Organisasi yang mengimplementasikan knowledge management (KM) pada umumnya menginginkan proses dan alur informasi di organisasi berjalan dengan lancar. Hal ini bertujuan agar proses bisnis secara keseluruhan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Adapun beberapa peran KM bagi organisasi adalah sebagai berikut:
Meningkatkan kapabilitas pengambilan keputusan
Organisasi membutuhkan data sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang tepat, namun terlalu banyak data yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi bumerang bagi organisasi. Lebih lanjut, data yang tidak diorganisasi menjadi informasi yang relevan, akan mempersulit manajemen dalam pengambilan keputusan yang tepat. Oleh karena itu, knowledge management dapat digunakan untuk meningkatkan kapabilitas pengambilan keputusan dengan lebih baik.
Membangun learning organization dengan menciptakan learning routine
Organisasi dapat membangun learning routine dengan cara mendorong karyawannya untuk secara terus-menerus menilai diri, unit, dan organisasi mereka, serta mencari cara untuk selalu menjadi lebih baik. Dorong tim untuk selalu melakukan evaluasi setiap kegiatan atau proyek diselesaikan, baik dalam hal keberhasilan maupun kegagalan. Dorong mereka juga untuk mengidentifikasi alternatif apa saja yang dapat digunakan untuk memperbaiki hal tersebut di masa depan. Pendekatan ini dapat digunakan untuk menangkap pembelajaran dari setiap pengalaman yang nantinya dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan efisiensi dan meningkatkan kualitas kerja
Mendorong perubahan budaya dan inovasi
Knowledge management yang dilaksanakan secara aktif dapat mendorong perubahan budaya dan inovasi dengan mendukung seluruh elemen organisasi untuk menyampaikan sebanyak mungkin ide-ide baru. Perusahaan dapat memanfaatkan ruang diskusi yang terbuka untuk menyampaikan ilmu-ilmu baru sembari tetap berpegang pada value perusahaan dan menstimulasi perubahan budaya. Dalam situasi organisasi yang kompleks saat ini, program knowledge management juga dapat membantu manajemen menghadapi perubahan, mendukung munculnya ide-ide baru dan wawasan yang mendorong inovasi
BACA JUGA: MENGENAL KNOWLEDGE MANAGEMENT
Explicit dan Tacit Knowledge
Untuk memaksimalkan peran KM, organisasi juga perlu memahami pengetahuan apa saja yang terdapat di dalamnya. Pengetahuan ini pada umumnya dibagi menjadi dua: explicit dan tacit knowledge. Explicit knowledge adalah “pengetahuan akademis” yang digambarkan dalam bahasa formal, media cetak, atau media elektronik yang sering kali didasarkan pada proses kerja yang mapan dan menggunakan pendekatan process to people. Di sisi lain, tacit knowledge adalah “pengetahuan praktis dan berorientasi pada tindakan.” Pada umumnya, tacit knowledge diperoleh melalui pengalaman pribadi, jarang diungkapkan secara terbuka, dan sering kali menyerupai intuisi (Smith, 2001).
Berikut perbedaan antara explicit dan tacit knowledge dalam organisasi:
Kategori | Explicit Knowledge | Tacit Knowledge |
Sistem kerja |
|
|
Pembelajaran |
| Supervisor atau pemimpin tim memfasilitasi serta memperkuat keterbukaan dan kepercayaan untuk meningkatkan pembagian pengetahuan (knowledge sharing) & penilaian bisnis
|
Pengajaran |
| Menggunakan bimbingan one-on-one, mentoring, coaching, training di tempat kerja, magang, competency-based, brainstorm, serta bersifat people oriented
|
Jenis Pemikiran |
|
|
Pembagian pengetahuan |
| Pengetahuan dibagikan secara altruistik, networking, kontak tatap muka, konferensi video, mengobrol, bercerita, mempersonalisasi pengetahuan |
Motivasi | Didasarkan pada kebutuhan untuk melakukan sesuatu atau memenuhi tujuan tertentu | Didasarkan melalui: inspirasi kepemimpinan, visi, dan frekuensi kontak pribadi dengan karyawan |
Penghargaan |
|
|
Hubungan | Cenderung bersifat top-down dari supervisor ke bawahan atau pemimpin tim ke anggota tim | Terbuka, ramah, tidak terstruktur, berbagi pengetahuan secara terbuka dan spontan |
Teknologi |
|
|
Evaluasi | Berdasarkan prestasi kerja yang nyata, tidak harus pada kreativitas dan berbagi pengetahuan | Berdasarkan kinerja yang ditunjukkan dan evaluasi spontan yang berkelanjutan |
Referensi:
Bolisani, E., & Bratianu, C. (2018). The Elusive Definition of Knowledge. In Emergent Knowledge Strategies (pp. 1–22). Springer International Publishing. https://doi.org/10.1007/978-3-319-60657-6_1
Smith, E. A. (2001). The role of tacit and explicit knowledge in the workplace. Journal of Knowledge Management, 5(4), 311–321. https://doi.org/10.1108/13673270110411733
Quast, L. (2012, Aug 12). Why Knowledge Management Is Important To The Success Of Your Company. Retrieved Oct 21, 2022, from Forbes: https://www.forbes.com/sites/lisaquast/2012/08/20/why-knowledge-management-is-important-to-the-success-of-your-company/?sh=1b48066e3681