Why OKR doesn’t Work?

OKR (Objective and Key Results) merupakan salah satu kerangka kerja yang biasanya digunakan organisasi untuk menetapkan tujuan dan mengukur kinerja organisasi maupun individu. Google tercatat sebagai salah satu perusahaan yang menuai kesuksesannya melalui kerangka kerja ini. Meskipun sederhana, implementasi OKR dapat menjadi suatu tantangan tersendiri dan pada akhirnya membuat organisasi menjadi burnout. Sebaliknya, jika dijalankan secara tepat dan efektif, OKR dapat mendukung keberhasilan organisasi.

Berikut beberapa alasan umum mengapa OKR mungkin tidak memberikan hasil yang diharapkan:

  • Kurangnya kejelasan. Jika OKR tidak didefinisikan atau dipahami dengan jelas, tim akan mengalami kesulitan menyelaraskan antara upaya dengan tujuan. Penting untuk menggunakan bahasa yang jelas, spesifik, dan terukur saat menetapkan OKR.
  • Penyelarasan yang buruk. OKR wajib diselaraskan di seluruh level organisasi, mulai dari tujuan tingkat atas hingga individu tim. Ketidakselarasan dapat menyebabkan konflik prioritas dan kurangnya koordinasi.
  • Kurangnya peninjauan dan umpan balik secara reguler. OKR memerlukan pemantauan, peninjauan, dan umpan balik yang berkelanjutan. Mengabaikan langkah-langkah ini dapat mengakibatkan hilangnya akuntabilitas dan visibilitas kemajuan.
  • Kurangnya pengakuan. Elemen ini penting dalam konteks OKR karena dapat meningkatkan motivasi, engagement, dan kinerja secara keseluruhan. Ketika tim mencapai tujuan atau sasaran strategis, mengakui upaya dan pencapaian mereka dapat memperkuat budaya pencapaian tujuan dan mendorong keberhasilan yang berkelanjutan.
  • Ketidakselarasan dengan budaya perusahaan. Jika OKR tidak selaras dengan budaya, nilai-nilai, dan visi jangka panjang organisasi, tim mungkin tidak sepenuhnya menerapkannya. Ketika mereka merasakan ketidakselarasan antara OKR dan budaya organisasi, mereka akan menolak perubahan atau tidak terlibat. Hal ini dapat menghambat komitmen mereka terhadap OKR dan tujuan strategis secara keseluruhan.
  • Alat dan teknologi yang tidak memadai. Tidak adanya atau keterbatasan alat dan teknologi yang sesuai untuk melacak dan mengelola OKR dapat menghambat implementasi kerangka kerja ini. Penggunaan alat dan teknologi yang tidak memadai dalam penerapan OKR juga dapat menghambat efektivitas proses OKR dan menghambat kemampuan organisasi untuk menetapkan, melacak, dan mengelola tujuan dan hasil utama secara efisien.

Untuk mengatasi problem-problem di atas dan membuat OKR bekerja secara efektif, organisasi perlu berinvestasi pada pelatihan yang tepat, komunikasi yang jelas, tinjauan rutin, dan dukungan berkelanjutan. Penting juga untuk menumbuhkan budaya transparansi, akuntabilitas, dan perbaikan berkelanjutan untuk memastikan bahwa OKR berhasil diintegrasikan ke dalam proses dan pola pikir organisasi.

 

Referensi:
https://dannydenhard.com/why-okrs-dont-work/
https://blog.weekdone.com/10-reasons-why-your-okrs-arent-working/
https://www.peoplebox.ai/blog/why-okrs-dont-work-fail/

 

Recommended Posts