru.
    • Hindari menyalahkan hal-hal yang berada di luar kendali/kontrol Anda, seperti munculnya produk baru dari kompetitor atau masalah dengan supplier. Mulailah dengan melihat ke dalam diri Anda sendiri terlebih dahulu untuk menemukan masalah dan solusinya.
    • Ingatlah bahwa Anda adalah pemimpin. Bila tim Anda berhasil, hal itu terjadi karena mereka melakukan pekerjaan mereka. Bila mereka gagal, maka ini adalah kesalahan Anda sebagai seorang pemimpin.
  1. Jarang atau bahkan tidak pernah ada ide baru yang muncul

    Pemimpin organisasi adalah orang yang menetapkan serta memastikan berjalannya working environment yang produktif. Bila tim Anda tidak aktif dalam memberikan ide baru untuk perkembangan organisasi, maka inilah waktu yang tepat untuk memperbaiki kepemimpinan Anda.
    Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mendorong munculnya ide baru:

    • Daripada memberi perintah atau arahan kepada tim untuk melakukan sesuatu, cobalah menanyakan mengenai ide-ide seperti apa yang dapat mereka kembangkan dalam suatu proyek.
    • Katakan dan tunjukkan kepada tim bahwa Anda terbuka dengan munculnya ide dan inisiatif baru. Dengan ini, maka tim Anda akan lebih berani untuk bereksperimen dan menghasilkan ide-ide baru untuk organisasi.
    • Jangan langsung memarahi atau menegur tim Anda bila mereka melakukan kesalahan. Sebaliknya, berikan pengertian bahwa kegagalan adalah kesempatan untuk belajar dan mencoba dengan lebih baik lagi.
  1. Tim yang tidak dapat bekerja sama

    Merasa bahwa tim yang Anda pimpin tidak menghargai Anda? Bisa saja masalahnya berasal dari diri Anda sendiri. Coba perhatikan beberapa hal di bawah ini dan tanyakan pada diri Anda untuk menemukan solusinya:

    • Apakah Anda memberikan kesan bahwa tim harus bekerja keras untuk mendapatkan kepercayaan Anda? Bisa jadi inilah penyebab mengapa Anda dan tim tidak dapat bekerja sama dengan baik.
    • Untuk memperkuat chemistry sebagai tim, tunjukkan kepada tim bahwa Anda mempercayai mereka. Dengan mengetahui bahwa Anda mempercayai mereka, maka tim akan berusaha dengan lebih giat lagi untuk tidak mengecewakan Anda.
  1. Tim yang hanya menjalani rutinitas tanpa bekerja dengan sepenuh hati

    Meskipun hal ini terjadi, jarang ada pemimpin yang mau mengakui bahwa tim yang dipimpinnya hanya menjalani rutinitas mereka saja. Penting bagi seorang pemimpin untuk menyadari terjadinya hal ini dan menemukan solusi yang tepat untuk kembali mengontrol serta memotivasi tim dalam bekerja.
    Pertimbangkan beberapa hal ini untuk menemukan solusinya:

    • Tim tidak akan semangat bekerja bila mereka tidak merasakan pentingnya peran mereka dalam meraih visi dan misi organisasi.
    • Adakan regular business updates dengan tim untuk memantau progress kerja mereka dan memastikan bahwa mereka memahami peran mereka dalam organisasi.
    • Berikan apreasiasi dan (bila perlu) penghargaan kepada anggota tim yang berhasil dalam proyek organisasi mereka untuk semakin menumbuhkan semangat dalam bekerja.

Pada akhirnya, sebagai pemimpin, Anda memiliki wewenang untuk memantau dan mengontrol terjadinya teamwork yang produktif, inovasi, dan solusi problem-solving yang efektif. Meskipun performa tim yang tidak maksimal sangat mengganggu, cobalah terlebih dahulu untuk melihat ke dalam diri Anda sendiri. Apakah Anda telah melakukan hal-hal yang mencerminkan kepemimpinan efektif dalam organisasi Anda? Dapatkah Anda menjadi teladan bagi tim untuk bekerja dengan produktif? Lakukan beberapa perubahan signifikan dalam kepemimpinan Anda setelah merenungkan hal-hal tersebut, maka hasil produksi tim Anda pun akan semakin membaik pula.

 

MEMBUAT DIRI LEBIH BERHARGA DI HADAPAN ATASAN

Merupakan sebuah fakta dalam bisnis bahwa semua orang membutuhkan orang lain dalam perusahaan untuk membuat dirinya sukses dan berkembang. Orang lain yang dimaksud dalam konteks ini bukan lain lagi adalah atasan langsung. Penting bagi semua orang untuk “memenangkan hati” dan membuat diri tampak lebih berharga di hadapan atasan langsung mereka untuk menunjang karier mereka dalam perusahaan. Berikut adalah cara-cara efektif yang dapat Anda lakukan untuk mencapai pandangan tersebut:

  1. Berusaha untuk memahami dan mendukung tujuannya
    Tanda kepedulian dan komitmen karyawan kepada atasannya adalah memahami dan mendukung tujuan sang atasan. Namun, tidak semua atasan akan terus terang mengatakan keinginan mereka kepada bawahannya. Maka dari itu, sering kali Anda harus menemukan sendiri tujuan atasan Anda. Dengan mengetahui dan bekerja untuk membantu atasan mencapai tujuan tersebut, maka atasan akan semakin mengapresiasi kehadiran dan pekerjaan Anda.
  1. Temukan cara berkomunikasi yang tepat dengan atasan
    Setiap atasan memiliki preferensi yang berbeda mengenai cara berkomunikasi. Beberapa atasan memilih komunikasi secara detail diikuti dengan pemberian update yang rutin, sedangkan lainnya tidak begitu detail dengan komunikasi. Jangan segan untuk bertanya mengenai jenis dan frekuensi detail seperti apa yang diharapkan oleh atasan kepada Anda.
  1. Berikan rencana dan rekomendasi kepada atasan
    Perkataan yang merusak kredibilitas Anda di hadapan atasan adalah “Apa yang sebaiknya saya lakukan?” Hindari mengatakan hal tersebut kepada atasan Anda. Sebaliknya, masuklah ke dalam ruangan atasan Anda dengan berbagai rencana dan rekomendasi. Selalu siapkan juga diri Anda untuk mendukung alasan di balik rencana dan rekomendasi tersebut di hadapan atasan Anda untuk mendapatkan kepercayaannya.
  1. Tunjukkan hasil kerja Anda tanpa bersikap sombong
    Seorang pekerja profesional memahami cara yang tepat untuk menunjukkan hasil kerja mereka tanpa menyombongkan diri. Selalu tunjukkan hasil kerja Anda dengan rendah hati, karena kerendahan hati dapat membantu membangun kredibilitas kerja Anda di hadapan orang lain. Jangan lupa juga untuk menyebutkan siapa saja yang membantu Anda mencapai hasil kerja Anda yang baik tersebut.
  1. Kembangkan reputasi Anda sebagai seorang pemimpin
    Pandangan terbaik yang dapat dimiliki atasan kepada bawahannya adalah kemampuan untuk memimpin dan mengembangkan talenta koleganya. Kembangkan reputasi Anda sebagai seorang pemimpin di hadapan atasan Anda untuk meningkatkan kemungkinan promosi dan kenaikan jabatan.

Pada akhirnya, atasan langsung adalah sosok yang akan membantu mengembangkan karier dan kesuksesan Anda dalam perusahaan. Bangunlah hubungan profesional dan personal yang baik dengan atasan Anda melalui hasil pekerjaan Anda dan memberikan feedback yang baik kepada atasan Anda. Dengan melakukan hal-hal tersebut, maka kredibilitas Anda pun akan tampak lebih berharga di hadapan atasan sehingga meningkatkan kemungkinan promosi Anda dalam perusahaan.

MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI KEPEMPIMPINAN DARI ANCAMAN AI DAN TEKNOLOGI

Tanpa disadari, teknologi dan Artificial Intelligence (AI) mulai merambah dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, peralatan rumah tangga sederhana mulai memiliki fitur AI, seperti mesin cuci hingga kulkas. Di lain sisi, AI sering dianggap sebagai ancaman bagi manusia karena fungsi AI yang dianggap akan menambah, memperbaiki, hingga akhirnya mengambil alih kecerdasan manusia, termasuk para pemimpin.Continue reading

INTEGRITAS SEORANG PEMIMPIN

Sebuah riset yang dilakukan oleh Institute of Leadership and Management (diambil dari Inc, 2016) menunjukkan bahwa meskipun 83% manajer menyatakan bahwa organisasi mereka memiliki value statement, ternyata hanya 38% dari mereka yang benar-benar menjalankan statement tersebut. Lebih buruk lagi, 63% dari responden umum merasa bahwa mereka pernah diminta untuk bekerja di luar value bisnis mereka.Continue reading

BUSINESS ACUMEN DALAM SOSOK PEMIMPIN

Dalam dunia bisnis yang kompleks ini, Business Acumen adalah kemampuan yang menentukan sukses atau tidaknya sebuah organisasi atau seorang individu. Dikenal juga sebagai business sense, Business Acumen adalah kemampuan untuk memahami dan menghadapi berbagai situasi bisnis, segala risiko dan peluangnya, dengan tajam dan akurat untuk mendapatkan hasil yang menguntungkan. Dengan memiliki kemampuan ini, pemimpin dapat membuat keputusan yang tepat untuk mendorong hasil bisnis terbaik bagi perusahaan dan pelanggan.

Continue reading

MEMBENTUK PEMIMPIN DARI DALAM

Selama beberapa tahun terakhir ini, banyak perusahaan besar di Indonesia lebih memilih untuk mencangkok para eksekutif mudanya dari luar perusahaan karena adanya anggapan bahwa talent internal suka berpindah-pindah perusahaan untuk mendapatkan jabatan yang lebih tinggi atau memilih untuk memulai bisnis mereka sendiri.

Mendatangkan pemimpin baru dari luar memang dapat membawa benefit tersendiri, yaitu ketika perusahaan mengalami masalah yang besar dan membutuhkan solusi dan persepsi orang luar, atau ketika perusahaan besar melakukan merger dengan perusahaan besar lainnya. Namun, pemimpin baru dari luar tidak selalu menjamin dapat memberikan kontribusi dan loyalitas yang sepadan. Selain itu, pemimpin dari luar juga belum tentu cocok dengan budaya perusahaan sehingga dapat menyebabkan konflik daripada sinergi.

Keuntungan membentuk pemimpin dari dalam

Selain lebih murah dibandingkan merekrut pemimpin dari luar, pengalaman manajemen menunjukkan bahwa pemimpin dari dalam lebih memahami budaya serta visi dan misi perusahaan. Pemimpin dari dalam memperbesar peluang untuk melestarikan dan memperkokoh budaya perusahaan. Selain itu, pemimpin dari dalam juga cenderung lebih loyal dan tidak perhitungan terhadap perusahaan. Berbagai perusahaan besar di Cina, Jepang, dan Korea Selatan juga lebih memilih untuk membangun pemimpin dari dalam dan hal ini pun dibuktikan oleh kesuksesan perusahaan-perusahaan tersebut hingga saat ini.

Perlu ada serangkaian pelatihan khusus untuk membentuk pemimpin dari dalam

Perlu diadakan serangkaian pelatihan khusus untuk membentuk pemimpin dari dalam yang berkualitas. FIF Group adalah salah satu perusahaan di Indonesia yang menyadari pentingnya kemampuan perusahaan membangun sosok pemimpin dari dalam. Dalam membangun sosok calon pemimpinnya, FIF Group memberikan 4 pelatihan khusus, yaitu Employee Orientation Program, Development Program, Update Training, dan General Leadership Program.

FIF Group menetapkan 3 karakter yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu Caring, Competent, dan Inspiring. Karakter Caring dibentuk melalui sesi coaching pemimpin terhadap bawahan, Competent dengan menjadikan pemimpin sebagai coach dalam berbagai pelatihan, dan Inspiring dengan mengadakan Inspiring Leader Award.

Apakah yang menarik dari pembentukan pemimpin dalam FIF Group?

Bukannya merahasiakan apabila seorang karyawan termasuk dalam kandidat pemimpin berbakat seperti perusahaan lain, FIF Group justru menginformasikan kepada para kandidat dan memasukkan mereka ke dalam sebuah komunitas khusus.

Berbagai perlakuan khusus juga diberikan kepada para kandidat pemimpin berbakat, seperti memberikan hadiah ulang tahun dan gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan para karyawan lain dalam posisi yang relatif sama. Selain itu, para kandidat juga mendapatkan sesi makan siang dan dialog langsung dengan sang CEO perusahaan. Dengan mengadakan serangkaian program ini, mayoritas kandidat promosi berasal dari karyawan internal perusahaan, dengan jumlah mencapai 99,62%.

Leadership Development pada akhirnya menjadi sebuah strategi yang penting bagi perusahaan karena menggunakan employee life cycle model untuk membuat jalur suksesi kepemimpinan yang nantinya melanjutkan jabatan kritis di perusahaan. Leadership Development dapat digunakan sebagai komponen kunci strategi bisnis yang efektif di dalam kondisi ekonomi saat ini untuk mendapatkan orang-orang hebat dalam menjalankan organisasi hebat.

LEADERSHIP: THE MORE HAPPY, THE MORE TRUST

Dalam sebuah forum diskusi Ted X, Simon Sinek, pengarang buku bestsellerStart With Why: How Great Leaders Inspire Everyone to Take Action”, memberikan sebuah perumpamaan dan gambaran mengenai gaya kepemimpinan manajemen yang cenderung tragis, namun sangat relevan dengan keadaan sekarang ini. Sinek menjelaskan, bagaimana dalam gaya kepemimpinan militer bahwa orang yang rela berkorban agar orang lain mendapat untung akan diberi penghargaan. Sementara dalam bisnis, sering kali pemimpin ‘memberikan penghargaan’ pada orang-orang yang mengorbankan orang lain agar dirinya bisa mendapat untung. Konsep ini kemudian mendorong orang-orang bisnis untuk berkompetisi satu sama lain, tidak memercayai satu sama lain, dan cenderung saling menjatuhkan.

Dalam konteks manajemen, karyawan yang kurang memiliki kepercayaan dengan sesamanya akan berusaha mempertahankan diri, bagaimanapun caranya. Secara alamiah, manusia membutuhkan rasa aman dan akan berusaha melakukan segala hal untuk mencapainya. Bahkan dari zaman primitif, manusia berusaha mempertahankan diri dari ancaman eksternal dengan membuat peralatan tarung.

Pemikiran mengenai upaya pertahanan diri kemudian mengalami pengembangan. Untuk mempermudah dan memperkuat upaya pertahanan diri, manusia membentuk sebuah kelompok masyarakat yang terdiri dari beberapa orang. Orang-orang tersebut adalah orang-orang yang saling memercayai sesamanya untuk mempertahankan dirinya saat ia sedang dalam bahaya. Konsep ini mengangkat sebuah kesimpulan bahwa dengan gotong royong, lebih banyak keuntungan yang bisa didapat. Permasalahannya adalah, saat seseorang dalam kelompok—secara sengaja ataupun tidak sengaja—berbuat sesuatu yang merusak kepercayaan dalam kelompok. Akhirnya, manusia kembali bergantung pada dirinya sendiri untuk mempertahankan keberadaannya. Sering kali dalam manajemen, lingkungan sesama karyawan tidak memberikan support yang dibutuhkan seorang karyawan sehingga karyawan merasa ‘harus berupaya mempertahankan diri’ dari faktor-faktor yang dapat membahayakan keberadaannya. Dalam beberapa kasus yang sering terjadi, ancaman itu malah datang dari kelompok karyawan sendiri sehingga karyawan tidak memercayai rekan kerjanya.

The Science of Trust

Secara ilmiah, ada sebuah hormon yang diproduksi otak untuk mendorong seseorang untuk memercayai orang lain. Hormon ini disebut oxytocin, diproduksi dalam hypothalamus, dan disimpan dalam bagian otak depan atas (posterior pituitary gland). Fungsi hormon oxytocin yang terkenal adalah untuk membantu proses persalinan, namun ternyata hormon ini juga berfungsi mendorong seseorang untuk dapat memercayai orang lain. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Michael Kosfeld dari UC Berkeley, orang-orang yang diinjeksi dengan ekstra oxytocin menunjukkan perilaku “percaya” yang lebih tinggi dibanding normalnya, meskipun dalam konsekuensi dan resiko yang sama dengan orang yang tidak menerima ekstra oxytocin. Kosfeld menyimpulkan bahwa oxytocin mendorong orang untuk lebih “rela” percaya pada orang lain. Oxytocin tidak membuat orang menjadi semakin optimis terhadap peluang yang ada di hadapannya, namun memberikan rasa “aman” saat mereka memutuskan untuk memercayai orang lain. Saat oxytocin bereaksi, oxytocin membantu amygdala, bagian otak yang berfungsi mendeteksi bahaya agar lebih tenang. Dengan begitu, seorang individu akan merasa lebih mampu untuk memercayai orang lain. Karena itu juga, hormon oxytocin juga dikenal dengan sebutan “the love hormone” karena hormon oxytocin cenderung naik saat adanya sebuah interaksi sosial yang positif dengan manusia lain.

Ada banyak cara untuk menaikkan kadar oxytocin dan banyak di antaranya merupakan hal-hal sederhana yang sering dilupakan. Padahal hal-hal sepele ini ternyata banyak digunakan para marketer untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan pada mereka. Contohnya seperti senyuman dan sentuhan. Jabat tangan memang terlihat sepele, namun ternyata dapat meningkatkan kesan “dapat dipercaya” pada orang yang melakukannya. Dalam lingkungan kerja, dukungan, motivasi, dan pujian juga berpengaruh untuk meningkatkan kadar oxytocin. Peran pemimpin adalah untuk memastikan setiap anggota timnya mampu percaya dengan sesamanya. Kegiatan di luar kantor seperti team bulding dan team bonding juga efektif untuk meningkatkan rasa percaya pada karyawan. Dengan begitu, budaya kerja sama juga bisa dipupuk sedari dini sehingga atmosfir kantor dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi setiap karyawan.

FAKTA TENTANG PELATIHAN MANAJER

Posisi seorang pemimpin akan selalu menjadi faktor penting di tempat kerja. Menurut Towers Watson, 55% karyawan terinspirasi oleh pemimpinnya. Jika seorang pemimpin tidak mampu memberikan motivasi dan arahan yang baik, karyawan akan merasa kurang menerima dukungan yang adekuat sehingga hal ini dapat meningkatkan turn over. Sayangnya, menurut Gallup, hanya 18% manajer mampu mengelola orang lain dengan efektif.

Dalam mengembangkan wawasan dan kompetensi kepemimpinannya, manajer sebenarnya juga membutuhkan training lain di luar teknis pekerjaannya, seperti:

  1. Human Resource

    Forbes (2016) melaporkan bahwa 98% manajer memerlukan pelatihan tambahan. Dalam kesehariannya, manajer akan menghadapi permasalahan terkait konflik karyawan, performance reviews, rekrutmen karyawan, dan sebagainya. Di dalam proses tersebut, manajer membutuhkan pengetahuan tambahan seperti kebijakan dan prosedur HRD, hukum ketenagakerjaan, rekrutmen yang efektif, dan performance management.

  1. Coaching

    Seiring meningkatnya kesadaran perusahaan untuk mengevaluasi keakuratan sistem performance management, proses coaching semakin menjadi hal yang penting. Perhatian perusahaan akan tertuju kepada para manajer yang bertugas memotivasi dan mengelola kinerja karyawannya. Menurut Payne (2017), 93% manajer masih membutuhkan pelatihan dalam melakukan coaching ke karyawan dan menjalani transisi dari peran sekedar “bos” menjadi seorang “coach”.

  2. Compensation & benefit

    Pembicaraan terkait gaji bisa jadi menakutkan untuk sebagian manajer, terutama manajer yang suka menghindari konflik. Menurut PayScale’s Compensation Best Practice Reports (2017), hanya 19% karyawan yang yakin dengan kemampuan manajer menghadapi pembicaraan yang alot terkait gaji dan hanya 38% manajer yang yakin mampu mengomunikasikan compensation & benefit kepada karyawan dengan baik.

(Baca Juga: Bagaimana Mengelola Pelaksanaan Kompensasi dan Benefit)

Sama halnya seperti karyawan lain, seorang manajer juga membutuhkan feedback setelah training. Penilaian 360 derajat, feedback app, pertemuan tatap muka atau one on ones dengan bawahan, ataupun sistem umpan balik yang lain sebenarnya dapat menjadi competency booster.

Ada kalanya manajer tidak mengetahui apa, mengapa, dan bagaimana cara melakukan beberapa hal, bahkan sebagian kurang peduli terhadap segala hal yang penting untuk perkembangan karyawannya. Pelatihan untuk para manajer dapat membantu mengatasi kebingungan sehingga mereka dapat berfungsi sebagai atasan dengan lebih optimal. Pada akhirnya manajer yang efektif dapat membuat komunikasi dan kinerja tim menjadi lebih baik sehingga mendorong meningkatkan employee engagement.

Referensi:
https://employeeengagement.com/wp-content/uploads/2012/11/2012-Towers-Watson-Global-Workforce-Study.pdf
https://www.gallup.com/workplace/231593/why-great-managers-rare.aspx
https://www.forbes.com/sites/victorlipman/2016/10/01/a-startling-98-of-managers-feel-managers-need-more-training/
https://www.workhuman.com/resources/globoforce-blog/survey-93-of-managers-need-training-on-coaching-employees
https://www.payscale.com/compensation-trends/payscales-2017-compensation-best-practices-report/