Tantangan Manajer dalam Menyeimbangkan Operasional dan Strategis

Dalam dunia manajemen yang serba cepat, para manajer sering kali merasa seperti berjalan di atas tali, berusaha menjaga keseimbangan antara tuntutan operasional sehari-hari dan inisiatif strategis jangka panjang. Di satu sisi, mereka harus memastikan roda bisnis terus berputar dengan lancar, menangani masalah mendesak, dan memenuhi target kinerja. Di sisi lain, mereka juga diharapkan untuk menjadi visioner, merancang strategi, dan memimpin tim menuju masa depan yang lebih baik.

Tugas Manajer: Operasional vs Strategis

  • Operasional: Meliputi tugas-tugas rutin dan manajemen sehari-hari, seperti pengawasan kinerja karyawan, pemecahan masalah, alokasi sumber daya, dan memastikan proses berjalan lancar.
  • Strategis: Melibatkan perencanaan jangka panjang, pengembangan visi, analisis pasar, identifikasi peluang, dan pengambilan keputusan yang akan mempengaruhi arah perusahaan di masa depan.

Tantangan yang Dihadapi

  • Konflik Prioritas: Sering kali, tugas-tugas operasional yang mendesak menuntut perhatian segera sehingga manajer sulit meluangkan waktu untuk berpikir strategis.
  • Keterbatasan Waktu dan Sumber Daya: Manajer memiliki keterbatasan waktu dan sumber daya sehingga mereka harus membuat pilihan sulit tentang bagaimana mengalokasikannya.
  • Perubahan yang Cepat: Lingkungan bisnis yang dinamis dan perubahan yang cepat dapat membuat perencanaan strategis menjadi sulit dan membutuhkan penyesuaian yang konstan.

Strategi untuk Menyeimbangkan Strategis & Operasional

  • Prioritaskan dengan Bijak: Gunakan matriks Eisenhower atau alat manajemen waktu lainnya untuk memprioritaskan tugas berdasarkan tingkat urgensi dan kepentingannya. Jadwalkan waktu khusus dalam kalender Anda untuk fokus pada tugas-tugas strategis, seperti perencanaan, analisis, atau pengembangan tim.
  • Delegasi Efektif: Manajer perlu belajar untuk mendelegasikan tugas-tugas operasional kepada anggota tim yang kompeten sehingga mereka dapat fokus pada tugas-tugas strategis. Komunikasikan ekspektasi dan prioritas Anda dengan jelas kepada tim Anda dan jangan lupa LATIH MEREKA!
  • Dapatkan Sumber Daya: Jangan ragu untuk meminta bantuan dari atasan, mentor, atau rekan kerja jika Anda merasa kewalahan. Tinjau secara berkala bagaimana Anda mengalokasikan waktu dan sumber daya Anda, dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.

– 0 –

Contoh Strategi Adaptif Berbagai Industri dalam Menghadapi Dinamika Ekonomi Makro

Untuk bertahan dan berkembang dalam lingkungan bisnis yang dinamis, perusahaan perlu terus beradaptasi dengan perubahan ekonomi makro. Strategi adaptif yang efektif melibatkan fleksibilitas, inovasi, dan pemanfaatan teknologi. Dengan menerapkan strategi yang tepat, perusahaan dapat mengubah tantangan menjadi peluang dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan, dan dengan mengadopsi pendekatan yang adaptif, perusahaan akan lebih siap menghadapi ketidakpastian ekonomi dan mencapai tujuan bisnis jangka panjang.

Industri Makanan dan Minuman

  • Penyesuaian ukuran porsi: Untuk menghadapi penurunan daya beli konsumen akibat inflasi, banyak perusahaan makanan dan minuman yang menawarkan produk dengan ukuran porsi yang lebih kecil dengan harga yang lebih terjangkau.
  • Ekspansi ke pasar negara berkembang: Perusahaan seperti Nestle dan Unilever terus berekspansi ke pasar negara berkembang di mana pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dan permintaan akan produk makanan dan minuman masih besar.

Industri Otomotif

  • Kendaraan listrik dan hibrida: Mengantisipasi kebijakan pemerintah yang semakin ketat terkait emisi kendaraan, banyak produsen otomotif berinvestasi besar-besaran dalam pengembangan kendaraan listrik dan hibrida. Tesla adalah contoh perusahaan yang berhasil memimpin peralihan ke kendaraan listrik.

Industri Teknologi

  • Kecerdasan buatan: Sebelum pemerintah mengeluarkan kebijakan terkait Artificial Intelligence, perusahaan teknologi berlomba memanfaatkan kecerdasan buatan untuk meningkatkan efisiensi operasi, mengembangkan produk baru, dan memberikan layanan yang lebih personal kepada pelanggan.

Industri Keuangan

  • Manajemen Risiko: Kebijakan moneter, terutama yang berkaitan dengan suku bunga, memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap industri keuangan. Suku bunga yang ditetapkan oleh bank sentral (seperti Bank Indonesia) akan mempengaruhi berbagai aspek dalam industri keuangan sehingga pelaku industri ini perlu mengembangkan pengelolaan risiko dan adaptasi strategis.

Industri Properti

  • Properti hijau: Meningkatnya kesadaran akan lingkungan mendorong perusahaan properti untuk membangun gedung-gedung yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Industri Kesehatan

  • Diversifikasi pendapatan: Peraturan pemerintah terkait industri farmasi, asuransi kesehatan, dan praktik medis dapat secara signifikan mempengaruhi biaya dan aksesibilitas layanan kesehatan sehingga rumah sakit perlu mengembangkan diversifikasi produk/layanan dan kemitraan strategis.

– 0 –

Dampak Ekonomi Makro terhadap Berbagai Sektor Industri

Ekonomi makro, yang mempelajari perilaku keseluruhan ekonomi, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap berbagai sektor industri. Perubahan dalam kebijakan moneter, tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan faktor-faktor eksternal lainnya dapat secara langsung memengaruhi kinerja perusahaan.

Continue reading

Ekonomi Makro: Penggerak Utama Strategi Bisnis

Ekonomi makro adalah sebuah studi tentang perilaku keseluruhan ekonomi yang memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap strategi bisnis sebuah organisasi. Perubahan dalam kebijakan moneter, tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan faktor-faktor eksternal lainnya dapat secara langsung memengaruhi keputusan strategis yang diambil oleh perusahaan.

Bagaimana Ekonomi Makro Mempengaruhi Strategi Bisnis?

  1. Siklus Ekonomi:

·  Ekspansi: Pada masa ekspansi, permintaan konsumen cenderung tinggi. Perusahaan dapat memperluas produksi, meluncurkan produk baru, dan melakukan ekspansi pasar.

·   Resesi: Selama resesi, permintaan menurun dan perusahaan perlu menyesuaikan strategi dengan fokus pada efisiensi biaya, pengurangan biaya, dan pencarian pasar baru.

  1. Tingkat Inflasi:

·   Inflasi yang tinggi dapat meningkatkan biaya produksi dan mengurangi daya beli konsumen. Perusahaan perlu menyesuaikan harga jual, mencari pemasok yang lebih efisien, atau mengembangkan produk baru yang lebih hemat biaya.

  1. Tingkat Bunga:

·   Kenaikan tingkat bunga dapat meningkatkan biaya pinjaman bagi perusahaan sehingga mengurangi investasi dan ekspansi. Sebaliknya, penurunan tingkat bunga dapat mendorong investasi dan pertumbuhan.

  1. Kurs Valuta:

·   Fluktuasi kurs valuta asing dapat memengaruhi daya saing perusahaan di pasar global. Perusahaan yang mengekspor produk akan terpengaruh oleh apresiasi mata uang domestik, sementara perusahaan yang mengimpor akan terpengaruh oleh depresiasi.

  1. Kebijakan Pemerintah:

·   Perubahan kebijakan pemerintah, seperti perubahan tarif bea cukai, regulasi lingkungan, atau kebijakan fiskal, dapat secara signifikan memengaruhi operasional bisnis.

 

Bagaimana Perusahaan Harus Menanggapi Perubahan Ekonomi Makro?

  • Analisis Mendalam: Perusahaan perlu melakukan analisis mendalam terhadap tren ekonomi makro dan dampaknya terhadap industri mereka.
  • Fleksibilitas: Strategi bisnis harus bersifat fleksibel dan adaptif sehingga dapat merespon perubahan dengan cepat.
  • Diversifikasi: Perusahaan dapat mengurangi risiko dengan melakukan diversifikasi produk, pasar, atau sumber pemasok.
  • Kolaborasi: Kerja sama dengan mitra bisnis, pemasok, dan pelanggan dapat membantu perusahaan menghadapi tantangan ekonomi.
  • Inovasi: Pengembangan produk dan layanan baru yang inovatif dapat memberikan keunggulan kompetitif.

Contoh Penerapan Strategi Bisnis Menanggapi Perubahan Ekonomi Makro

  • Industri FMCG: Perubahan harga bahan baku, seperti minyak bumi, logam, dan bahan kimia, dapat secara signifikan mempengaruhi biaya produksi.
  • Industri Otomotif: Ketika terjadi kenaikan harga bahan bakar, produsen otomotif beralih ke pengembangan kendaraan yang lebih hemat bahan bakar atau kendaraan listrik.
  • Industri Ritel: Selama masa resesi, perusahaan ritel sering kali menawarkan diskon besar-besaran dan program loyalitas pelanggan untuk menarik konsumen.
  • Industri Teknologi: Perusahaan teknologi cenderung berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan selama masa ekspansi untuk mengembangkan produk dan layanan baru.

Ekonomi makro adalah kekuatan yang berpengaruh terhadap keberhasilan strategi bisnis, baik langsung maupun tidak langsung. Perusahaan yang mampu memahami dan merespons perubahan ekonomi makro dengan cepat dan efektif akan memiliki peluang yang lebih besar untuk bertahan dan tumbuh dengan mengembangkan strategi yang tepat dalam menanggapi dinamika ekonomi makro. Apakah perusahaan Anda terpengaruh ekonomi makro?

– 0 –

Why OKR doesn’t Work?

OKR (Objective and Key Results) merupakan salah satu kerangka kerja yang biasanya digunakan organisasi untuk menetapkan tujuan dan mengukur kinerja organisasi maupun individu. Google tercatat sebagai salah satu perusahaan yang menuai kesuksesannya melalui kerangka kerja ini. Meskipun sederhana, implementasi OKR dapat menjadi suatu tantangan tersendiri dan pada akhirnya membuat organisasi menjadi burnout. Sebaliknya, jika dijalankan secara tepat dan efektif, OKR dapat mendukung keberhasilan organisasi. Berikut beberapa alasan umum mengapa OKR mungkin tidak memberikan hasil yang diharapkan:
  • Kurangnya kejelasan. Jika OKR tidak didefinisikan atau dipahami dengan jelas, tim akan mengalami kesulitan menyelaraskan antara upaya dengan tujuan. Penting untuk menggunakan bahasa yang jelas, spesifik, dan terukur saat menetapkan OKR.
  • Penyelarasan yang buruk. OKR wajib diselaraskan di seluruh level organisasi, mulai dari tujuan tingkat atas hingga individu tim. Ketidakselarasan dapat menyebabkan konflik prioritas dan kurangnya koordinasi.
  • Kurangnya peninjauan dan umpan balik secara reguler. OKR memerlukan pemantauan, peninjauan, dan umpan balik yang berkelanjutan. Mengabaikan langkah-langkah ini dapat mengakibatkan hilangnya akuntabilitas dan visibilitas kemajuan.
  • Kurangnya pengakuan. Elemen ini penting dalam konteks OKR karena dapat meningkatkan motivasi, engagement, dan kinerja secara keseluruhan. Ketika tim mencapai tujuan atau sasaran strategis, mengakui upaya dan pencapaian mereka dapat memperkuat budaya pencapaian tujuan dan mendorong keberhasilan yang berkelanjutan.
  • Ketidakselarasan dengan budaya perusahaan. Jika OKR tidak selaras dengan budaya, nilai-nilai, dan visi jangka panjang organisasi, tim mungkin tidak sepenuhnya menerapkannya. Ketika mereka merasakan ketidakselarasan antara OKR dan budaya organisasi, mereka akan menolak perubahan atau tidak terlibat. Hal ini dapat menghambat komitmen mereka terhadap OKR dan tujuan strategis secara keseluruhan.
  • Alat dan teknologi yang tidak memadai. Tidak adanya atau keterbatasan alat dan teknologi yang sesuai untuk melacak dan mengelola OKR dapat menghambat implementasi kerangka kerja ini. Penggunaan alat dan teknologi yang tidak memadai dalam penerapan OKR juga dapat menghambat efektivitas proses OKR dan menghambat kemampuan organisasi untuk menetapkan, melacak, dan mengelola tujuan dan hasil utama secara efisien.
Untuk mengatasi problem-problem di atas dan membuat OKR bekerja secara efektif, organisasi perlu berinvestasi pada pelatihan yang tepat, komunikasi yang jelas, tinjauan rutin, dan dukungan berkelanjutan. Penting juga untuk menumbuhkan budaya transparansi, akuntabilitas, dan perbaikan berkelanjutan untuk memastikan bahwa OKR berhasil diintegrasikan ke dalam proses dan pola pikir organisasi.  
Referensi:
https://dannydenhard.com/why-okrs-dont-work/
https://blog.weekdone.com/10-reasons-why-your-okrs-arent-working/
https://www.peoplebox.ai/blog/why-okrs-dont-work-fail/
 

Walmart SWOT Analysis Study Case

Walmart adalah perusahaan ritel terbesar di dunia yang menjual segala sesuatu mulai dari bahan makanan hingga alat musik. Lebih dari 270 juta pelanggan mengunjungi Walmart untuk melakukan pembelian setiap minggunya, sementara banyak pelanggan melakukan pembelian online melalui situs webnya. Walmart dimulai sebagai toko diskon kecil pada tahun 1962 di Arkansas. Setelah 50 tahun Walmart kini telah berkembang menjadi perusahaan pengecer terbesar dengan lebih dari 11.200 toko di 27 negara dan situs web (e-commerce) di 10 negara.

Salah satu cara yang membantu Walmart menggunakan keunggulan kompetitifnya untuk mendominasi dan berhasil tumbuh di industri ritel adalah menggunakan Analisis SWOT. Alat ini memberikan gambaran mengenai posisi Walmart saat ini dalam industri ritel dan menyoroti bidang-bidang di mana perusahaan dapat memanfaatkan kekuatannya, mengatasi kelemahannya, memanfaatkan peluang, dan memitigasi ancaman untuk mempertahankan keunggulan kompetitifnya.

Berikut rincian Analisis SWOT yang dimiliki oleh Walmart:

Kekuatan

  • Kehadiran ritel global: Walmart memiliki jangkauan global yang luas dan beroperasi di banyak negara sehingga memungkinkan Walmart menjangkau beragam pasar dan segmen pelanggan.
  • Skala ekonomi: Ukuran dan daya beli perusahaan yang sangat besar memungkinkannya menegosiasikan persyaratan yang menguntungkan Walmart terhadap pemasoknya sehingga menghasilkan keunggulan biaya dan kemampuan untuk memberikan harga yang kompetitif kepada konsumen.
  • Rantai pasokan yang efisien: Manajemen rantai pasokan Walmart sangat efisien serta menampilkan kemampuan logistik dan distribusi yang canggih. Hal ini mengurangi biaya persediaan dan meningkatkan ketersediaan produk.
  • Beraneka ragam produk: Walmart menawarkan beragam produk, termasuk bahan makanan, elektronik, pakaian jadi, dan barang-barang rumah tangga, menarik basis pelanggan yang luas dan mempromosikan one-stop shopping.
  • Memiliki label pribadi: Merek label pribadi Walmart, seperti Great Value, sering kali menyediakan produk berkualitas dengan harga lebih rendah dibandingkan merek nasional sehingga menumbuhkan loyalitas pelanggan dan meningkatkan margin labanya.
  • Transformasi digital: Walmart telah berinvestasi secara signifikan dalam e-commerce dan teknologi digital, memperkuat kehadiran online dan pengalaman pelanggannya, termasuk inisiatif seperti belanja bahan makanan online dan layanan pengiriman ke rumah.

Kelemahan

  • Masalah ketenagakerjaan: Walmart menghadapi kritik dan tantangan hukum terkait praktik ketenagakerjaan, termasuk masalah upah yang rendah, tunjangan yang tidak memadai, dan tuduhan perlakuan tidak adil terhadap karyawan.
  • Kesuksesan yang terbatas: Meskipun Walmart adalah merek global, tetapi Walmart menghadapi tantangan di beberapa pasar internasional yang memiliki perbedaan budaya dan persaingan lokal yang menghambat pertumbuhannya di negara tersebut.
  • Tekanan kompetitif dari E-commerce: Munculnya raksasa e-commerce seperti Amazon telah meningkatkan persaingan dan mengganggu model ritel tradisional, termasuk Walmart, sehingga mendorong perlunya investasi besar dalam operasional online.

Peluang

  • Pertumbuhan teknologi: Pertumbuhan e-commerce yang berkelanjutan menghadirkan peluang bagi Walmart untuk memperluas kehadiran online dan meraih pangsa pasar ritel digital yang lebih besar.
  • Inisiatif keberlanjutan: Permintaan konsumen akan produk yang berkelanjutan dan ramah lingkungan menciptakan peluang bagi Walmart untuk meningkatkan inisiatif keberlanjutannya, menarik konsumen yang juga ramah lingkungan, dan mengurangi jejak lingkungannya.
  • Tren kesehatan: Meningkatnya fokus pada kesehatan dan kebugaran menawarkan potensi bagi Walmart untuk memperluas penawaran produknya dalam kategori ini, termasuk pilihan makanan organik dan sehat.

Ancaman

  • Persaingan digital: Persaingan yang ketat dari raksasa ritel online, seperti Amazon, menimbulkan ancaman yang signifikan terhadap model ritel tradisional Walmart sehingga memerlukan adaptasi dan investasi berkelanjutan dalam kemampuan digital.
  • Peraturan dan hukum: Walmart menghadapi tantangan peraturan dan hukum yang berkelanjutan terkait praktik ketenagakerjaan, masalah antimonopoli, dan masalah kepatuhan lainnya.
  • Gangguan rantai pasokan: Gangguan pada rantai pasokan global, seperti yang disebabkan oleh bencana alam, ketegangan geopolitik, atau pandemi (misalnya, COVID-19) dapat berdampak pada ketersediaan dan profitabilitas produk.
  • Preferensi konsumen yang berubah: Pergeseran dalam preferensi dan perilaku konsumen dapat mempengaruhi penjualan Walmart dan memerlukan penyesuaian dalam penawaran dan strategi produk.

 

Referensi:

https://thestrategystory.com/blog/walmart-swot-analysis/
https://strategicmanagementinsight.com/swot-analyses/walmart-swot-analysis/
https://businessmodelanalyst.com/walmart-swot-analysis/

 

Strategic Planning Process

Salah satu faktor yang memengaruhi keberhasilan organisasi adalah melakukan perencanaan secara tepat, yaitu dengan menjalankan strategic planning, yang merupakan proses sistematis untuk mengembangkan dan memutuskan strategi dan tindakan nyata organisasi dalam mewujudkan cita-cita dan tujuannya.. Menurut Journal of Management Studies (2010), organisasi yang melakukan perencanaan mampu bertumbuh 30% lebih cepat daripada organisasi yang tidak melakukannya.

Pada praktiknya, beberapa organisasi memiliki pemahaman yang agak rancu antara strategic planning dan strategic thinking. Pada dasarnya strategic planning merupakan prosedur (proses) formal yang dikelola manajemen untuk menghasilkan strategi yang sesuai dengan kondisi eksternal dan internal organisasi, sedangkan strategic thinking adalah proses berpikir kreatif dan informal untuk menghasilkan strategi yang unik, unggul secara kompetitif, dan tidak monoton. Strategic thinking adalah tidak untuk semua orang (art), namun strategic planning sangat bisa dipelajari dan dikelola (science).

Berikut beberapa proses dalam strategic planning:

  • Mendefinisikan misi, visi, dan tujuan. Pernyataan misi menggambarkan apa bisnis kita, sedangkan pernyataan visi menggambarkan keadaan masa depan yang diinginkan organisasi. Kedua pernyataan ini biasanya akan dirumuskan juga dalam bentuk goal atau tujuan yang lebih konkrit. Oleh karena itu, organisasi perlu menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu (SMART) sebagai tolok ukur atau peta jalan (roadmap) untuk kemajuan organisasi.
  • Menganalisis lingkungan eksternal dan internal. Selain goal/roadmap, organisasi juga perlu melakukan analisis menyeluruh terhadap lingkungan internal dan eksternal (Analisis SWOT). Analisis eksternal mencakup analisis makro seperti: politik/legal, ekonomi, sosial/gaya hidup, dan teknologi/lingkungan, serta analisis lima kekuatan dalam industri, seperti: persaingan, pemasok, pelanggan, pendatang baru, dan substitusi. Sedangkan, analisis internal biasanya mencakup upaya perbandingan kualitas internal yang penting dalam industri, antara organisasi dengan kompetitornya.
  • Mengembangkan strategi. Pengembangan strategi sebaiknya memiliki perspektif yang luas dan berimbang, serta memperhatikan dan mempertimbangkan aspek internal dan eksternal sehingga kita bisa membuat keputusan yang efektif untuk organisasi di masa kini dan mendatang. Matriks SWOT adalah salah satu alat yang cukup efektif dalam menghasilkan dan memetakan semua sasaran organisasi berbasis pada kondisi internal dan eksternal organisasi.
  • Mengembangkan inisiatif dan ukuran keberhasilan. Semua sasaran organisasi yang perlu dicapai dalam waktu setahun ke depan perlu dirincikan dalam bentuk inisiatif atau proyek yang berisi rencana tindakan yang terperinci, dalam hal PIC, tanggal, dan semua sumber daya yang diperlukan. Untuk meyakinkan bahwa sasaran tersebut sudah tercapai, alangkah baiknya organisasi melakukan pemantauan melalui pencapaian ukuran keberhasilan, yang biasa disebut dengan Key Performance Indicators (KPI).
  • Mengelola risiko. Manajemen risiko memainkan peran penting dalam perencanaan strategis karena melibatkan identifikasi potensi risiko, menilai dampaknya terhadap sasaran strategis, dan mengembangkan strategi untuk memitigasi atau merespons risiko tersebut. Mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam proses perencanaan strategis dapat membantu organisasi mengeksekusi strategi secara efektif dan fleksibel apabila muncul hambatan dalam proses eksekusi tersebut.

 

 

Referensi:

https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/0447-2778.00006

https://effectuation.org/hubfs/Journal%20Articles/2017/06/The-Multiple-Effects-of-Business-Planning-onNew-Venture-Performance.pdf

https://www.techtarget.com/searchcio/definition/strategic-planning#:~:text=Strategic%20planning%20is%20a%20process,can%20reach%20its%20stated%20vision.

What is Strategic Planning?

Strategic planning adalah proses sistematis dan terintegrasi yang digunakan organisasi untuk membuat keputusan tentang apa yang hendak dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Ini melibatkan penilaian keadaan organisasi saat ini, menganalisis faktor internal dan eksternal yang dapat memengaruhi kinerjanya, serta mengembangkan peta jalan (roadmap) untuk masa depan. Strategic planning sangat penting bagi organisasi agar tetap kompetitif dan beradaptasi dengan lingkungan bisnis yang terus berkembang. Konsep ini menyediakan kerangka kerja untuk membantu organisasi dalam mengelola sumber daya dan mengambil keputusan yang paling efektif dalam mencapai sukses jangka panjang.

Strategic planning membantu organisasi menetapkan sasaran dengan jelas dan meyakinkan seluruh pemangku kepentingan tentang apa yang ingin dicapai dalam jangka panjang. Dengan menetapkan tujuan dan sasaran tersebut, strategic planning mengarahkan organisasi untuk memprioritaskan upaya dan sumber daya mereka. Setiap anggota organisasi diharapkan bekerja sesuai inisiatif strategis yang akan mendukung keseluruhan strategi organisasi.  Dengan demikian seluruh sumber daya penting juga akan terfokus pada strategi yang akan mengarahkan organisasi mencapai tujuan yang diidamkan.

Pada praktiknya, organisasi kesulitan membedakan strategic planning dan strategic thinking. Berikut perbedaan antara keduanya:

Strategic Planning

Strategic Thinking

Definisi Proses terstruktur yang mengembangkan rencana komprehensif dengan tujuan, sasaran, dan langkah-langkah khusus untuk mencapai keadaan masa depan yang diinginkan. Proses ini mendorong organisasi untuk merumuskan sasaran strategis, melakukan analisis, menetapkan tujuan, dan membuat rencana implementasi yang terperinci. Proses kognitif yang melibatkan kemampuan untuk membayangkan serta mengevaluasi peluang dan tantangan masa depan. Konsep ini cenderung berbicara tentang mengeksplorasi ide-ide kreatif dan inovatif untuk mendapatkan keunggulan kompetitif.
Fokus Membuat arahan terstruktur yang menguraikan bagaimana suatu organisasi akan mencapai tujuan jangka panjangnya. Berkonsentrasi pada “gambaran besar” dan visi jangka panjang organisasi. Konsep ini melibatkan pemahaman dinamika pasar, mengidentifikasi tren yang muncul, mengantisipasi gangguan potensial, dan mendorong budaya inovasi dalam organisasi.
Proses Dilakukan secara berkala (misalnya, setiap tahun) dan melibatkan serangkaian langkah terstruktur untuk membuat rencana terperinci. Aspek ini melibatkan analisis data, penetapan sasaran, perencanaan tindakan, dan alokasi sumber daya. Dilakukan secara berkelanjutan yang dapat terjadi kapan saja. Ini mendorong individu dalam organisasi untuk berpikir kritis, proaktif, dan mempertimbangkan berbagai skenario dan kemungkinan masa depan.

 

Referensi:

Cara Mengimplementasi Strategic Management

Strategic Management merupakan konsep dan kerangka kerja perencanaan, eksekusi, dan evaluasi yang berkelanjutan atas semua faktor yang dibutuhkan organisasi untuk memenuhi tujuan dan sasaran strategisnya. Perubahan dalam lingkungan bisnis ini menuntut organisasi untuk terus-menerus mengevaluasi strategi mereka sehingga kerangka kerja ini akan memberdayakan organisasi untuk menilai situasi mereka saat ini dan aspirasi mendatang, menyusun strategi, menerapkannya, serta menganalisis efektivitas strategi manajemen yang diterapkan.

Berikut beberapa cara untuk mengimplementasi Strategic Management di organisasi:

  • Meninjau dan memperbarui tujuan dan sumber daya strategis. Organisasi perlu secara teratur menilai dan memperbarui rencana dan tujuan strategis organisasi. Pastikan itu sejalan dengan kondisi makro, pasar saat ini, tren industri, dan kemampuan internal. Rencana strategis yang relevan dan terkini sangat penting untuk manajemen strategis yang efektif sehingga mendukung kesuksesan jangka panjang organisasi.
  • Melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Organisasi perlu melibatkan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan strategis untuk memupuk rasa kepemilikan (sense of ownership) dan memastikan bahwa setiap orang dapat memberikan saran atau kontribusinya sehingga tercipta strategi terbaik.
  • Pengambilan keputusan berbasis data. Organisasi perlu menerapkan mekanisme untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data yang relevan untuk mengembangkan pilihan strategi.
  • Mengembangkan skenario darurat. Buat beberapa skenario yang mengeksplorasi potensi situasi masa depan yang bervariasi. Ini membantu organisasi mengantisipasi berbagai kemungkinan dan memastikan strategi dapat beradaptasi dalam keadaan yang berubah.
  • Menyelaraskan strategi (strategy alignment). Keselarasan strategi memastikan semua aspek organisasi dikoordinasikan secara harmonis dan diarahkan menuju pencapaian tujuan dan sasaran strategisnya. Koordinasi ini melibatkan penyelarasan berbagai elemen organisasi, seperti proses, upaya, sumber daya, dan budaya pada sasaran strategis secara keseluruhan.
  • Membangun komunikasi strategi yang efektif. Pastikan bahwa rencana strategis dikomunikasikan secara efektif ke seluruh organisasi. Semua karyawan harus memahami tujuan, sasaran, dan peran masing-masing dalam mencapainya. Strategi komunikasi yang efektif tidak bisa dibangun dalam satu hari, melainkan merupakan proses berkelanjutan yang memerlukan penyempurnaan dan adaptasi terus-menerus agar setiap pemangku kepentingan tetap mendapat informasi, terlibat, dan selaras dengan arah strategis organisasi.
  • Meninjau kinerja. Terapkan sistem untuk melatih kebiasaan, meninjau kinerja, dan pelacakan kemajuan terhadap sasaran strategis. Sistem ini membantu mengidentifikasi area mana yang perlu penyesuaian serta memastikan akuntabilitas. Ini adalah langkah penting untuk menilai kemajuan, efektivitas, dan dampak inisiatif strategis organisasi. Proses ini melibatkan aktivitas evaluasi apakah organisasi mencapai tujuan strategis yang dimaksudkan dan mengidentifikasi area untuk perbaikan bila tujuan tidak tercapai.
  • Mendorong Continuous Learning. Organisasi perlu berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan untuk karyawan di semua tingkatan, dengan fokus pada membangun keterampilan yang berkaitan dengan inisiatif strategis, analisis, dan eksekusi. Hal ini akan mendorong individu dan organisasi untuk beradaptasi, berinovasi, dan membuat keputusan yang tepat dalam lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat.
  • Manajemen risiko. Kembangkan kerangka kerja manajemen risiko yang kuat yang mengidentifikasi potensi ancaman terhadap pencapaian tujuan strategis. Proses ini terdiri dari identifikasi, penilaian, mitigasi, dan pemantauan risiko yang dapat berdampak pada kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan strategisnya. Manajemen risiko yang efektif membantu organisasi mengantisipasi potensi tantangan dan mengembangkan rencana darurat untuk mengatasi ketidakpastian dan mencapai hasil yang sukses.

Implementasi Strategic Management merupakan sebuah upaya berkelanjutan yang membutuhkan dedikasi, kedisiplinan, keterbukaan pikiran, dan kemauan untuk berkembang. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, organisasi dapat meningkatkan kapabilitas strategis organisasi dan meningkatkan potensi keberhasilannya dalam lingkungan bisnis yang dinamis dalam mencapai cita-cita luhurnya.


Referensi:

Why Strategic Management is Imprortant?

  • Memberikan arah dan tujuan yang jelas

Strategic Management merupakan serangkaian keputusan dan tindakan yang dirancang untuk mencapai sasaran organisasi. Sasaran yang ditetapkan harus selaras dengan visi, misi, dan tujuan jangka panjang organisasi. Kerangka kerja ini memastikan bahwa seluruh pemangku kepentingan berjalan menuju arah yang sama.

 

  • Mengambil keputusan yang lebih baik

Keputusan dibuat berdasarkan analisis yang tepat dan strategi yang terdefinisi dengan baik sehingga setiap tindakan yang dilakukan organisasi mendukung pencapaian tujuan jangka panjangnya. Pemimpin dapat mengevaluasi berbagai pilihan yang ada berdasarkan keselarasan mereka dengan strategi organisasi sehingga keputusan yang diambil adalah yang paling efektif.

 

  • Alokasi sumber daya yang lebih efisien

Strategic Management memastikan bahwa sumber daya, seperti keuangan, manusia, dan teknologi, difokuskan pada aktivitas yang paling berkontribusi pada tujuan strategis organisasi. Alokasi sumber daya merupakan proses dinamis yang membutuhkan pertimbangan, analisis, dan penyesuaian yang berkesinambungan sehingga organisasi dapat memposisikan diri mereka untuk kesuksesan jangka panjang.

 

  • Mendorong inovasi dan kreativitas

Strategic Management akan membentuk budaya inovasi dan kreativitas dengan mendorong organisasi untuk mengeksplorasi ide-ide baru, teknologi, dan pendekatan untuk tetap unggul dalam pasar yang berubah dengan cepat.

 

  • Membentuk keunggulan kompetitif

Strategic Management membuat organisasi terus menganalisis perkembangan lingkungan internal dan eksternal mereka. Dengan cara ini, organisasi dapat terus mengevaluasi posisi mereka dan menyesuaikan strategi dengan kebutuhan sehingga dapat tetap unggul dalam lanskap bisnis yang dinamis dan kompetitif.