Memaksimalkan Pertumbuhan dan Kontrol dengan Struktur Organisasi Hybrid

Ketika sebuah organisasi sedang berkembang, tentu struktur organisasi menjadi agenda penting yang harus diperhatikan. Terkadang, struktur yang dimiliki pada saat ini bisa jadi kurang memadai untuk perkembangan di esok hari. Biasanya, hal ini menyebabkan pengembangan struktur yang tidak simetris. Beberapa organisasi berakhir dengan perampingan struktur karena terlalu ‘gemuk’. Beberapa lainnya justru menyadari masalah birokrasi yang terlalu berbelit karena struktur yang terlalu ‘tinggi’.

Sebelum berpikir lebih jauh mengenai struktur seperti apa yang cocok untuk sebuah organisasi, ada baiknya jika organisasi memahami terlebih dahulu teori mengenai struktur organisasi yang umum dipakai dalam dunia manajemen. Ada 2 jenis struktur yang umum dipakai, yaitu:

  • Struktur Organisasi Fungsional

    Struktur Organisasi Fungsional (SOF) membagi para pekerja dalam kelompok-kelompok yang berdasar pada fungsi-fungsi manajemen.
    Contoh: Departemen Pemasaran, Departemen Keuangan, Departemen SDM & Personalia, dll.

  • Struktur Organisasi Divisional

    Struktur Organisasi Divisional (SOD) membagi para pekerja dalam kelompok-kelompok yang berdasar pada area regional atau unit bisnis tertentu.
    Contoh: Divisi Jawa Bali, Divisi Makanan Kering, Divisi Brand, dll.

Struktur organisasi fungsional memiliki karakter yang lebih cocok diterapkan di organisasi yang skalanya (secara penjualan, area, diversifikasi produk) lebih kecil, sedangkan struktur organisasi divisional lebih disarankan untuk organisasi yang lebih besar skalanya. Meskipun begitu, masing-masing struktur memiliki kekurangan yang dapat menghambat kinerja organisasi. Maka dari itu, para akademisi berusaha menggabungkan keduanya untuk meraih kinerja, sekaligus kontrol organisasi yang baik. Gabungan dari kedua struktur ini disebut dengan Struktur Organisasi Hybrid.

Struktur Organisasi Hybrid (SOB) adalah gabungan dari struktur organisasi fungsional dan divisional yang bertujuan untuk memanfaatkan keunggulan keduanya sehingga dapat mencapai kinerja dan kontrol yang efektif sekaligus efisien demi tercapainya pertumbuhan organisasi yang minim hambatan.

Contoh Struktur Organisasi Hybrid

 

Pada figur di atas, dapat dilihat bahwa SOB memiliki 2 kelebihan yaitu:

  1. Mendefinisikan seorang pekerja jauh lebih spesifik dalam peran dan tanggung jawabnya. Tim pemasaran A secara spesifik bekerja untuk pemasaran proyek A, dan begitu juga dengan anggota tim lainnya yang memiliki deskripsi pekerjaan masing-masing.
  2. Membuat peran dan tanggung jawab setiap anggota tim menjadi begitu jelas, dan tentu saja akan membawa ritme kerja yang progresif ketika diiringi dengan pekerja yang tepat dan mampu.

Kendati demikian, SOB juga memiliki kekurangan, antara lain:

  • Komunikasi antar anggota tim maupun antar tim yang kurang baik dan terkoordinasi akan memicu timbulnya konflik dan double work, yang justru menjadi lawan dari kelebihan SOB itu sendiri: kinerja yang efektif dan efisien.
  • Terjadi kebingungan mengenai proses pengambilan keputusan, yang menyebabkan setiap anggota tim memiliki 2 otoritas: manajer departemen dan manajer proyek.

Meskipun memiliki kekurangan, SOB tetap menarik untuk diterapkan di dalam sebuah organisasi. SOB memberi harapan baru, dimana pertumbuhan dan kontrol yang berjalan beriringan biasanya sangat sulit untuk terjadi. Beberapa kekurangan yang sudah disebutkan pun bisa diminimalisir dengan cara memberikan Standard Operating Procedure (SOP) yang jelas kepada setiap anggota tim sehingga komunikasi dan pengambilan keputusan bisa terkoordinasi dengan lebih baik, sehingga risiko work inefficiency dapat dikurangi.

 

Referensi:

https://www.nibusinessinfo.co.uk/content/organisational-structure-function

https://yourbusiness.azcentral.com/explain-hybrid-organization-structure-11311.html

https://tallyfy.com/organizational-structure-examples/

https://www.hunker.com/13416379/hybrid-structure-advantages-disadvantages

Recommended Posts