STRATEGI M&A PASKA-PANDEMI

Ketidakpastian lingkungan bisnis akibat pandemi COVID-19 ternyata tidak menghalangi beberapa organisasi untuk tetap melakukan transaksi Merger and Acquistion (M&A), bahkan dalam nilai transaksi yang besar. Meskipun berisiko, transaksi M&A dapat menjadi salah satu strategi untuk mengembangkan bisnis di masa pandemi. Jenny Johnson, CEO perusahaan Franklin Templeton, berhasil membuktikan efektivitas transaksi M&A sebesar $4,5 miliar terhadap organisasi pesaingnya, Legg Mason. Dalam podcast McKinsey (2021), Johnson mengaku merger membawa peningkatan dalam pendapatan tetap, ekuitas, dan profil solusi investasi multi-aset yang lebih luas.

M&A adalah istilah umum yang menggambarkan penggabungan organisasi atau aset melalui berbagai jenis transaksi keuangan, seperti merger, akuisisi, penawaran tender, dan pembelian aset. Meskipun istilah M&A sering kali digunakan bersamaan, merger dan akuisisi memiliki definisi yang berbeda. Merger berarti penggabungan dua organisasi dengan ukuran yang kira-kira sama sebagai satu entitas baru, sedangkan akuisisi berarti beralihnya kepemilikan perusahaan.

Manfaat melakukan M&A saat pandemi

  • Memperluas pasar. Kedua organisasi mungkin menargetkan pasar yang berbeda sehingga melalui M&A, gabungan pasar yang berbeda tersebut menciptakan jangkauan yang lebih luas.
  • Meningkatkan pendapatan. Kombinasi nilai tambah dari kedua organisasi dan dengan profil pasar yang lebih luas memungkinkan perolehan pendapatan yang lebih tinggi.

3 Karaktersitik utama program M&A yang sukses di masa pandemi

  1. Membangun ulang keunggulan kompetitif

    Pandemi COVID-19 mengharuskan organisasi untuk melakukan penyesuaian kembali antara strategi organisasi dengan krisis ekonomi dan kesehatan. McKinsey (2020) menyatakan bahwa transaksi M&A mampu membantu organisasi keluar dari krisis dengan aman.  Dengan memahami keunggulan kompetitif saat ini dan mengidentifikasi kelemahannya, organisasi dapat menetapkan sasaran yang ingin dituju sehingga strategi melakukan M&A menjadi lebih bermakna. Jika memang ingin melengkapi kekurangan dalam keunggulan kompetitif yang dimiliki, organisasi dapat menarget perusahaan yang memiliki nilai tambah bagi organisasi.

  1. Menilai kapasitas dalam lingkungan yang berubah

    Setiap organisasi yang mengalami perubahan, termasuk M&A, memerlukan kapasitas organisasi yang besar untuk memastikan keamanan, stabilitas, keberlanjutan, dan komunikasi yang jelas. Ketika menilai kapasitas, organisasi dapat memerhatikan beberapa kriteria. Pertama, memperbaharui data instrumen keuangan yang likuid untuk memastikan perubahannya tidak nol di mayoritas kasus. Kedua, membangun alternatif deal structure (syarat dan ketentuan M&A) untuk menemukan struktur yang paling optimal untuk mengelola ketidakpastian. Ketiga, merevisi pendekatan terintegrasi, termasuk mendefinisikan ulang nilai bisnis dan mengelola ekspektasi stakeholders. Yang terakhir, menjembatani budaya kedua perusahaan.

  1. Membangun keyakinan (conviction)

    Salah satu kunci keberhasilan M&A adalah bertindak cepat dan segera mengambil keputusan. Menurut McKinsey (2020), organisasi yang handal dalam mengakuisisi targetnya akan menolak tawaran yang menarik secara finansial, tetapi tidak sejalan dengan sasaran strategis yang telah ditetapkan. Pertama-tama, organisasi perlu memiliki komitmen dan fokus pada kebutuhan untuk melakukan M&A. Perusahaan dapat merampingkan tata kelola dan proses persetujuan formal, menetapkan tenggat waktu yang jelas, segera mengadakan pertemuan jika diperlukan, dan menyampaikan rasa urgensi. Kedua, organisasi perlu memahami nilai dasar perusahaan target. Bahkan, organisasi dapat mengusulkan peningkatan premium dan struktur yang kreatif untuk mempersuasi target. Ketiga, menyusun daftar target yang komprehensif untuk setiap tema M&A. Pengakuisisi yang sukses tidak hanya melihat target yang jelas, namun juga termasuk melihat distressed asset dan lanskap yang lebih luas untuk menemukan kandidat yang sesuai dengan sasaran di setiap tema M&A. Terakhir, mendekati target yang paling berpotensi dengan memberikan value proposition yang unik dan telah disesuaikan dengan nilai dasar perusahaan target.

Beberapa organisasi mengambil keputusan berani dengan menjalankan strategi M&A di tengah ketidakpastian lingkungan bisnis akibat pandemi COVID-19. Kesuksesan organisasi tersebut memberikan motivasi dan kesempatan belajar bagi organisasi lainnya yang masih belum sempat menjalankan strategi M&A. Tiga karakteristik utama untuk proses M&A yang sukses dapat diamati dan disesuaikan dengan kebutuhan strategi M&A masing-masing organisasi.

Referensi:
https://www.mckinsey.com/business-functions/m-and-a/our-insights/how-an-acquisition-invigorated-an-asset-management-leader
https://www.investopedia.com/terms/m/mergersandacquisitions.asp
https://corporatefinanceinstitute.com/resources/knowledge/deals/mergers-acquisitions-ma/
https://www.mckinsey.com/business-functions/strategy-and-corporate-finance/our-insights/the-power-of-through-cycle-m-and-a
https://www.investopedia.com/terms/m/marketablesecurities.asp
https://corporatefinanceinstitute.com/resources/knowledge/deals/ma-acquisition-deal-structure/

Recommended Posts