Pentingnya Penerapan Soft Skills bagi Perusahaan

Soft skills adalah kemampuan personal dan interpersonal seseorang di luar kemampuan teknis, seperti keterampilan untuk berinteraksi secara individu, keterampilan sosial, komunikasi, dsb., yang dapat mendukung kinerja seseorang dan prospek karirnya. Soft skills merupakan kemampuan yang sudah melekat pada diri seseorang, tetapi dapat dikembangkan dengan maksimal dan dibutuhkan dalam dunia pekerjaan sebagai pelengkap dari kemampuan teknis / hard skills. Keberadaan antara hard skills. dan soft skills sebaiknya seimbang, seiring dan sejalan.

Secara garis besar soft skills dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu:

  1. Keterampilan Intrapersonal meliputi:
    • Self-awareness

      Kepercayaan diri, penilaian diri, karakteristik dan sifat, serta pengendalian emosi

    • Self-skill

      Peningkatan diri, kontrol diri, penyelesaian masalah, tingkat kepercayaan, tingkat kelayakan, manajemen waktu, keproaktifan dan hati nurani

  1. Keterampilan interpersonal meliputi:
    • Social awareness

      Kesadaran politik, mengembangkan orang lain, menjunjung dan meningkatkan keragaman, berorientasi pada layanan, serta empati

    • Social skill

      Kepemimpinan, keterampilan memberi pengaruh, komunikasi, keterampilan beradaptasi, manajemen konflik, kerja sama, kerja tim, serta keterampilan bersinergi dan berorganisasi.

Pentingnya penerapan soft skills telah dirasakan oleh banyak perusahaan. Hasil sebuah laporan oleh the International Association of Administrative Professionals, OfficeTeam dan HR.com menunjukkan bahwa 67% manajer SDM mengatakan mereka akan merekrut seorang kandidat dengan soft skills yang kuat bahkan jika kemampuan teknisnya (hard skills) kurang, sementara hanya 9% yang akan mempekerjakan seseorang dengan kredensial teknis yang kuat tetapi soft skills lemah.

Beberapa keuntungan yang akan diperoleh perusahaan melalui soft skills antara lain:

  1. Peningkatkan angka keberhasilan jangka panjang

    Stanford Research Institute International dan Carnegie Mellon Foundation menemukan bahwa 75% dari kesuksesan kerja jangka panjang seorang pekerja tergantung pada penguasaan soft skills dan hanya 25% pada keterampilan teknis (hard skills).

  1. Peningkatan performa

    Para peneliti Harvard University, Boston University, dan University of Michigan’s Ross School of Business menemukan bahwa pekerja dengan pelatihan keterampilan lunak 12% lebih produktif daripada mereka yang tidak memilikinya.

  1. Peningkatan produktivitas pekerja

    Berdasarkan survei Hay Group, manajer yang menggabungkan berbagai soft skills dalam kepemimpinan mereka dapat meningkatkan kinerja tim mereka sebanyak 30 persen

Berdasarkan survei yang dilakukan kepada para perekrut SDM profesional, soft skills para pekerja dirasa telah memburuk dalam lima tahun terakhir. Adanya digitalisasi menyebabkan soft skills para pekerja menurun, terutama pada generasi Milenial dan generasi berikutnya. Sebagai contoh, turunnya keterampilan komunikasi saat ini disebabkan karena adanya aplikasi chatting yang digunakan oleh para pekerja sehari-hari, bahkan ketika mereka duduk bersebelahan! Oleh sebab itu, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi SDM, yaitu untuk mengidentifikasi dan merekrut pekerja dengan soft skills yang dibutuhkan dan mengembangkan soft skills para pekerja dalam suatu perusahaan.

 

Referensi:

https://elearningindustry.com/soft-skills-in-the-workplace-develop-train
https://www.forbes.com/sites/janbruce/2017/03/10/why-soft-skills-matter-and-the-top-3-you-need/#492b751176f3</span
https://elearningindustry.com/soft-skills-in-the-workplace-develop-train</span

Membangun Budaya Feedback dalam Perusahaan

Memberikan umpan balik atau feedback dalam sebuah lingkungan kerja sangat dibutuhkan sebagai pembelajaran dan untuk meningkatkan performa kerja personel perusahaan, baik itu bagi karyawan, manajer, maupun eksekutif. Feedback yang baik dapat diberikan dalam bentuk pujian maupun kritikan. Dalam membangun budaya feedback di perusahaan ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilakukan.

Berikut adalah empat elemen penting dalam membangun budaya memberikan feedback:

  • Rasa aman dan percaya

    Agar semua anggota perusahaan dapat menyampaikan feedback dengan leluasa, perusahaan perlu menumbuhkan perasaan aman dan percaya dalam diri mereka. Untuk menciptakan perasaan aman dan percaya, semua anggota organisasi harus melakukan hal-hal berikut:

    • Mengenal satu sama lain
    • Membicarakan perasaan
    • Mengatakan tidak adalah hal normal
  • Keseimbangan

    Selalu memberikan umpan balik yang positif bukan tindakan yang terbaik. Berikan juga umpan balik negatif, di samping umpan balik positif. Lakukan hal-hal berikut agar tercipta keseimbangan untuk membangun budaya feedback:

    • Hentikan memberikan feedback positif sebelum menyampaikan kritik
    • Mulai dari hal kecil
    • Puji usaha, bukan kemampuan
  • Menjadikan feedback sebagai hal normal

    Jadikan feedback sebagai kebiasaan yang dilakukan sehari-hari sehingga menjadi hal yang normal dan lumrah. Lakukan hal-hal berikut untuk membuat feedback menjadi sesuatu yang normal:

    • Jangan menunggu momen tertentu
    • Lakukan di depan publik
  • Feedback adalah tanggung jawab pribadi

    Jika seorang pemimpin menginginkan terciptanya budaya feedback, ia harus menjadi teladan dahulu. Lakukanlah hal-hal berikut agar semua personel perusahaan bersedia memulai budaya feedback:

    • Bersikap transparan
    • Meminta feedback

Menciptakan budaya yang terbuka dalam memberikan dan menerima feedback sangat penting bagi perusahaan. Berikut beberapa manfaat dari menciptakan budaya feedback dalam perusahaan:

  • Mendorong budaya untuk terus belajar

    Feedback yang diberikan akan mendorong personel perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya. Untuk meningkatkan kinerjanya, mereka akan terus belajar dan meningkatkan kemampuan serta memperbaiki diri.

  • Menciptakan budaya terbuka dan mengurangi konflik dalam perusahaan

    Budaya memberikan umpan balik akan meningkatkan keterbukaan dan menciptakan hubungan lebih komunikatif antar personel perusahaan. Hal ini juga meningkatkan kepercayaan dan kejujuran dalam perusahaan karena semua personel perusahaan dapat lebih terbuka satu sama lain.

  • Meningkatkan loyalitas karyawan

    Memberikan feedback dengan cara yang baik dengan intensi agar orang lain menjadi lebih baik dan sukses menunjukkan dukungan pimpinan pada karyawan. Jika karyawan merasa mendapatkan dukungan, mereka akan memiliki loyalitas pada perusahaan.

 

Referensi:

https://hbr.org/2013/12/building-a-feedback-rich-culture
https://hraligneddesign.com/leadership/key-benefits-of-effective-feedback/
https://www.accelerationpartners.com/blog/replace-outdated-annual-review-continuous-feedback?cn-reloaded=1

Cara untuk Menemukan Kandidat yang Sesuai dengan Budaya Perusahaan

Menemukan kandidat dengan kemampuan yang baik dan sesuai dengan posisi yang dibutuhkan adalah hal yang pasti ingin dicapai dalam setiap proses rekrutmen. Namun selain kemampuan, menemukan kandidat yang cocok dan dapat menyesuaikan diri dengan budaya perusahaan juga merupakan hal yang penting untuk dipertimbangkan.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan perusahaan agar mendapatkan kandidat yang bisa menyesuaikan diri dengan budaya perusahaan:

  • Tentukan apa budaya dalam perusahaan Anda

    Budaya organisasi adalah pola keyakinan, nilai, dan cara penyelesaian masalah perusahaan yang telah dipelajari dan dikembangkan seiring dengan sejarah organisasi, yang dibagikan dan diajarkan kepada seluruh anggota organisasi secara implisit dan informal oleh sekelompok anggota organisasi tertentu (kelompok manajemen organisasi). Kenalkan budaya perusahaan Anda pada kandidat melalui situs web atau persyaratan dalam rekrutmen.

  • Ajukan pertanyaan yang tepat dalam wawancara

    Buatlah daftar pertanyaan wawancara yang dapat menilai kesesuaian kandidat dengan budaya perusahaan. Beberapa pertanyaan yang bisa Anda ajukan diantaranya:

    • Lingkungan kerja seperti apa yang ideal untuk Anda?
    • Ceritakan seperti apa atasan yang ideal menurut Anda.
    • Apakah Anda menyukai bekerja secara individu atau dalam tim?
    • Lingkungan kerja seperti apa yang membuat Anda tidak nyaman?
    • Apa saja hal yang Anda sukai dari pekerjaan Anda sebelumnya? dll.
  • Perhatikan bahasa tubuh, sikap, dan nada bicara Kandidat

    Selain mendengarkan jawabannya, perhatikan juga bahasa tubuh dan sikap kandidat. Bahasa tubuhnya saat bereaksi pada pertanyaan Anda menunjukkan apa yang disukai dan tidak disukainya, terutama ketika Anda membicarakan tentang budaya perusahaan Anda. Memperhatikan bahasa tubuh dan nada bicaranya juga bisa menunjukkan apakah jawaban yang diberikannya adalah jawaban terlatih atau jawaban jujur yang dipikirkannya saat itu juga.

  • Buat proses wawancara lebih nyaman dan kolaboratif

    Proses wawancara tidak harus dilakukan dalam keadaan formal di dalam ruangan atau kantor. Ajak kandidat untuk makan siang atau menikmati kopi sambil mengobrol santai dapat membantu Anda mengenal kandidat lebih dekat. Situasi yang informal memberikan suasana yang lebih santai dan rileks sehingga menjadikan perbincangan lebih terbuka.

  • Hindari diskriminasi

    Manusia memang cenderung untuk tertarik pada orang yang memiliki sifat yang mirip dengan mereka dan hal ini merupakan awal diskriminasi. Cara untuk menghindari diskriminasi adalah dengan menentukan dengan jelas apa budaya perusahaan Anda sehingga Anda tahu kandidat seperti apa yang diinginkan. Selain itu, siapkan daftar pertanyaan sebelum wawancara dan scorecard untuk menilai jawaban kandidat. Melakukan wawancara dalam tim juga merupakan salah satu cara untuk memastikan kandidat dipilih secara objektif.

Bagi perusahaan, kandidat yang sesuai dengan budaya perusahaan akan memberikan hal positif karena ia dapat memberikan performa kerjanya yang terbaik dan lebih mungkin untuk bertahan lama di perusahaan. Bagi kandidat tersebut, budaya perusahaan yang sesuai dengannya akan membantunya merasa nyaman dan betah dalam bekerja sehingga bisa bekerja dengan baik.

Referensi:

http://www.peoplefoundry.com/blog/6-ways-tell-candidate-good-culture-fit

https://www.forbes.com/sites/forbeshumanresourcescouncil/2018/09/28/what-it-means-to-hire-for-culture-fit-and-how-to-do-it-right/#72ab9fd97986

PENGARUH KECERDASAN BUATAN TERHADAP OPERASIONAL SUMBER DAYA MANUSIA

Kecerdasan buatan adalah teknologi yang memampukan mesin untuk belajar dari berbagai pengalaman yang tersimpan dalam bentuk data. Selain itu, teknologi ini juga memampukan mesin secara otomatis mengubah dan meningkatkan algoritmanya tanpa bantuan dari manusia. Alhasil, terciptalah mesin yang mampu melakukan berbagai pekerjaan manusia. SDM haruslah mampu untuk beradaptasi dan meningkatkan performanya melalui pengimplementasian kecerdasan buatan.

Adapun keuntungan yang akan diperoleh perusahaan melalui pengimplementasian kecerdasan buatan di dalam operasional SDM adalah:

  • Peningkatan produktivitas SDM sebesar 0.8% – 1.4% tiap tahun

    Kecerdasan buatan membantu SDM dalam mengerjakan tugas-tugas administratif yang sebelumnya memakan hampir 50% waktu dan tenaga SDM.

  • Peningkatan performa SDM

    Kecerdasan buatan membantu SDM meningkatkan kualitas, efektivitas, dan efisiensi kerja, serta mengeliminasi errors yang pada umumnya disebabkan oleh manusia.

Hadirnya kecerdasan buatan telah merevolusi cara suatu perusahaan beroperasi, baik secara internal maupun eksternal. Lebih dari 80% perusahaan di seluruh dunia mengakui pentingnya penerapan kecerdasan buatan di seluruh operasi bisnis mereka. Karena itu, tidak heran jika kecerdasan buatan menjadi tren dalam dunia bisnis saat ini.

 

World Economic Forum (WEF) memprediksi bahwa sebagian besar perusahaan di seluruh dunia akan beroperasi menggunakan kecerdasan buatan pada tahun 2020. Saat ini, sebesar 38% perusahaan telah menggunakan kecerdasan buatan dengan Information Technology (IT) sebagai fokus area pengembangan utama. Pada tahun 2020, persentase tersebut diperkirakan akan mencapai 62% dan akan terus meningkat.

 

Berikut 3 langkah penerapan kecerdasan buatan dalam operasi SDM:

  1. Identifikasi peranan SDM yang harus diubah dengan adanya kecerdasan buatan

    Terdapat 3 tahap dalam proses pengecekan peranan yang harus diubah:

    • Automate

      Automasikan aktivitas utama dari peranan SDM sehingga efektivitas dan efisiensi kerja peranan SDM dapat meningkat.

    • Augment

      Temukan pengetahuan dan teknik baru yang dapat memberikan nilai lebih pada peranan SDM melalui penggunaan ‘data analytics’.

    • Amplify

      Desain ulang proses dan alur kerja dari peranan SDM dengan menggunakan ‘machine learning’

 

  1. Identifikasi peranan SDM baru yang akan tercipta dengan adanya kecerdasan buatan

    Berdasarkan penelitian Forbes pada tahun 2018, sebanyak 2,3 juta pekerjaan baru akan terbentuk melalui kecerdasan buatan. Karena itu, perusahaan haruslah mempersiapkan para pekerjaannya agar memiliki pengetahuan dan skill dasar mengenai kecerdasan buatan

 

  1. Berpindah dari ‘job redesign’ ke ‘work architecture’

    ‘Work Architecture’ adalah kegiatan merancang pekerjaan sedemikian rupa sehingga kombinasi baru antara manusia dan mesin dapat tercipta dan dapat bekerja secara efektif, di mana baik manusia maupun mesin dapat saling melengkapi kekurangan dan kelebihan masing-masing sehingga tercapai performa terbaik.

 

Referensi:

https://www.forbes.com/sites/jeannemeister/2018/01/11/ai-plus-human-intelligence-is-the-future-of-work/#41a4ec8a2bba
https://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/at/Documents/human-capital/at-deloitte-human-capital-trends-2018-ai-robotics-automation.pdf
https://www.mckinsey.com/featured-insights/digital-disruption/harnessing-automation-for-a-future-that-works.

PENTINGNYA KARYAWAN MEMILIKI DATA ANALYTICS SKILL BAGI PERUSAHAAN

Data telah menjadi salah satu bagian penting dari sebuah perusahaan. Sekarang telah banyak perusahaan yang menggunakan big data dan otomatisasi di mana mereka membutuhkan para karyawannya untuk memiliki data analytics skill. Data analytics skill adalah kemampuan seseorang untuk mengumpulkan, mengatur, dan mengelola berbagai macam data menjadi sebuah informasi yang baik digunakan oleh sebuah perusahaan untuk membuat keputusan. Data Analytics bukan sebuah alat ataupun software, namun merupakan sebuah cara pandang holistic terhadap penggunaan data.

Di dalam perusahaan, data analytics skill seringkali digunakan dalam berbagai posisi, seperti:

  • Tim Penjualan

    Menggunakan data analytics skill untuk mengerti sistem transaksi seperti mengetahui bagian transaksi mana yang diotomatisasikan.

  • Tim Produksi

    Menggunakan data analytics skill untuk mengerti kebutuhan pelanggan dan tingkah laku mereka untuk mendesain fitur baru.

  • Tim Pemasaran

    Menggunakan data analytics skill untuk memahami data demografis untuk mengembangkan teknik pemasaran yang efektif.

  • Tim Customer Service

    Menggunakan data analytics skill untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

 

Namun banyak perusahaan yang mengalami kesulitan karena banyak sekali karyawan mereka yang memiliki literasi data yang buruk. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti rendahnya pemahaman terhadap data perusahaan, data-data perusahaan sulit untuk diakses, ataupun ketergantungan terhadap tim analis data. Untuk meningkatkan literasi data dan meningkatkan data analytics skill, ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh para karyawan ataupun perusahaan itu sendiri.

Tindakan yang dapat diambil oleh karyawan adalah:

  1. Kursus

    Mengikuti kursus statistik dasar untuk memahami bahasa dan konsep data yang dibutuhkan.

  1. Dapatkan akses

    Mintalah ijin dari pihak yang berwenang untuk dapat mengakses data perusahaan.

  1. Biasakan menggunakan data

    Sebaiknya karyawan mencoba mengakses data secara langsung dan menjadikan itu sebagai sebuah kebiasaan.

  1. Mengubah konsep berpikir

    Pikirkan literasi data sebagai permasalah bisnis, bukan sebagai masalah teknis.

  1. Bertanya pada ahlinya

    Jika perlu, tanyakanlah apa yang tidak diketahui kepada orang lain yang ahli di bidang tersebut.

 

Sedangkan, tindakan yang dapat diambil oleh perusahaan adalah:

  1. Bentuk sebuah tim khusus

    Kumpulkan karyawan dari beragam latar belakang dan keahlian. Anggota dari tim tersebut harus berisikan orang-orang yang inovatif dan kreatif.

  1. Temukan tim pendukung

    Temukan orang-orang yang ahli menggunakan data untuk memberikan inisiatif analitik fungsional.

  1. Pastikan penggunaan data

    Pastikan aksesibilitas data untuk karyawan dan tampilkan data dengan intuitif dan visual yang layak.

  1. Konsultasi kepada pihak hukum

    Pastikan inisiatif analitik yang diambil telah mematuhi persyaratan dan peraturan hukum.

 

Referensi:

https://hbr.org/2018/12/what-great-data-analysts-do-and-why-every-organization-needs-them
https://www.journalofaccountancy.com/issues/2016/aug/data-analytics-skills.html
https://www.forbes.com/sites/laurencebradford/2018/10/11/why-all-employees-need-data-skills-in-2019-and-beyond/#51e740e0510f
https://www.getsmarter.com/blog/career-advice/data-analysis-lucrative-skill-right-now/

TIPS UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME DALAM BISNIS

Secara leksikal, profesionalisme berarti mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional. Dalam dunia bisnis, profesionalisme berarti menjadi pintar, efisien, ramah, dan tepat sasaran. Profesionalisme dalam berbisnis akan mempertahankan keyakinan klien bahwa mereka bekerja bersama orang-orang yang bisa dan akan menyelesaikan pekerjaannya. Profesionalisme dalam bisnis tidak hanya terbatas pada saat menghadapi klien atau pelanggan, tetapi juga bagaimana membawa diri dalam kehidupan sehari-hari di kantor bersama rekan kerja.

Berikut adalah beberapa tips untuk meningkatkan profesionalisme dalam berbinis:

  • Penampilan yang rapi untuk memberikan kesan baik

    Pastikan untuk memperhatikan penampilan. Berpakaian rapi, menarik bagi klien maupun pelanggan, dan juga memberikan kesan bahwa anda memiliki profesionalisme.

  • Sikap yang baik dan etis

    Bersikaplah sopan dan bertutur kata dengan baik sepanjang waktu. Sangat penting untuk menampilkan perilaku etis setiap saat untuk menunjukkan profesionalisme.

  • Dapat diandalkan

    Sebagai profesional, selesaikan pekerjaan tepat waktu. Tanggapi permintaan dengan segera dan kerjakan dengan tepat waktu. Tentukan tolok ukur dan penuhilah untuk menunjukkan keandalan.

  • Kompeten

    Jadilah ahli di bidangmu. Lanjutkan pendidikan, hadiri seminar, dan teruslah belajar.

  • Perbaiki komunikasi anda

    Hubungan bisnis dimulai dari komunikasi dan dari sinilah profesionalisme anda akan meninggalkan kesan. Untuk surel, pastikan penulisan bahasa baik dan sopan dengan format penulisan surel yang benar, serta memiliki tanda tangan dan alamat surel profesional.

  • Etika bertelepon yang baik

    Perkenalkan diri anda dengan nama, perusahaan, dan jabatan saat menjawab atau menerima telepon. Jangan mendominasi percakapan, dengarkan dengan seksama dan pahami yang lawan bicara katakan. Jangan menggunakan bahasa informal dan jaga nada bicara. Pastikan staf yang menerima telepon sudah terlatih untuk menjawab telepon dengan baik.

  • Sikap tenang

    Jaga ketenangan meskipun menghadapi situasi sulit. Jika pelanggan atau klien mulai bernada tinggi, jangan bersikap sama. Redakan situasi dengan sikap bijak dan profesional.

  • Terorganisir

    Jaga area anda tetap rapi dan tertata untuk memudahkan mengerjakan tugas. Perbarui jadwal janji dan bawa hanya barang yang dibutuhkan dalam tas anda.

  • Bertanggung jawab

    Bertanggung jawablah atas tindakan anda dengan mengakui kesalahan dan perbaiki sesegera mungkin, serta belajar dari kesalahan.

  • Miliki situs web yang cerdas

    Mintalah beberapa pengembang web untuk mengubah situs web anda dengan desain modern dan fitur yang akan memposisikan anda di puncak situs web yang cerdas.

  • Jangan mengecewakan

    Pebisnis profesional tahu bahwa transaksi dengan pelanggan hanya berhasil ketika kedua belah pihak senang. Jadi jika terdapat permasalahan dalam kerja sama bisnis, pastikan anda memberikan kompensasi dan penyelesaian yang tepat, sehingga kedua belah pihak merasa senang dan puas dengan kerja sama tersebut.

 

Referensi:
http://www.dougsandler.com/news/2018/3/15/4-ways-to-enhance-business-professionalism
https://www.aapc.com/blog/40477-10-characteristics-of-professionalism-in-the-workplace/
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/profesionalisme

REINVENTING PERFORMANCE MANAGEMENT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN

Reinventing Performance Management atau menciptakan kembali manajemen kinerja pertama kali dilakukan oleh Deloitte, salah satu perusahaan jasa profesional terbesar kedua di dunia. Hal ini dilakukan oleh Deloitte karena dari hasil riset yang dilakukannya, 58% pimpinan perusahaan berpendapat bahwa manajemen kinerja yang mereka gunakan saat ini tidak membantu karyawan berkembang atau bisnis bertumbuh. Sistem penilaian manajemen kinerja yang tradisional tidak lagi efisien dan tidak memberikan pandangan yang transparan tentang situasi kerja terkini.

Deloitte membuat beberapa langkah Reinventing Performance Management yang juga bisa Anda terapkan untuk meningkatkan kinerja karyawan, yaitu:

  • Menyederhanakan proses

    Buat proses menjadi sesederhana mungkin. Teknologi yang digunakan sebaiknya sederhana, cepat, dan menarik. Deloitte menciptakan fitur umpan balik yang bisa diakses melalui ponsel. Fitur ini memiliki empat pertanyaan dalam bentuk skala Likert yang dapat dengan mudah diakses dan dijawab oleh seluruh karyawan.

  • Menggunakan manajemen kinerja untuk membangun kemampuan

    Terapkan percakapan tentang kinerja yang fleksibel yang bertujuan menyediakan langkah praktis untuk memperbaiki diri bagi semua karyawan. Tanyakan langsung kemampuan yang diperlukan oleh setiap orang untuk sukses di pekerjaannya dan kembangkan kemampuan ini untuk langsung menambah kinerja organisasi. Komunikasikan hal ini dengan jelas dan buat pengembangan kinerja jangka panjang, serta diskusikan peluang untuk perbaikan.

  • Merencanakan pertemuan empat mata secara rutin

    Anggota dan pemimpin tim bisa bertemu secara empat mata untuk bertukar umpan balik dan ekspektasi tentang pekerjaan yang dilakukan dalam jangka waktu terdekat. Diskusikan bagaimana individu akan memberikan kemampuan unik mereka dan bagaimana pimpinan tim akan memberikan peluang pada mereka melakukannya.

  • Menetapkan tujuan pengembangan yang jelas

    Merumuskan tujuan yang spesifik membantu karyawan untuk fokus. Ada beberapa alat yang memungkinkan untuk menetapkan tujuan pengembangan dan tujuan bisnis. Bantu karyawan untuk merancang tujuan yang spesifik dengan cara yang jelas untuk mengukurnya. Hal ini akan menciptakan  tujuan dan transparansi. Seringnya tujuan pengembangan ditetapkan setiap tiga bulan.

  • Mengajarkan manajer untuk memberikan umpan balik yang lebih baik

    Manajer seringkali gagal memberikan umpan balik yang bermanfaat kepada karyawan. Hal ini menyebabkan karyawan tidak tahu apa yang harus mereka lakukan untuk meningkatkan kinerja mereka. Banyak manajer yang kekurangan wawasan dan tidak pernah diajarkan bagaimana dan kapan memberi umpan balik.

  • Memisahkan kompensasi dan pengembangan

    Untuk menstimulasi umpan balik yang jujur dan berguna antar rekan sejawat, pengembangan sebaiknya terpisah dari kompensasi. Pertimbangkan mencari metrik lain untuk kompensasi, contohnya dengan memberi penghargaan saat pelatihan berdasarkan seberapa individu berkontribusi pada pelatihan dan pengembangan orang lain di organisasi.

  • Melatih semua orang dan mendorong pelatihan sejawat (peer coaching)

    Tunjukkan pada semua orang bagaimana mereka berkontribusi pada kesuksesan organisasi dan pastikan semua orang tahu apa yang dibutuhkan untuk mencapai level selanjutnya. Buat semua orang bertanggung jawab dan bantu semua orang untuk merencanakan pengembangannya serta berikan semua pelatihan untuk berkembang. Berikan juga penghargaan pada mereka yang dengan aktif mengajari rekannya.

 

Referensi:
https://blog.impraise.com/360-feedback/7-effective-steps-to-effective-performance-management-that-boosts-productivity
https://www.td.org/insights/reinventing-performance-management-at-deloitte

MENGEMBANGKAN LEARNING ORGANIZATION DALAM PERUSAHAAN MELALUI HRD

Dengan perkembangan pesat era globalisasi dan tumbuhnya masyarakat yang knowledge-based, menuntut perusahaan untuk terus belajar dan memberikan pelatihan sesuai dengan perkembangan zaman. Learning organization atau organisasi pembelajar adalah organisasi yang mampu membuat, memperoleh, dan mentransfer pengetahuan, serta mengubah perilakunya untuk mencerminkan pengetahuan dan wawasan baru. Pengembangan learning organization yang dilakukan oleh departemen Human Resource Development (HRD) memiliki 6 fitur utama dalam sebuah learning organization, yaitu:

  • Pembelajaran dan pengembangan yang berkelanjutan. Karyawan berbagi pembelajaran satu sama lain dan menggunakan pekerjaan sebagai basis untuk mengaplikasikan dan membuat pengetahuan.
  • Generasi berpengetahuan dan berbagi pengetahuan. Sistem dikembangkan untuk membuat, menangkap, dan membagi pengetahuan.
  • Perubahan yang sistematis. Karyawan didorong untuk berpikir dengan cara baru, seperti hubungan, umpan balik, dan uji asumsi.
  • Budaya belajar. Belajar didukung, dipromosikan, dan diberikan penghargaan oleh manajer dan petinggi perusahaan.
  • Dorongan untuk fleksibel dan bereksperimen. Karyawan bebas untuk mengambil risiko, berinovasi, mengeksplorasi ide baru, mencoba proses baru, serta mengembangkan produk dan pelayanan baru.
  • Menghargai karyawan. Sistem dan lingkungan fokus untuk memastikan pengembangan dan kesejahteraan setiap karyawan.

Partisipasi dalam pembelajaran dan pengembangan sumber daya manusia terkendala banyak aspek situasional, seperti hubungan kekuasaan, status, dan keterikatan pada kebiasaan lama.

Karena itu, diperlukan langkah-langkah untuk membangun kapasitas perusahaan untuk pembelajaran seperti berikut ini:

  • Mentransformasi gambaran individu dan organisasi tentang pembelajaran
  • Membuat rekanan berbasis pengetahuan
  • Mengembangkan dan memperluas aktivitas pembelajaran dalam tim
  • Mengubah peran dari manajer
  • Mendorong eksperimen dan pengambilan risiko
  • Membuat struktur, sistem, dan waktu pembelajaran
  • Membangun kesempatan dan mekanisme untuk menyebarluaskan pembelajaran
  • Memberdayakan karyawan
  • Mendorong keluar informasi dari organisasi ke pihak luar (pelanggan, vendor, supplier, dll.)
  • Mengembangkan cara berpikir sistematis
  • Menciptakan budaya pengembangan berkelanjutan
  • Mengembangkan visi yang kuat untuk keunggulan organisasi dan pemenuhan individu
  • Mengurangi birokrasi

Untuk menjadi sebuah learning organization yang sukses, perusahaan perlu penekanan lebih pada pelatihan dan mengubah sistem manajemen sumber daya manusia untuk mendukung pembelajaran dengan tiga pendekatan dalam pelatihan dan pengembangan, antara lain:

  • Terfragmentasi. Pelatihan dan pengembangan lebih menjadi hal yang periferal daripada intrinsik bagi organisasi. Pelatihan tidak terhubung pada tujuan organisasi dan ditawarkan oleh departemen pelatihan dalam organisasi.
  • Terformalisasi. Pelatihan terhubung pada sistem organisasi yang memastikan bahwa aktivitas pelatihan dilaksanakan dengan beberapa keteraturan. Kebutuhan pelatihan individu diidentifikasi melalui wawancara penilaian dan manajer kemudian mengarahkan mereka pada pelatihan sesuai kebutuhannya.
  • Terfokus. Pelatihan dan pengembangan menjadi hal yang intrinsik bagi organisasi. Pelatihan dan pengembangan didorong oleh tujuan strategis organisasi dan kebutuhan individu.

Dalam sebuah penelitian tentang peran HRD dalam pengembangan learning organization di Lithuania, ditemukan hanya 32,43% dari 37 perusahan di Lithuania yang sudah mulai menanamkan konsep learning organization dan kebanyakan perusahaan tersebut menggunakan pendekatan terformalisasi pada pelatihan dan pengembangan. Melihat kondisi ini, mengembangkan perusahaan menjadi learning organization masih perlu digiatkan dan dikembangkan lebih banyak untuk menghadapi tantangan di era yang semakin maju.

 

Referensi:
Kumpikaite, Vilmante (2008). Human Resource Development in Learning Organization, Journal of Business Economics and Management, 9:1, 25-31
https://hbr.org/1993/07/building-a-learning-organization

TALENT OVERHAUL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KARYAWAN

Talent Overhaul adalah kebijakan perusahaan untuk meningkatkan kemampuan karyawan agar menjadi lebih baik melalui pendidikan karyawan dan pengembangan profesional. Kemampuan yang dikuasai oleh karyawan sudah tidak lagi relevan dengan kebutuhan pasar saat ini, maka diperlukan kemampuan dan sistem yang baru. AT&T adalah salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di dunia yang melakukan sistem talent overhaul tersebut.

Faktor pendorong perusahaan menggunakan talent overhaul adalah:

  • Faktor Internal: Faktor-faktor yang didorong oleh kondisi internal perusahaan seperti kemampuan karyawan yang belum berkembang, siklus pengembangan produk yang lambat, struktur peran yang tidak efektif, dan mobilitas kerja yang lambat.
  • Faktor Eksternal: Faktor-faktor yang didorong oleh kondisi di luar perusahaan yang memiliki dua karakteristik termasuk:
    • Kondisi global yang dominan termasuk perkembangan teknologi, globalisasi, dan era revolusi industri 4.0.
    • Kondisi eksternal dengan skala kecil termasuk tuntutan kebutuhan konsumen dan munculnya pesaing baru yang lebih digital.

 

Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan AT&T dalam proses talent overhaul yang dapat diterapkan di perusahaan Anda:

  • Membuat rancangan talenta masa depan dan kemudian menganalisis kekosongan antara kemampuan saat ini dan kemampuan yang dibutuhkan di pasaran

    Tentukan apa kemampuan yang diperlukan di masa depan dan analisa kemampuan apa yang dimiliki karyawan saat ini. Temukan kekosongan di antara keduanya dan, daripada merekrut karyawan baru, berikan pelatihan dan pengembangan bagi karyawan lama untuk bisa memenuhi kemampuan yang dibutuhkan di masa depan.

  • Mengonsolidasi posisi dan peran

    Tentukan peran dan posisi apa yang masih dibutuhkan dan sudah tidak dibutuhkan. Lakukan peleburan posisi jika perlu.

  • Memikirkan ulang manajemen kinerja dan kompensasi

    Sederhanakan metrik pengukur kinerja dan tingkatkan target kinerja. Desain ulang kompensasi yang diberikan untuk pekerjaan dan kinerja yang baik untuk memberikan motivasi.

  • Menjadikan pengembangan SDM sebagai budaya perusahaan

    Saat perusahaan mengembangkan pemberdayaan karyawan, para karyawan juga perlu berkomitmen dan menginvestasikan waktu untuk mengembangkan keterampilan.

  • Menyediakan fasilitas untuk membantu mengelola perubahan

    Sediakan fasilitas dan siapkan pelatihan yang dibutuhkan karyawan untuk mengembangkan kemampuan dan memulai perubahan. Fasilitas tersebut dapat berupa peralatan, mesin, komputer atau perangkat keras yang dibutuhkan serta kelas pelatihan yang bisa diikuti oleh karyawan.

  • Biarkan karir karyawan bergerak dari satu bidang ke bidang yang lain

    Biarkan karir karyawan bergerak dari satu level ke level yang lain daripada hanya bergerak ke atas. Karyawan dengan lebih banyak kemampuan di berbagai bidang memiliki peluang lebih besar untuk berkembang dan bertumbuh.

  • Beralih ke sistem tim network

    Daripada membuat struktur organisasi yang hirarkis dan memberikan tugas sesuai masing-masing departemen, Anda bisa membentuk tim kecil gabungan dari beberapa departemen yang bekerja dalam suatu proyek.

Referensi:
https://capitalhblog.deloitte.com/2016/09/27/how-telecom-icon-atts-talent-reskilling-enables-future-relevance/
https://hbr.org/2016/10/atts-talent-overhaul
https://blog.sureskills.com/three-takeaways-from-atts-talent-overhaul

LANGKAH DAN MANFAAT MEMBANGUN AGILITY DALAM PERUSAHAAN

Dalam arti harfiah, agile dapat berarti tangkas, lincah, atau gesit. Bisnis yang agile adalah bisnis yang dapat beradaptasi dengan cepat pada dinamika pasar, merespon dengan tepat dan fleksibel pada permintaan pelanggan. Selain itu perusahaan dapat beradaptasi dan mengawali perubahan dengan cara yang produktif dan hemat biaya tanpa mengorbankan kualitas, serta terus menjadi perusahaan yang kompetitif.

 

Beberapa langkah berikut dapat menciptakan sebuah perusahaan yang agile:

  1. Pendelegasian

    Langkah pertama untuk menciptakan agility dalam fungsi bisnis adalah dengan mendelegasikan kontrol operasional pada karyawan frontline dan melatih mereka secara berkelanjutan sehingga mereka bisa melakukan pekerjaan dengan baik.

  1. Menentukan tujuan

    Daripada menjelaskan semua perubahan dan meminta semua orang untuk mengikutinya, berikan arahan dan visi serta biarkan tim anda mewujudkan visi tersebut menjadi realita.

  1. Pelibatan karyawan

    Setelah tujuan ditentukan, anda perlu orang untuk terlibat dalam program tersebut yang bisa berubah dan membuat perubahan.

  1. Pengalokasian sumber daya

    Untuk membangun agility, pikirkan dalam-dalam bagaimana mengalokasikan sumber daya ke bagian-bagian dalam bisnis yang penting untuk menciptakan agility dengan tepat.

  1. Mengukur progres

    Penting untuk secara berkelanjutan mengukur dan memonitor progres tim anda. Sebuah aspirasi yang jelas untuk dicapai membuat pengukuran dan pemantauan progres menjadi lebih mudah.

  1. Penghargaan

    Apa yang memberikan imbalan akan dikerjakan. Penting untuk menghubungkan akuntabilitas dengan kesuksesan atau kegagalan sebuah proyek. Agar hal itu terjadi, tim anda perlu tahu apa yang diharapkan dari mereka.

Sebuah bisnis agility yang sukses membutuhkan aspirasi, keterlibatan, alokasi sumber daya, pengukuran progres, dan penghargaan. Menyatukan semua faktor ini dapat meningkatkan agility dalam perusahaan. Manfaat yang bisa didapatkan dengan menciptakan agility dalam perusahaan antara lain:

  • Penyederhanaan tugas

    Proses kerja yang agile membantu menyederhanakan pekerjaan dan menghemat energi karena memprioritaskan tugas-tugas penting dan meminimalkan langkah untuk mencapainya.

  • Tim yang multidisipliner

    Salah satu manfaat terbesar dari bekerja dengan agile adalah berbagi pengetahuan. Keseimbangan yang baik antara pengetahuan teknis dan hubungan yang baik meningkatkan kualitas perusahaan dan efektivitas dalam bekerja.

  • Menambah nilai dan mengurangi limbah

    Agility membuat waktu pengerjaan dan anggaran proyek menjadi lebih pasti dan spesifik dan tim anda bisa berkonsentrasi pada kualitas.

  • Membantu organisasi berinovasi

    Organisasi yang sukses kepemimpinannya melibatkan karyawan untuk berinovasi dan mengembangkan ide-ide baru. Proses inovasi pada agility melibatkan komunikasi yang baik pada tujuan jangka panjang.

  • Membangun ketahanan

    Dengan menantang karyawan untuk menjadi lebih agile dalam mengambil tindakan dan mengekspresikan ide dengan tanggung jawab dan kontrol, anda bisa meningkatkan tidak hanya individu namun juga ketahanan seluruh organisasi.

 

Referensi:
https://www.agilebusiness.org/business-agility
https://www.digitalistmag.com/future-of-work/2018/08/17/6-steps-to-building-agile-business-06183193
https://www.fts-global.com/single-post/2016/06/01/5-Benefits-of-Agility