KOLABORASI DAN PENYUSUNANNYA

“Saling ketergantungan dari organisasi berbeda dengan segala hal yang pernah kita kenal sebelumnya dalam istilah ini,” ungkap Peter Drucker. Drucker percaya bahwa dalam upaya pemenuhan kebutuhan pelanggan, bisnis perlu mengikuti dua aturan, yaitu memainkan kekuatan yang mereka miliki dan berkolaborasi dengan pemain – pemain lain.

Berkolaborasi dengan pemain – pemain lain, bahkan dengan perusahaan yang dianggap sebagai kompetitor, dapat membuat perusahaan memberikan kebutuhan pelanggan yang di luar kemampuan mereka. Salah satu bukti nyata dari manfaat kolaborasi dirasakan oleh Scott Johnson yang membangun Myelin Repair Foundarion dan Rusty Bromley. Kualitas dan komitmen upaya ini serta faktor pengali dan fungsi pemercepat yang muncul dari kolaborasi ini telah meningkatkan kesempatan terciptanya terobosan medis jangka pendek bagi pengobatan penyakit multiple sklerosis. Cara pandang dan perspektif orang lain dapat mendorong perusahaan untuk memecahkan masalah dan bahkan membuat terobosan baru.

Berikut adalah tiga langkah utama dalam menyusun dan membuat kolaborasi menjadi terstruktur:

  1. Mendefinisikan kebutuhan yang tidak terikat dengan praktik bisnis. Pada kenyataannya, target kolaborasi yang paling berpengaruh adalah kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh bisnis – bisnis tradisional.
  1. Bedakan ruang depan dari ruang belakang. ‘Ruang depan’ perusahaan merupakan kekuatan atau aktivitas terpenting perusahaan yang menjadi keunggulan mereka (contoh: ruang depan Garuda adalah customer service). Sedangkan, ‘ruang belakang’ mencakup hampir adalah semua aktivitas atau kebutuhan di luar ruang depan. Perusahaan direkomendasikan untuk mengurangi ruang belakang mereka dengan berkolaborasi dengan perusahaan lain untuk memaksimalkan kekuatan ruang depan mereka.
  1. Tujuan bersama dan hubungan saling percaya lebih penting dalam suatu kolaborasi daripada teknologi, dan penyusunannya harus secara saksama.

Ada dua kunci untuk mempertahankan kolaborasi, yaitu:

  1. Komunikasi yang terstruktur dengan baik.
  2. Pengambilan keputusan yang cepat dan efektif.

Berikut lima karakteristik yang menandakan bahwa kolaborasi berhasil:

  1. Reputasi sebagai tempat bekerja yang mampu menarik karyawan terbaik dan tercerdas.
  2. Infrastruktur yang fleksibel dan mudah beradaptasi dan struktur biaya yang sangat bervariasi.
  3. Solusi politik dan logistik yang bersifat pragmatis yang mengubah lawan potensial menjadi sekutu.
  4. Pengaruh yang berasal dari penentuan standar industri yang mampu membentuk harapan dari konsumen (end user).
  5. Identifikasi dengan komunitas lokal melalui kegiatan branding yang bersifat menyeluruh.

Referensi :
Edersheim, E. H. (2007). The Definitive Drucker. New York: The McGraw-Hill Companies.

Recommended Posts