MEMAKSIMALKAN LABA DENGAN ANALISIS SWOT

Kesuksesan menjalankan bisnis bergantung pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Laba bisnis adalah salah satu faktor yang menarik investor untuk mendanai operasi bisnis dan menumbuhkan perusahaan tersebut. Laba yang dihasilkan juga memberi kesempatan untuk melebarkan wilayah bisnis perusahaan, mengakuisisi bisnis lain, dan menyasar pasar lain. Oleh karena itu, memahami manajemen laba perusahaan dan mengembangkan strategi agar perusahaan memiliki kesempatan yang baik untuk menghasilkan laba merupakan prioritas utama.

Perusahaan pada umunya gagal mengembangkan strategi untuk memperoleh laba karena tidak menggunakan sumber daya secara efisien. Mereka juga tidak memahami lingkungan eksternal seperti kondisi pasar dan munculnya para pesaing. Untuk memperoleh laba dengan efektif, Anda dapat menggunakan analisis SWOT sebagai langkah strategis perusahaan. Analisis SWOT adalah suatu metode pembuatan strategi dengan menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan sehingga perusahaan mampu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dibandingkan pesaing serta kesempatan dan ancaman yang harus diantisipasi.

Langkah-langkah analisisnya adalah sebagai berikut:

  1. Melakukan analisis SWOT

    Lakukanlah analisis internal dan eksternal perusahaan dengan mendiskusikan bersama tim untuk mendapat gambaran yang menyeluruh. Analisis ini mempermudah Anda menyusun strategi dalam meningkatkan laba perusahaan. Dari analisis SWOT yang telah terbentuk, kita bisa menyusun strategi, ukuran keberhasilan, dan inisiatif penting untuk mencapai sasaran organisasi.

  1. Mendesain proses bisnis

    Setelah strategi bisnis mulai tersusun, langkah berikutnya adalah mendesain baru atau mendesain ulang proses bisnis secara efektif dan efisien. Proses bisnis yang terdesain relevan dengan strategi akan menghasilkan operasi perusahaan yang selaras dan berdaya guna.

  1. Mengukur hasil

    Untuk mengetahui apakah sasaran strategi kita sudah tercapai atau tidak, biasanya manajemen menggunakan Key Performance Indicators (KPI) sebagai ukuran keberhasilan yang mendefinisikan kinerja. Dari operasionalisasi KPI, kita akan mendapatkan data dan informasi kinerja strategik atau operasional. Gunakanlah data yang tersedia – terutama data finansial untuk mengetahui kinerja keuangan. Dari data dan informasi kinerja keuangan, kita akan menelusuri informasi lain, apakah dari sisi operasional atau lainnya, untuk mendapatkan kepastian perolehan laba secara maksimal. Dari sana, kita membuat berbagai inisiatif penting untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja operasional dalam mendukung kinerja keuangan, khususnya laba.

 

Referensi:
Johnson, Rose. “What Are the Benefits of Making a Profit?” Small Business – Chron.com, Chron.com, 6 Mar. 2019, smallbusiness.chron.com/benefits-making-profit-38877.html.
Thompson, D. M., Thompson, D. M., & Thompson, D. M. (n.d.). A SWOT Analysis Can Boost Your Profits. Retrieved from https://www.business2community.com/strategy/swot-analysis-can-boost-profits-0683954

MISI & VISI DALAM PERENCANAAN STRATEGIS

Misi

Misi adalah tentang apa bisnis kita (what business we are in) dan juga tentang apa yang dijalankan perusahaan dalam mencapai tujuan atau visinya. Pernyataan misi dibentuk dengan tujuan memperjelas apa yang akan organisasi berikan kepada pelanggan dan sebagai panduan bekerja bagi elemen organisasi. Dengan memiliki pernyataan misi, organisasi dapat mendeskripsikan sasaran perusahaan, baik untuk sekarang dan di masa depan.

Pernyataan misi mendiskusikan beberapa pertanyaan, sebagai berikut:

  • Mengapa perusahaan kita ada dalam bisnis ini?
  • Apa tujuan ekonomi kita?
  • Apa filosofi operasi perusahaan dalam hal kualitas, citra, dan konsep diri?
  • Apa kompetensi inti dan keunggulan kompetitif kita?
  • Apa yang pelanggan lakukan & dapatkah kita melayani mereka?
  • Bagaimana kita memahami tanggung jawab terhadap pemegang saham, karyawan, masyarakat, lingkungan, masalah sosial, dan pesaing?

Framework untuk membuat pernyataan misi

Beberapa contoh dalam membangun pernyataan misi:

  • Nike: “To bring inspiration and innovation to every athlete in the world.”
  • Starbucks: “To inspire and nurture the human spirit — one person, one cup and one neighborhood at a time.”
  • Intel: “Delight our customers, employees and shareholders by relentlessly delivering the platform and technology advancements that become essential to the way we work and live.”
  • eBay: “Provide a global trading platform where practically anyone can trade practically anything.”

Visi

Pernyataan visi menggambarkan tujuan strategis perusahaan yang dirancang untuk memfokuskan energi & sumber dayanya dalam mencapai masa depan yang diinginkan. Secara sederhana, pernyataan visi harus dapat menjawab pertanyaan, “Perusahaan ingin menjadi seperti apa di masa depan?” Pada umumnya, visi memiliki kerangka waktu pencapaian dalam 10 – 20 tahun.

Beberapa kriteria penting dalam membuat visi yang efektif, meliputi:

  • Merupakan sesuatu yang diinginkan
  • Bisa dibayangkan
  • Fokus
  • Fleksibel
  • Dapat dikomunikasikan
  • Dapat dicapai

Contoh-contoh pernyataan visi:

  • “To be the most advanced of industry leader of software products, renowned for quality and highly innovative in design.”
  • “To be the world’s top food company, offering nutrient-rich food with superior taste.”
  • “To become the restaurant with the highest growth of branches and visitors in its category.”
  • “To be the first choice in the equipment and vehicle rental business and as a total solution for the mobility business.”

 

Referensi:
Develop Your Strategy’s Mission, Vision & Values. (n.d.). Retrieved from https://onstrategyhq.com/resources/developing-your-strategy/
Hawthorne, M. (2019, March 25). The Purpose of Mission and Vision Statements in Strategic Planning. Retrieved from https://smallbusiness.chron.com/purpose-mission-vision-statements-strategic-planning-13161.html
Dellheim, E. (2019, Nov 8). How To Craft Your Organization’s Destination Statement. Retrieved from Forbes: https://www.forbes.com/sites/forbesbusinesscouncil/2019/11/08/how-to-craft-your-organizations-destination-statement/?sh=42a0ddec77ff

ANALISIS PERSAINGAN

Persaingan kompetitif memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan tempat perusahaan beroperasi. Tingkat kompetitif pasar yang tinggi dapat berakhir buruk bagi semua perusahaan yang terlibat, seperti tingkat laba yang lebih rendah atau kurangnya kemampuan memutuskan harga produk. Ketika potensi laba tidak begitu tinggi, mungkin insentif dari laba juga akan berkurang untuk diinvestasikan ke dalam pasar. Di sisi lain, pasar yang tingkat kekompetitifannya tinggi dapat menjadi tembok untuk perusahaan baru yang ingin bergabung dalam kompetisi.

Tekanan kompetitif dalam sebuah industri meliputi kompetisi yang berdasarkan pada harga, perang iklan, dan produk baru. Persaingan yang terjadi di dalam industri bisnis tersebut memicu perusahaan untuk menumbuhkan market share mereka. Hal ini menyebabkan perusahaan melakukan perang bisnis dengan pesaingnya dan pada akhirnya merusak industri tersebut secara keseluruhan.

Walaupun tingkat kekompetitifan yang tinggi dapat merusak perusahaan yang sedang berkompetisi, masih ada keuntungan yang dapat memengaruhi perusahaan tersebut, yaitu:

  • Inovasi

    Persaingan membuat perusahaan mencari cara untuk menginovasikan produknya agar membedakan diri mereka dengan pesaingnya. Ini dapat mendorong penciptaan inovasi dan menyediakan pilihan dan kualitas barang dan jasa yang lebih baik bagi konsumen.

  • Harga lebih murah

    Ketika switching cost lebih murah dan banyak pilihan untuk produk, akan selalu ada kesempatan untuk konsumen berpindah kepada produk pesaing. Untuk menghindari ini, perusahaan dapat berusaha mengurangi biaya dalam melakukan bisnis dan menawarkan harga terbaik pada konsumen. Ketika harga produk menurun, perusahaan akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi dengan mengembangkan fitur produk tersebut.

Oleh karena itu, analisis untuk mengetahui seberapa kuat persaingan dalam sebuah industri diperlukan oleh perusahaan agar bisnis tetap menguntungkan semua pihak. Untuk mencari tahu kekuatan persaingan industri, perusahaan perlu menanyakan hal-hal berikut:

  • Apakah banyak pesaing dalam industri tersebut?
  • Apakah pesaing memiliki shares yang sama di pasar?
  • Apakah industri ini bertumbuh lambat atau cepat?
  • Apakah harga pokoknya tinggi atau rendah?
  • Apakah produknya diferensiasi atau generik?
  • Apakah ada switching cost?
  • Apakah brand loyalty sebuah faktor yang penting?
  • Apakah ada perusahaan yang memiliki brand loyalty lebih daripada yang lain?
  • Apakah ada kapasitas yang belum dipergunakan?
  • Apakah ada kelebihan produksi?
  • Adakah batasan untuk keluar dari kompetisi?

Hal-hal di atas ini perlu diperhatikan dan dipertanyakan agar persaingan yang dihadapi bisnis dapat membuat perusahaan berinovasi, menggunakan seluruh kapasitas produksi dengan baik, mengurangi biaya, dan meningkatkan efisiensi. Jika hal-hal ini dilakukan dengan benar, maka kompetisi dapat menyebabkan ekonomi yang produktif.

 

Referensi:
Luenendonk, Martin. “Competitive Rivalry: Porter’s Five Forces Model.” Cleverism, Decoadmin, 18 Sept. 2019, www.cleverism.com/competitive-rivalry-porters-five-forces-model/.

MODEL TRANSPARANSI STARBUCKS

Ketika sebuah organisasi memiliki karyawan sebanyak 5.000 orang dan setengahnya berkontribusi dengan ide dan memberikan tanggapan secara rutin, maka kreativitas dan inovasi sebuah organisasi akan meningkat secara luar biasa. Dengan adanya employees experience yang baik, organisasi dapat memicu para karyawannya untuk menyumbangkan ide mereka demi kepentingan organisasi. Salah satu poin penting dalam mewujudkan employees experience adalah transparansi.

Upaya peningkatan transparansi itu sendiri dapat kita pelajari dari ide yang dipraktikan oleh Starbucks terhadap konsumennya. My Starbucks Idea” merupakan salah satu model transparansi customer engagement mereka. Starbucks telah mengajak konsumen di seluruh dunia untuk mengkontribusikan ide mereka tentang apa yang mereka ingin perusahaan lakukan atau investasi. Konsep transparansi ini dilakukan dengan cara konsumen bisa memilih ide mana yang mereka ingin wujudkan, lalu Starbucks akan memberitahu komunitas tentang ide mana yang dievaluasi, diimplementasikan, sudah dilaksanakan, dan tidak berhasil. Transparansi ini pada akhirnya bisa membantu sebuah bisnis menjadi lebih baik lagi.

Bayangkan jika Anda mengimplementasikan konsep seperti ini di dalam organisasi Anda yang berfokus kepada karyawannya. Bagaimanakah jika karyawan Anda dapat memberikan tanggapan dan ide-ide seputar budaya, teknologi, dan lingkungan fisik tempat mereka bekerja? Pastinya praktik internal maupun eksternal organisasi akan semakin berkembang. Kemudian, lihatlah ide yang paling populer dan yang dapat diimplementasikan. Sesudah ide—ide tersebut diolah dan diimplementasikan, tinjau kembali putusan mana yang belum berhasil dan mengapa putusan tersebut tidak berhasil. Semua praktik tersebut perlu dikomunikasikan sehingga adanya transparansi yang membuat karyawan merasa dirinya diapresiasi serta memberikan kesempatan untuk mengevaluasi ide mereka.

Lalu, bagaimana agar kita dapat meningkatkan transparansi di dalam kehidupan berorganisasi? Penerapan transparansi dalam organisasi Anda yang paling sederhana dapat dimulai dengan:

  • Melihat kembali cara Anda merespons dan menjawab setiap pertanyaan dan pemikiran karyawan
  • Melihat kembali cara Anda menjawab pertanyaan yang sulit
  • Mengadakan diskusi tentang kinerja karyawan secara rutin dan bisa berkomunikasi kapan saja dengan karyawan

Pada dasarnya, bila sebuah organisasi menyatakan bahwa orang-orangnya adalah aset terbesar dan mereka serius dengan perkataannya, mereka harus terbuka tentang segala hal yang berkaitan dengan perusahaan dari awal. Keterbukaan menunjukkan bahwa karyawan Anda dapat memercayai organisasi sehingga kinerja mereka pun dapat meningkat. Jika Anda memberikan informasi tentang apa yang terjadi dan mengapa organisasi mengambil suatu putusan kepada karyawan, itu akan membuat mereka bisa melakukan pekerjaannya lebih efektif dan berkontribusi dalam pekerjaan yang biasanya tak dapat teratasi oleh top-down manager.

 

Referensi:
Morgan, J. (2017). The employee experience advantage: How to win the war for talent by giving employees the workspaces they want, the tools they need, and a culture they can celebrate. New Jersey: John Wiley & Sons.
Hearn, S. (2019, March 29). Building trust and transparency in your organization: Articles: Strategy. Retrieved from https://channels.theinnovationenterprise.com/articles/hot-to-motivate-employees-building-trust-and-transparency-in-your-organisation

WUJUDKAN SINERGI

Salah satu hasil upaya manusia yang paling tinggi adalah mewujudkan sinergi. Sinergi sendiri berarti keseluruhan lebih besar dari penjumlahan tiap bagian. Efisiensi meningkat karena satu ditambah satu bisa menjadi tiga, lima, atau bahkan lebih. Hal ini dapat terjadi karena inti sinergi adalah menyadari perbedaan dan menyatukannya untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Upaya mewujudkan sinergi memerlukan kombinasi dari kebiasaan-kebiasaan yang sudah dibangun sebelumnya, secara khusus dalam kebiasaan “Berpikir Menang-Menang” dan “Berusaha mengerti terlebih dahulu baru dimengerti”. Dengan berusaha mengerti terlebih dahulu, posisi defensif pihak yang terlibat pelan-pelan diubah menjadi lebih terbuka; sedangkan melalui pola berpikir Menang-Menang, pihak lain menyadari bahwa Anda bukan hanya memedulikan kepentingan sendiri, namun dengan tulus berusaha memahami keresahan dan kepentingan mereka.

Terdapat beberapa poin penting untuk mewujudkan sinergi:

  1. Melihat sebagai Rekan

    Yang pertama adalah perubahan paradigma. Pihak lain perlu dilihat bukan sebagai oposisi, melainkan sebagai rekan yang tengah bersama-sama berusaha memahami inti permasalahan dan menciptakan alternatif solusi yang lebih baik.

  1. Menciptakan Komunikasi Sinergis

    Komunikasi sinergis yang didasari kepercayaan dan keinginan bekerja sama. Keduanya diperlukan untuk menumbuhkan rasa aman agar setiap pihak dapat terbuka membagikan dan mendiskusikan ide dan pendapat. Di sinilah kebiasaan ‘Berpikir Menang-Menang’ dan ‘Berusaha mengerti terlebih dahulu baru dimengerti’ berperan.

  1. Memanfaatkan Perbedaan

    Perbedaan-perbedaan yang muncul pada saat berdiskusi perlu dihargai. Perbedaan menjadi titik awal untuk mencari alternatif ketiga atau sebuah solusi yang lebih baik. Sinergi terwujud berkat adanya kreativitas dan keterbukaan dalam menanggapi perbedaan.

 

 

Referensi:
Covey, S. R. (2015). 7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif. (R. A. Djanuar, Ed., I. Rosalina, & R. A. Djanuar, Trans.) Jakarta: Dunamis Intra Sarana.

BELAJAR PERSPEKTIF OUTSIDE-IN

Dalam buku legendaris Peter Drucker yang berjudul The Practice of Management tahun 1954, Beliau berpendapat bahwa hanya ada satu definisi yang sah mengenai tujuan bisnis yaitu menciptakan pelanggan. Prinsip tersebut dinilai menarik oleh banyak orang karena kesederhanaannya. Drucker kemudian mengembangkan prinsip tersebut hingga muncul konsep perspektif outside-in.

Drucker melihat fenomena bahwa banyak manajer menghabiskan waktu yang mereka miliki hanya untuk menanggapi hal – hal yang diberikan oleh atasan, rekan kerja, dan bawahan sehingga manajer tersebut memiliki pandangan bisnis yang terbatas. Fenomena tersebut adalah contoh perilaku inside-out. Disinilah perspektif outside-in mulai diperlukan karena melihat melalui orang – orang di luar perusahaan yang lebih objektif, contohnya pelanggan.

Mengapa penting untuk mendalami perspektif outside-in?

  1. Karena pencapaian bisnis banyak bergantung pada faktor eksternal. Drucker berpendapat bahwa hasil yang diperoleh perusahaan tidak tergantung pada seseorang yang ada di dalam perusahaan, tapi justru pada para pelanggan. Pelanggan adalah faktor yang menentukan sebuah bisnis menjadi profitable atau tidak.
  1. Karena pencapaian bisnis yang memuaskan didapat dari pemanfaatan peluang, bukan mengatasi masalah. Kesalahan sejumlah besar perusahaan adalah para talenta terbaiknya justru menghabiskan lebih banyak waktu untuk “memadamkan api” daripada mengidentifikasi peluang yang menguntungkan perusahaan. Banyak perusahaan yang membuat kesalahan dengan mengalokasikan terlalu banyak sumber daya untuk mengatasi masalah.
  1. Karena pencapaian terbesar akan berpihak pada pemimpin pasar.

    Perusahaan perlu menonjolkan sesuatu yang benar – benar bernilai bagi pelanggan sehingga memiliki peluang untuk sukses di pasar. Satu yang perlu diingat adalah ukuran perusahaan tidak menentukan kepemimpinan di pasar.

  1. Karena penguasaan pasar hanya sementara dan tidak abadi.

    Menurut Drucker, tugas manajer adalah mengubah tren dan memastikan bahwa sumber daya yang dimiliki dimanfaatkan untuk mengeksekusi peluang terbesar menuju kesuksesan. Drucker menekankan bahwa sesuatu yang saat ini dianggap modern, suatu saat akan menjadi usang.

  1. Karena kita perlu fokus untuk memperoleh hasil yang maksimal.

    Perusahaan perlu menghindar dari godaan untuk bereksperimen dalam banyak hal dan fokus pada beberapa produk, jasa, pelanggan, pasar, dan sebagainya. Drucker menegaskan bahwa prinsip bisnis untuk selalu fokus dan berkonsentrasi merupakan prinsip yang paling sering dilanggar.

Bagaimana cara agar terbiasa bertindak outside-in?

  1. Pergilah ke mana pelanggan berada.

    Manajemen perlu menghadiri pertemuan, konferensi, dan acara apa pun yang membuat manajemen dan pelanggan serta pelanggan potensial bertatap muka.

  1. Undang pelanggan dan pemasok untuk bertemu dengan tim.

    Tidak ada yang dapat menggantikan pentingnya berdialog secara langsung. Semakin banyak kontak yang kita lakukan, semakin kita mengerti kebutuhan dan keinginan mereka.

  1. Gunakan teknologi untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.

    Pengaplikasian teknologi dapat membantu efisiensi dan efektivitas proses bisnis sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.

  1. Lakukan benchmark.

    Luangkan waktu dua sampai empat jam seminggu untuk melihat – lihat situs web pesaing, toko, dan di mana pun pesaing berada. Hal ini bertujuan agar perusahaan dapat selangkah lebih maju atau merespons ancaman kompetisi terbaru dari pesaing.

 
Referensi:
Krames, J. A. (2008). Inside Drucker’s Brain. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

PERAN KEY PLAYER EKOSISTEM STARTUP

Ekosistem startup adalah masyarakat yang terdiri dari entrepreneur, mentor, investor, inkubator, perguruan tinggi, korporasi, associations/events, pemerintah, dan service provider. Masing-masing key player tersebut saling terhubung, berinteraksi, dan saling membantu untuk memperkuat ekosistem sambil meningkatkan nilainya sendiri.

Beberapa kota di dunia dengan ekosistem startup yang baik adalah Silicon Valley (USA), New York City (USA), London (ENG), serta Paris (FRA). Sedangkan di Indonesia sendiri, menurut Global Startup Ecosystem Report (GSER) bulan Mei 2019 menyebutkan Jakarta menduduki peringkat ke-33 dunia sebagai kota dengan ekosistem startup potensial.

Apa peran masing-masing key player dalam ekosistem startup?

  1. Entrepreneur

    Entrepreneur adalah pemeran utama di ekosistem startup karena mereka yang menjalankan bisnis dan paling membutuhkan bantuan dari semua key player lain. Tugas dari entrepreneur adalah menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan bisnis untuk memastikan bisnis berjalan dengan baik serta melakukan inovasi agar bisnis dapat bertahan dan berkembang.

  1. Mentor

    Mentor adalah seseorang dengan pengalaman atau pengetahuan yang lebih banyak dan bersedia membantu para entrepreneur untuk mengembangkan bisnis. Para Entrepreneur sering kali memiliki ide bisnis potensial namun tidak mudah untuk diaktualisasikan, disini peran mentor diperlukan untuk membimbing para entrepreneur agar tidak mengambil keputusan bisnis yang salah dan menyusun strategi agar ide tersebut terealisasi.

  1. Investor

    Investor berperan sebagai penyuplai dana untuk entrepreneur agar dapat membiayai kebutuhan bisnis yang dijalankan. Dana yang disuplai oleh investor kemudian digunakan oleh entrepreneur untuk membiayai operasional perusahaan, pengadaan mesin, maupun mengembangkan bisnis.

  1. Inkubator

    Inkubator berperan sebagai fasilitator program untuk mempercepat keberhasilan pengembangan bisnis melalui pembinaan dan akses permodalan dengan tujuan menjadikan bisnis tersebut profitable, sustainable, dan memiliki pengelolaan organisasi serta keuangan yang benar.

  1. Perguruan tinggi

    Perguruan tinggi berperan sebagai tempat pembelajaran para entrepreneur dalam mengasah entrepreneurship skills yang dimiliki serta menjadi pusat penelitian untuk menghasilkan ide bisnis baru yang potensial untuk dipasarkan. Di Indonesia sendiri sudah ada sekitar 49 Inkubator Bisnis Tekonologi (IBT) yang tersebar di perguruan tinggi seluruh Indonesia.

  1. Korporasi

    Korporasi membantu perkembangan ekosistem startup dengan berbagai cara, mereka adalah calon konsumen potensial untuk bisnis startup dan tidak jarang menjadi pintu keluar bagi bisnis startup yang sudah berkembang dengan join ke korporasi tersebut. Korporasi juga dapat berperan sebagai investor yang menanamkan modal pada bisnis startup agar bisnis tersebut dapat berkembang.

  1. Associations/events

    Ada banyak asosiasi dan event yang dapat membantu berkembangnya ekosistem startup seperti komunitas entrepreneur yang berperan memfasilitasi pertemuan entrepreneur dengan calon bisnis partner potensial serta event seperti kompetisi bisnis yang mempertemukan entrepreneur dengan investor.

  1. Pemerintah

    Pemerintah berperan sebagai pembuat kebijakan yang mengakomodasi semua kepentingan key player secara adil. Di Indonesia sendiri sudah ada bukti nyata dukungan pemerintah untuk mengembangkan ekosistem startup melalui pembentukan BEKRAF (Badan Ekonomi Kreatif) yang bertugas membantu Presiden dalam merumuskan, menetapkan, dan mengoordinasikan kebijakan ekonomi kreatif di berbagai bidang.

  1. Penyedia jasa

    Pengacara, akuntan, banker, rekruter, dan konsultan adalah beberapa penyedia jasa yang berperan penting di ekosistem startup, semakin banyak pengalaman penyedia jasa di bisnis startup akan semakin baik kualitas jasa yang diberikan.

 

Referensi:
https://id.techinasia.com/ekosistem-startup-di-indonesia
https://money.kompas.com/read/2019/08/11/125304826/jakarta-masuk-kota-potensial-dalam-ekosistem-startup-global
https://ekonomi.bisnis.com/read/20180607/9/804049/opini-unicorn-baru-penguatan-ekosistem-startup
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190809064856-185-419733/jakarta-duduki-peringkat-33-kota-ekosistem-startup-potensial
https://www.dealsunny.com/blog/entrepreneurship-infographic
https://dailysocial.id/post/peran-aktif-pemerintah-indonesia-dukung-industri-startup-dan-ekonomi-digital
https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/index.php/2018/12/03/untuk-hasilkan-start-up-perguruan-tinggi-akan-diwajibkan-miliki-inkubator-bisnis-teknologi/
https://jakarta.block71.co/inkubator-startup
https://www.liputan6.com/tekno/read/2475590/peran-penting-angel-investor-di-bisnis-startup-indonesia

APA ITU OKR?

SEJARAH OKR

OKR singkatan dari Objective dan Key Result, merupakan suatu goal management framework yang berjalan dari tahun 1970-an, namun populer pada tahun 1999 saat John Doerr memiliki proyek Manajemen Kinerja dengan Google. OKR sendiri berkembang dari konsep MBO atau Management by Objective yang dipopulerkan oleh guru manajemen dunia, Peter Drucker.

OKR diciptakan oleh Andy Groove, yaitu seorang petinggi Intel yang merasa perlu membuat ukuran kinerja yang mendorong eksekusi strategi. Pada tahun 1975, John Doerr, pada saat itu seorang tenaga penjualan yang bekerja untuk Intel, menghadiri kursus internal Intel yang diajarkan oleh Andy Grove yang memperkenalkannya pada teori OKR. Pada tahun 1999 Doerr, yang pada saat itu bekerja untuk Kleiner Perkins Caufield & Byers – sebuah perusahaan modal ventura, memperkenalkan gagasan OKR ke perusahaan rintisan Kleiner Perkins Caufield & Byers yang telah berinvestasi di Google. Gagasan itu mulai berlaku dan OKR dengan cepat menjadi pusat budaya Google sebagai “metodologi manajemen yang membantu memastikan bahwa perusahaan memfokuskan upaya pada masalah penting yang sama di seluruh organisasi”.

Larry Page, CEO Alphabet dan salah satu pendiri Google, memuji OKR dalam kata pengantar untuk buku Doerr: “OKR telah membantu membawa kami ke pertumbuhan sepuluh kali, berkali-kali lipat. Mereka telah membantu membuat misi kami yang berani untuk ‘mengorganisir informasi dunia’ menjadi mungkin, bahkan dapat dicapai. Mereka telah membuat saya dan anggota perusahaan lainnya tepat waktu, dan tepat waktu menjadi hal yang paling penting.” Sejak menjadi populer di Google, OKR telah diimplementasi oleh beberapa organisasi start-up teknologi serupa lainnya termasuk LinkedIn, Twitter, Uber, Spotify, dan Airbnb. Sistem OKR ternyata tidak hanya untuk perusahaan digital. Walmart, Target, The Guardian, Dun dan Bradstreet, dan ING Bank juga menggunakan OKR.

Mirip dengan Balanced Scorecard, OKR memerlukan adanya Objective untuk melahirkan ukuran kinerja yang melambangkan pencapaian sasaran strategis tersebut. Agak berbeda dengan konsep Manajemen Kinerja yang fokus pada ukuran kuantitatif, OKR menuntut adanya Objective yang akan memandu manajemen untuk membuat suatu ukuran yang disebut dengan Key Result. OKR dapat dibagikan di seluruh organisasi dengan maksud memberikan kejelasan tujuan kepada tim dengan maksud untuk menyelaraskan dan memfokuskan upaya. OKR biasanya ditetapkan di tingkat perusahaan, tim, dan pribadi.

 

KOMPONEN OKR

Tujuan yang tepat harus menggambarkan apa yang akan Anda capai dan bagaimana Anda akan mengukur pencapaiannya. Kata-kata kunci di sini adalah diukur dengan karena pengukuran adalah apa yang membuat tujuan menjadi tujuan. Tanpanya, Anda tidak memiliki tujuan, yang Anda miliki hanyalah keinginan.

Formula Doerr adalah cara terbaik untuk menjelaskan struktur OKR:

Saya akan (Objective) yang diukur dengan (set of Key Results).

Jadi, seperti namanya, OKR memiliki dua komponen, yaitu:

  • Objective adalah deskripsi kualitatif yang menjelaskan tentang apa yang ingin Anda capai. Objective harus singkat, inspirasional, dan menarik. Objective harus memotivasi dan menantang tim.
  • Key Results adalah serangkaian metrik yang mengukur kemajuan Anda menuju Objective. Untuk setiap Objective, Anda harus memiliki 3 hingga 5 Key Results. Semua Key Results harus kuantitatif dan terukur. Seperti yang dikatakan Marissa Mayer, mantan Wakil Presiden Google: “Jika tidak memiliki angka, itu bukan Key Results“.

 

Referensi:

John Doerr; Measure What Matters; How Google, Bono, and the Gates Foundation Rock the Worls with OKRs

https://felipecastro.com/en/okr/what-is-okr/

Memaksimalkan Pertumbuhan dan Kontrol dengan Struktur Organisasi Hybrid

Ketika sebuah organisasi sedang berkembang, tentu struktur organisasi menjadi agenda penting yang harus diperhatikan. Terkadang, struktur yang dimiliki pada saat ini bisa jadi kurang memadai untuk perkembangan di esok hari. Biasanya, hal ini menyebabkan pengembangan struktur yang tidak simetris. Beberapa organisasi berakhir dengan perampingan struktur karena terlalu ‘gemuk’. Beberapa lainnya justru menyadari masalah birokrasi yang terlalu berbelit karena struktur yang terlalu ‘tinggi’.

Sebelum berpikir lebih jauh mengenai struktur seperti apa yang cocok untuk sebuah organisasi, ada baiknya jika organisasi memahami terlebih dahulu teori mengenai struktur organisasi yang umum dipakai dalam dunia manajemen. Ada 2 jenis struktur yang umum dipakai, yaitu:

  • Struktur Organisasi Fungsional

    Struktur Organisasi Fungsional (SOF) membagi para pekerja dalam kelompok-kelompok yang berdasar pada fungsi-fungsi manajemen.
    Contoh: Departemen Pemasaran, Departemen Keuangan, Departemen SDM & Personalia, dll.

  • Struktur Organisasi Divisional

    Struktur Organisasi Divisional (SOD) membagi para pekerja dalam kelompok-kelompok yang berdasar pada area regional atau unit bisnis tertentu.
    Contoh: Divisi Jawa Bali, Divisi Makanan Kering, Divisi Brand, dll.

Struktur organisasi fungsional memiliki karakter yang lebih cocok diterapkan di organisasi yang skalanya (secara penjualan, area, diversifikasi produk) lebih kecil, sedangkan struktur organisasi divisional lebih disarankan untuk organisasi yang lebih besar skalanya. Meskipun begitu, masing-masing struktur memiliki kekurangan yang dapat menghambat kinerja organisasi. Maka dari itu, para akademisi berusaha menggabungkan keduanya untuk meraih kinerja, sekaligus kontrol organisasi yang baik. Gabungan dari kedua struktur ini disebut dengan Struktur Organisasi Hybrid.

Struktur Organisasi Hybrid (SOB) adalah gabungan dari struktur organisasi fungsional dan divisional yang bertujuan untuk memanfaatkan keunggulan keduanya sehingga dapat mencapai kinerja dan kontrol yang efektif sekaligus efisien demi tercapainya pertumbuhan organisasi yang minim hambatan.

Contoh Struktur Organisasi Hybrid

 

Pada figur di atas, dapat dilihat bahwa SOB memiliki 2 kelebihan yaitu:

  1. Mendefinisikan seorang pekerja jauh lebih spesifik dalam peran dan tanggung jawabnya. Tim pemasaran A secara spesifik bekerja untuk pemasaran proyek A, dan begitu juga dengan anggota tim lainnya yang memiliki deskripsi pekerjaan masing-masing.
  2. Membuat peran dan tanggung jawab setiap anggota tim menjadi begitu jelas, dan tentu saja akan membawa ritme kerja yang progresif ketika diiringi dengan pekerja yang tepat dan mampu.

Kendati demikian, SOB juga memiliki kekurangan, antara lain:

  • Komunikasi antar anggota tim maupun antar tim yang kurang baik dan terkoordinasi akan memicu timbulnya konflik dan double work, yang justru menjadi lawan dari kelebihan SOB itu sendiri: kinerja yang efektif dan efisien.
  • Terjadi kebingungan mengenai proses pengambilan keputusan, yang menyebabkan setiap anggota tim memiliki 2 otoritas: manajer departemen dan manajer proyek.

Meskipun memiliki kekurangan, SOB tetap menarik untuk diterapkan di dalam sebuah organisasi. SOB memberi harapan baru, dimana pertumbuhan dan kontrol yang berjalan beriringan biasanya sangat sulit untuk terjadi. Beberapa kekurangan yang sudah disebutkan pun bisa diminimalisir dengan cara memberikan Standard Operating Procedure (SOP) yang jelas kepada setiap anggota tim sehingga komunikasi dan pengambilan keputusan bisa terkoordinasi dengan lebih baik, sehingga risiko work inefficiency dapat dikurangi.

 

Referensi:

https://www.nibusinessinfo.co.uk/content/organisational-structure-function

https://yourbusiness.azcentral.com/explain-hybrid-organization-structure-11311.html

https://tallyfy.com/organizational-structure-examples/

https://www.hunker.com/13416379/hybrid-structure-advantages-disadvantages

Membangun Tim yang Agile dalam Perusahaan

Para pemimpin perusahaan sudah mulai menyadari bahwa manajemen top-down tidak lagi efektif. Pergerakan pasar dunia yang cepat telah mendorong banyak perusahaan untuk mengadopsi manajemen yang lebih agile. Agile (tangkas) adalah satu pola pikir dan kebiasaan. Ada tiga poin penting dalam agile, yakni: mengidentifikasi masalah atau peluang, bergerak menindaklanjutinya, dan melakukan keduanya secara iteratif tanpa henti dan dalam periode yang singkat. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan tim agile yang dapat membantu perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan pasar.

Berikut merupakan beberapa karakter umum dari tim Agile

  • Bersifat inovatif.
  • Memiliki sedikit anggota.
  • Lebih mementingkan adaptasi terhadap perubahan daripada berpegang teguh pada rencana awal.
  • Lebih mementingkan outcome (memiliki dampak pada perusahaan/ organisasi) daripada sekedar output.
  • Memiliki kontrol atas tindakan yang ingin diambil, tidak didikte oleh pimpinan.
  • Memiliki interaksi yang dekat dengan pelanggan (baik eksternal maupun internal).

 

Terdapat beberapa keuntungan yang bisa didapatkan oleh perusahaan ketika mereka dapat mengembangkan tim agile secara sukses, antara lain:

  • Peningkatan ragam pekerjaan sehingga bisnis dapat lebih berinovasi daripada beroperasi secara rutin.
  • Perusahaan dapat membaca perubahan kondisi dan prioritas di pasar.
  • Perusahaan dapat mengembangkan solusi yang lebih adaptif.
  • Perusahaan dapat menghindari krisis yang sering menyerang hierarki tradisional.
  • Disruptions tidak akan mengganggu operasional perusahaan.
  • Membawa nilai dan prinsip agile pada operasi bisnis dan menjadi fungsi pendukung bagi bagian perusahaan yang lainnya.
  • Meningkatkan efisiensi dan produktivitas di bagian perusahaan yang memiliki biaya yang besar.
  • Peningkatan sistem operasional dan model organisasi untuk meningkatkan koordinasi antara tim agile dan tim operasional.
  • Perubahan dapat merespons kebutuhan pelanggan dengan cepat.
  • Dapat meningkatkan hasil perusahaan, tidak hanya hasil keuangan yang lebih baik tetapi juga loyalitas pelanggan dan keterlibatan karyawan yang lebih tinggi.

Dalam menanamkan konsep agile dalam perusahaan itu sendiri, terdapat empat area perusahaan yang perlu untuk diubah:

  1. Nilai dan prinsip

    Tanamkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip agility di seluruh bagian perusahaan.

  1. Kerangka Operasional

    Kembangkan pola pikir dan metode yang mendukung agility dalam sistem operasional.

  1. Akuisisi bakat dan motivasi

    Penerapan sistem yang agile untuk mendapatkan pekerja yang berbakat dan memotivasi mereka untuk membuat tim menjadi lebih baik.

  1. Sistem perencanaan dan penganggaran
    Melihat keputusan pendanaan/ investasi sebagai peluang bisnis (seperti dari sudut pandang Venture Capital).

 

Referensi:

https://hbr.org/2018/05/agile-at-scale

https://www.mckinsey.com/business-functions/organization/our-insights/the-five-trademarks-of-agile-organizations

https://study.com/academy/lesson/what-is-an-agile-company-definition-example.html