Why OKR doesn’t Work?

OKR (Objective and Key Results) merupakan salah satu kerangka kerja yang biasanya digunakan organisasi untuk menetapkan tujuan dan mengukur kinerja organisasi maupun individu. Google tercatat sebagai salah satu perusahaan yang menuai kesuksesannya melalui kerangka kerja ini. Meskipun sederhana, implementasi OKR dapat menjadi suatu tantangan tersendiri dan pada akhirnya membuat organisasi menjadi burnout. Sebaliknya, jika dijalankan secara tepat dan efektif, OKR dapat mendukung keberhasilan organisasi.

Berikut beberapa alasan umum mengapa OKR mungkin tidak memberikan hasil yang diharapkan:

  • Kurangnya kejelasan. Jika OKR tidak didefinisikan atau dipahami dengan jelas, tim akan mengalami kesulitan menyelaraskan antara upaya dengan tujuan. Penting untuk menggunakan bahasa yang jelas, spesifik, dan terukur saat menetapkan OKR.
  • Penyelarasan yang buruk. OKR wajib diselaraskan di seluruh level organisasi, mulai dari tujuan tingkat atas hingga individu tim. Ketidakselarasan dapat menyebabkan konflik prioritas dan kurangnya koordinasi.
  • Kurangnya peninjauan dan umpan balik secara reguler. OKR memerlukan pemantauan, peninjauan, dan umpan balik yang berkelanjutan. Mengabaikan langkah-langkah ini dapat mengakibatkan hilangnya akuntabilitas dan visibilitas kemajuan.
  • Kurangnya pengakuan. Elemen ini penting dalam konteks OKR karena dapat meningkatkan motivasi, engagement, dan kinerja secara keseluruhan. Ketika tim mencapai tujuan atau sasaran strategis, mengakui upaya dan pencapaian mereka dapat memperkuat budaya pencapaian tujuan dan mendorong keberhasilan yang berkelanjutan.
  • Ketidakselarasan dengan budaya perusahaan. Jika OKR tidak selaras dengan budaya, nilai-nilai, dan visi jangka panjang organisasi, tim mungkin tidak sepenuhnya menerapkannya. Ketika mereka merasakan ketidakselarasan antara OKR dan budaya organisasi, mereka akan menolak perubahan atau tidak terlibat. Hal ini dapat menghambat komitmen mereka terhadap OKR dan tujuan strategis secara keseluruhan.
  • Alat dan teknologi yang tidak memadai. Tidak adanya atau keterbatasan alat dan teknologi yang sesuai untuk melacak dan mengelola OKR dapat menghambat implementasi kerangka kerja ini. Penggunaan alat dan teknologi yang tidak memadai dalam penerapan OKR juga dapat menghambat efektivitas proses OKR dan menghambat kemampuan organisasi untuk menetapkan, melacak, dan mengelola tujuan dan hasil utama secara efisien.

Untuk mengatasi problem-problem di atas dan membuat OKR bekerja secara efektif, organisasi perlu berinvestasi pada pelatihan yang tepat, komunikasi yang jelas, tinjauan rutin, dan dukungan berkelanjutan. Penting juga untuk menumbuhkan budaya transparansi, akuntabilitas, dan perbaikan berkelanjutan untuk memastikan bahwa OKR berhasil diintegrasikan ke dalam proses dan pola pikir organisasi.

 

Referensi:
https://dannydenhard.com/why-okrs-dont-work/
https://blog.weekdone.com/10-reasons-why-your-okrs-arent-working/
https://www.peoplebox.ai/blog/why-okrs-dont-work-fail/

 

Tips Mengembangkan Strategic Planning

Strategic planning merupakan proses sistematis dan terstruktur yang digunakan organisasi untuk menentukan arah jangka panjang secara jelas, menetapkan tujuan, membuat keputusan berdasarkan informasi, mengalokasikan sumber daya, dan menyelaraskan upaya untuk mencapai visi dan misi mereka. Proses ini melibatkan penilaian keadaan organisasi saat ini, memahami peluang dan tantangan lingkungan eksternal, dan merumuskan strategi untuk mencapai hasil masa depan yang diinginkan sehingga akan membantu semua pemangku kepentingan memahami tujuan organisasi. Perencanaan yang terdefinisi dengan baik juga memastikan bahwa pilihan dibuat berdasarkan pertumbuhan organisasi daripada keuntungan jangka pendek semata.

Beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mengembangkan strategic planning, antara lain:

  • Membangun tim khusus: Pembangunan tim khusus ini melibatkan pemilihan individu dengan keterampilan, keahlian, dan komitmen yang tepat untuk bekerja sama dalam mengembangkan dan melaksanakan seluruh inisiatif organisasi. Tidak lupa organisasi juga perlu menguraikan dengan jelas peran dan tanggung jawab setiap anggota tim dalam proses strategic planning. Kemudian, lakukan identifikasi posisi kunci, seperti pemimpin tim, fasilitator, analis data, dan pakar materi pelajaran. Setelah itu, identifikasi individu yang memiliki keterampilan dan pengalaman yang relevan dengan strategic planning. Pertimbangkan juga untuk menyertakan perwakilan dari berbagai departemen atau bidang keahlian untuk memastikan perspektif yang beragam.
  • Menyusun rencana berdasarkan data: Organisasi perlu menggunakan data dan analitik ketika menginformasikan pengambilan keputusan, mengidentifikasi tren, dan mengukur kemajuan menuju pencapaian tujuan strategis. Organisasi juga perlu mengidentifikasi sumber data yang relevan yang dapat memberikan wawasan tentang kinerja, tren pasar, perilaku pelanggan, dan tolok ukur industri organisasi. Lakukan pengumpulan data internal (misalnya, angka penjualan, umpan balik pelanggan, metrik operasional) dan data eksternal (misalnya, riset pasar, laporan industri). Analisis data dilakukan untuk mendapatkan wawasan bermakna yang dapat memandu keputusan strategis.
  • Memberikan pelatihan khusus: Pelatihan sangat penting untuk membekali individu dan tim dengan pengetahuan, keterampilan, dan alat yang diperlukan dalam mengembangkan dan menerapkan inisiatif strategis secara efektif. Pelatihan juga membantu anggota tim mempelajari cara mengumpulkan dan menganalisis data yang relevan sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang tepat dalam proses strategic planning.
  • Mengukur kinerja: Ukuran kinerja dalam strategic planning adalah Key Performance Indicator (KPI) atau metrik lain yang dapat mengevaluasi kemajuan mereka dalam mencapai tujuan dan tujuan strategis. Setelah itu, tetapkan target atau tolok ukur khusus untuk setiap ukuran kinerja ketika mengevaluasi kinerja organisasi terhadap tujuan strategisnya. Langkah-langkah ini membantu melacak efektivitas strategic planning dan memberikan wawasan dalam pengambilan keputusan dan perbaikan

 

Walmart SWOT Analysis Study Case

Walmart adalah perusahaan ritel terbesar di dunia yang menjual segala sesuatu mulai dari bahan makanan hingga alat musik. Lebih dari 270 juta pelanggan mengunjungi Walmart untuk melakukan pembelian setiap minggunya, sementara banyak pelanggan melakukan pembelian online melalui situs webnya. Walmart dimulai sebagai toko diskon kecil pada tahun 1962 di Arkansas. Setelah 50 tahun Walmart kini telah berkembang menjadi perusahaan pengecer terbesar dengan lebih dari 11.200 toko di 27 negara dan situs web (e-commerce) di 10 negara.

Salah satu cara yang membantu Walmart menggunakan keunggulan kompetitifnya untuk mendominasi dan berhasil tumbuh di industri ritel adalah menggunakan Analisis SWOT. Alat ini memberikan gambaran mengenai posisi Walmart saat ini dalam industri ritel dan menyoroti bidang-bidang di mana perusahaan dapat memanfaatkan kekuatannya, mengatasi kelemahannya, memanfaatkan peluang, dan memitigasi ancaman untuk mempertahankan keunggulan kompetitifnya.

Berikut rincian Analisis SWOT yang dimiliki oleh Walmart:

Kekuatan

  • Kehadiran ritel global: Walmart memiliki jangkauan global yang luas dan beroperasi di banyak negara sehingga memungkinkan Walmart menjangkau beragam pasar dan segmen pelanggan.
  • Skala ekonomi: Ukuran dan daya beli perusahaan yang sangat besar memungkinkannya menegosiasikan persyaratan yang menguntungkan Walmart terhadap pemasoknya sehingga menghasilkan keunggulan biaya dan kemampuan untuk memberikan harga yang kompetitif kepada konsumen.
  • Rantai pasokan yang efisien: Manajemen rantai pasokan Walmart sangat efisien serta menampilkan kemampuan logistik dan distribusi yang canggih. Hal ini mengurangi biaya persediaan dan meningkatkan ketersediaan produk.
  • Beraneka ragam produk: Walmart menawarkan beragam produk, termasuk bahan makanan, elektronik, pakaian jadi, dan barang-barang rumah tangga, menarik basis pelanggan yang luas dan mempromosikan one-stop shopping.
  • Memiliki label pribadi: Merek label pribadi Walmart, seperti Great Value, sering kali menyediakan produk berkualitas dengan harga lebih rendah dibandingkan merek nasional sehingga menumbuhkan loyalitas pelanggan dan meningkatkan margin labanya.
  • Transformasi digital: Walmart telah berinvestasi secara signifikan dalam e-commerce dan teknologi digital, memperkuat kehadiran online dan pengalaman pelanggannya, termasuk inisiatif seperti belanja bahan makanan online dan layanan pengiriman ke rumah.

Kelemahan

  • Masalah ketenagakerjaan: Walmart menghadapi kritik dan tantangan hukum terkait praktik ketenagakerjaan, termasuk masalah upah yang rendah, tunjangan yang tidak memadai, dan tuduhan perlakuan tidak adil terhadap karyawan.
  • Kesuksesan yang terbatas: Meskipun Walmart adalah merek global, tetapi Walmart menghadapi tantangan di beberapa pasar internasional yang memiliki perbedaan budaya dan persaingan lokal yang menghambat pertumbuhannya di negara tersebut.
  • Tekanan kompetitif dari E-commerce: Munculnya raksasa e-commerce seperti Amazon telah meningkatkan persaingan dan mengganggu model ritel tradisional, termasuk Walmart, sehingga mendorong perlunya investasi besar dalam operasional online.

Peluang

  • Pertumbuhan teknologi: Pertumbuhan e-commerce yang berkelanjutan menghadirkan peluang bagi Walmart untuk memperluas kehadiran online dan meraih pangsa pasar ritel digital yang lebih besar.
  • Inisiatif keberlanjutan: Permintaan konsumen akan produk yang berkelanjutan dan ramah lingkungan menciptakan peluang bagi Walmart untuk meningkatkan inisiatif keberlanjutannya, menarik konsumen yang juga ramah lingkungan, dan mengurangi jejak lingkungannya.
  • Tren kesehatan: Meningkatnya fokus pada kesehatan dan kebugaran menawarkan potensi bagi Walmart untuk memperluas penawaran produknya dalam kategori ini, termasuk pilihan makanan organik dan sehat.

Ancaman

  • Persaingan digital: Persaingan yang ketat dari raksasa ritel online, seperti Amazon, menimbulkan ancaman yang signifikan terhadap model ritel tradisional Walmart sehingga memerlukan adaptasi dan investasi berkelanjutan dalam kemampuan digital.
  • Peraturan dan hukum: Walmart menghadapi tantangan peraturan dan hukum yang berkelanjutan terkait praktik ketenagakerjaan, masalah antimonopoli, dan masalah kepatuhan lainnya.
  • Gangguan rantai pasokan: Gangguan pada rantai pasokan global, seperti yang disebabkan oleh bencana alam, ketegangan geopolitik, atau pandemi (misalnya, COVID-19) dapat berdampak pada ketersediaan dan profitabilitas produk.
  • Preferensi konsumen yang berubah: Pergeseran dalam preferensi dan perilaku konsumen dapat mempengaruhi penjualan Walmart dan memerlukan penyesuaian dalam penawaran dan strategi produk.

 

Referensi:

https://thestrategystory.com/blog/walmart-swot-analysis/
https://strategicmanagementinsight.com/swot-analyses/walmart-swot-analysis/
https://businessmodelanalyst.com/walmart-swot-analysis/

 

Strategic Planning Process

Salah satu faktor yang memengaruhi keberhasilan organisasi adalah melakukan perencanaan secara tepat, yaitu dengan menjalankan strategic planning, yang merupakan proses sistematis untuk mengembangkan dan memutuskan strategi dan tindakan nyata organisasi dalam mewujudkan cita-cita dan tujuannya.. Menurut Journal of Management Studies (2010), organisasi yang melakukan perencanaan mampu bertumbuh 30% lebih cepat daripada organisasi yang tidak melakukannya.

Pada praktiknya, beberapa organisasi memiliki pemahaman yang agak rancu antara strategic planning dan strategic thinking. Pada dasarnya strategic planning merupakan prosedur (proses) formal yang dikelola manajemen untuk menghasilkan strategi yang sesuai dengan kondisi eksternal dan internal organisasi, sedangkan strategic thinking adalah proses berpikir kreatif dan informal untuk menghasilkan strategi yang unik, unggul secara kompetitif, dan tidak monoton. Strategic thinking adalah tidak untuk semua orang (art), namun strategic planning sangat bisa dipelajari dan dikelola (science).

Berikut beberapa proses dalam strategic planning:

  • Mendefinisikan misi, visi, dan tujuan. Pernyataan misi menggambarkan apa bisnis kita, sedangkan pernyataan visi menggambarkan keadaan masa depan yang diinginkan organisasi. Kedua pernyataan ini biasanya akan dirumuskan juga dalam bentuk goal atau tujuan yang lebih konkrit. Oleh karena itu, organisasi perlu menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu (SMART) sebagai tolok ukur atau peta jalan (roadmap) untuk kemajuan organisasi.
  • Menganalisis lingkungan eksternal dan internal. Selain goal/roadmap, organisasi juga perlu melakukan analisis menyeluruh terhadap lingkungan internal dan eksternal (Analisis SWOT). Analisis eksternal mencakup analisis makro seperti: politik/legal, ekonomi, sosial/gaya hidup, dan teknologi/lingkungan, serta analisis lima kekuatan dalam industri, seperti: persaingan, pemasok, pelanggan, pendatang baru, dan substitusi. Sedangkan, analisis internal biasanya mencakup upaya perbandingan kualitas internal yang penting dalam industri, antara organisasi dengan kompetitornya.
  • Mengembangkan strategi. Pengembangan strategi sebaiknya memiliki perspektif yang luas dan berimbang, serta memperhatikan dan mempertimbangkan aspek internal dan eksternal sehingga kita bisa membuat keputusan yang efektif untuk organisasi di masa kini dan mendatang. Matriks SWOT adalah salah satu alat yang cukup efektif dalam menghasilkan dan memetakan semua sasaran organisasi berbasis pada kondisi internal dan eksternal organisasi.
  • Mengembangkan inisiatif dan ukuran keberhasilan. Semua sasaran organisasi yang perlu dicapai dalam waktu setahun ke depan perlu dirincikan dalam bentuk inisiatif atau proyek yang berisi rencana tindakan yang terperinci, dalam hal PIC, tanggal, dan semua sumber daya yang diperlukan. Untuk meyakinkan bahwa sasaran tersebut sudah tercapai, alangkah baiknya organisasi melakukan pemantauan melalui pencapaian ukuran keberhasilan, yang biasa disebut dengan Key Performance Indicators (KPI).
  • Mengelola risiko. Manajemen risiko memainkan peran penting dalam perencanaan strategis karena melibatkan identifikasi potensi risiko, menilai dampaknya terhadap sasaran strategis, dan mengembangkan strategi untuk memitigasi atau merespons risiko tersebut. Mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam proses perencanaan strategis dapat membantu organisasi mengeksekusi strategi secara efektif dan fleksibel apabila muncul hambatan dalam proses eksekusi tersebut.

 

 

Referensi:

https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/0447-2778.00006

https://effectuation.org/hubfs/Journal%20Articles/2017/06/The-Multiple-Effects-of-Business-Planning-onNew-Venture-Performance.pdf

https://www.techtarget.com/searchcio/definition/strategic-planning#:~:text=Strategic%20planning%20is%20a%20process,can%20reach%20its%20stated%20vision.

What is Strategic Planning?

Strategic planning adalah proses sistematis dan terintegrasi yang digunakan organisasi untuk membuat keputusan tentang apa yang hendak dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Ini melibatkan penilaian keadaan organisasi saat ini, menganalisis faktor internal dan eksternal yang dapat memengaruhi kinerjanya, serta mengembangkan peta jalan (roadmap) untuk masa depan. Strategic planning sangat penting bagi organisasi agar tetap kompetitif dan beradaptasi dengan lingkungan bisnis yang terus berkembang. Konsep ini menyediakan kerangka kerja untuk membantu organisasi dalam mengelola sumber daya dan mengambil keputusan yang paling efektif dalam mencapai sukses jangka panjang.

Strategic planning membantu organisasi menetapkan sasaran dengan jelas dan meyakinkan seluruh pemangku kepentingan tentang apa yang ingin dicapai dalam jangka panjang. Dengan menetapkan tujuan dan sasaran tersebut, strategic planning mengarahkan organisasi untuk memprioritaskan upaya dan sumber daya mereka. Setiap anggota organisasi diharapkan bekerja sesuai inisiatif strategis yang akan mendukung keseluruhan strategi organisasi.  Dengan demikian seluruh sumber daya penting juga akan terfokus pada strategi yang akan mengarahkan organisasi mencapai tujuan yang diidamkan.

Pada praktiknya, organisasi kesulitan membedakan strategic planning dan strategic thinking. Berikut perbedaan antara keduanya:

Strategic Planning

Strategic Thinking

Definisi Proses terstruktur yang mengembangkan rencana komprehensif dengan tujuan, sasaran, dan langkah-langkah khusus untuk mencapai keadaan masa depan yang diinginkan. Proses ini mendorong organisasi untuk merumuskan sasaran strategis, melakukan analisis, menetapkan tujuan, dan membuat rencana implementasi yang terperinci. Proses kognitif yang melibatkan kemampuan untuk membayangkan serta mengevaluasi peluang dan tantangan masa depan. Konsep ini cenderung berbicara tentang mengeksplorasi ide-ide kreatif dan inovatif untuk mendapatkan keunggulan kompetitif.
Fokus Membuat arahan terstruktur yang menguraikan bagaimana suatu organisasi akan mencapai tujuan jangka panjangnya. Berkonsentrasi pada “gambaran besar” dan visi jangka panjang organisasi. Konsep ini melibatkan pemahaman dinamika pasar, mengidentifikasi tren yang muncul, mengantisipasi gangguan potensial, dan mendorong budaya inovasi dalam organisasi.
Proses Dilakukan secara berkala (misalnya, setiap tahun) dan melibatkan serangkaian langkah terstruktur untuk membuat rencana terperinci. Aspek ini melibatkan analisis data, penetapan sasaran, perencanaan tindakan, dan alokasi sumber daya. Dilakukan secara berkelanjutan yang dapat terjadi kapan saja. Ini mendorong individu dalam organisasi untuk berpikir kritis, proaktif, dan mempertimbangkan berbagai skenario dan kemungkinan masa depan.

 

Referensi:

Cara Mengimplementasi Strategic Management

Strategic Management merupakan konsep dan kerangka kerja perencanaan, eksekusi, dan evaluasi yang berkelanjutan atas semua faktor yang dibutuhkan organisasi untuk memenuhi tujuan dan sasaran strategisnya. Perubahan dalam lingkungan bisnis ini menuntut organisasi untuk terus-menerus mengevaluasi strategi mereka sehingga kerangka kerja ini akan memberdayakan organisasi untuk menilai situasi mereka saat ini dan aspirasi mendatang, menyusun strategi, menerapkannya, serta menganalisis efektivitas strategi manajemen yang diterapkan.

Berikut beberapa cara untuk mengimplementasi Strategic Management di organisasi:

  • Meninjau dan memperbarui tujuan dan sumber daya strategis. Organisasi perlu secara teratur menilai dan memperbarui rencana dan tujuan strategis organisasi. Pastikan itu sejalan dengan kondisi makro, pasar saat ini, tren industri, dan kemampuan internal. Rencana strategis yang relevan dan terkini sangat penting untuk manajemen strategis yang efektif sehingga mendukung kesuksesan jangka panjang organisasi.
  • Melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Organisasi perlu melibatkan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan strategis untuk memupuk rasa kepemilikan (sense of ownership) dan memastikan bahwa setiap orang dapat memberikan saran atau kontribusinya sehingga tercipta strategi terbaik.
  • Pengambilan keputusan berbasis data. Organisasi perlu menerapkan mekanisme untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data yang relevan untuk mengembangkan pilihan strategi.
  • Mengembangkan skenario darurat. Buat beberapa skenario yang mengeksplorasi potensi situasi masa depan yang bervariasi. Ini membantu organisasi mengantisipasi berbagai kemungkinan dan memastikan strategi dapat beradaptasi dalam keadaan yang berubah.
  • Menyelaraskan strategi (strategy alignment). Keselarasan strategi memastikan semua aspek organisasi dikoordinasikan secara harmonis dan diarahkan menuju pencapaian tujuan dan sasaran strategisnya. Koordinasi ini melibatkan penyelarasan berbagai elemen organisasi, seperti proses, upaya, sumber daya, dan budaya pada sasaran strategis secara keseluruhan.
  • Membangun komunikasi strategi yang efektif. Pastikan bahwa rencana strategis dikomunikasikan secara efektif ke seluruh organisasi. Semua karyawan harus memahami tujuan, sasaran, dan peran masing-masing dalam mencapainya. Strategi komunikasi yang efektif tidak bisa dibangun dalam satu hari, melainkan merupakan proses berkelanjutan yang memerlukan penyempurnaan dan adaptasi terus-menerus agar setiap pemangku kepentingan tetap mendapat informasi, terlibat, dan selaras dengan arah strategis organisasi.
  • Meninjau kinerja. Terapkan sistem untuk melatih kebiasaan, meninjau kinerja, dan pelacakan kemajuan terhadap sasaran strategis. Sistem ini membantu mengidentifikasi area mana yang perlu penyesuaian serta memastikan akuntabilitas. Ini adalah langkah penting untuk menilai kemajuan, efektivitas, dan dampak inisiatif strategis organisasi. Proses ini melibatkan aktivitas evaluasi apakah organisasi mencapai tujuan strategis yang dimaksudkan dan mengidentifikasi area untuk perbaikan bila tujuan tidak tercapai.
  • Mendorong Continuous Learning. Organisasi perlu berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan untuk karyawan di semua tingkatan, dengan fokus pada membangun keterampilan yang berkaitan dengan inisiatif strategis, analisis, dan eksekusi. Hal ini akan mendorong individu dan organisasi untuk beradaptasi, berinovasi, dan membuat keputusan yang tepat dalam lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat.
  • Manajemen risiko. Kembangkan kerangka kerja manajemen risiko yang kuat yang mengidentifikasi potensi ancaman terhadap pencapaian tujuan strategis. Proses ini terdiri dari identifikasi, penilaian, mitigasi, dan pemantauan risiko yang dapat berdampak pada kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan strategisnya. Manajemen risiko yang efektif membantu organisasi mengantisipasi potensi tantangan dan mengembangkan rencana darurat untuk mengatasi ketidakpastian dan mencapai hasil yang sukses.

Implementasi Strategic Management merupakan sebuah upaya berkelanjutan yang membutuhkan dedikasi, kedisiplinan, keterbukaan pikiran, dan kemauan untuk berkembang. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, organisasi dapat meningkatkan kapabilitas strategis organisasi dan meningkatkan potensi keberhasilannya dalam lingkungan bisnis yang dinamis dalam mencapai cita-cita luhurnya.


Referensi:

3 Fungsi KPI Documentation

KPI Documentation mengacu pada proses pencatatan dan pemeliharaan informasi terkait Key Performance Indicators (KPI) dalam suatu organisasi. KPI itu sendiri merupakan ukuran keberhasilan pencapaian sasaran strategis yang akan membantu organisasi melacak kemajuan (progress) dan mengevaluasi kinerja anggota organisasi. Ada berbagai elemen dalam KPI Documentation, seperti sasaran strategis beserta deskripsinya, formula perhitungan, sasaran strategis KPI, unit pengukuran, PIC dan lainnya. Proses ini sangat penting untuk memastikan keselarasan, kejelasan, konsistensi, dan pencapaian KPI yang efektif di seluruh organisasi.

Terdapat 3 fungsi KPI Documentation, yaitu:

  1. Memastikan pemahaman mengenai pengukuran KPI. KPI Documentation memberikan informasi yang jelas mengenai sasaran dan ruang lingkup KPI, seperti faktor yang diukur oleh KPI, mengapa itu penting, dan bagaimana KPI tersebut sejalan dengan sasaran organisasi. Adanya elemen deskripsi KPI, formula, dan unit pengukurannya akan memudahkan individu, bahkan seluruh organisasi, mengetahui bagaimana cara mereka mengukur dan mempresentasikan pencapaian target tersebut.
  2. Knowledge Management (KM). KM adalah proses mengidentifikasi, mengatur, menyimpan, dan menyebarkan informasi dalam suatu organisasi. KPI Documentation memberikan penjelasan terkait pentingnya KPI yang perlu dicapai oleh tim atau individu sehingga seluruh anggota memiliki persepsi yang sama terkait KPI tersebut. Manual KPI yang diturunkan dari level eksekutif ke level manajerial juga menjadi salah satu hal yang mendukung pembangunan KM karena eksekutif perlu memberikan penjelasan yang tepat agar manajer dapat mendorong staf untuk mendukung pencapaian KPI tersebut.
  3. Memfasilitasi komunikasi. KPI Documentation memainkan peran penting dalam memfasilitasi komunikasi yang efektif dalam suatu organisasi. Proses ini memastikan bahwa semua pemangku kepentingan memiliki pemahaman yang sama (on the same page) tentang sasaran strategis, metrik kinerja, dan target organisasi sehingga semua orang bekerja ke arah yang sama. KPI yang terdokumentasi juga memberikan kejelasan mengenai apa yang diukur, hasil kerja yang diinginkan, serta bagaimana cara mengukurnya. Kejelasan ini mendorong komunikasi yang terbuka dan transparan, meminimalkan kesalahpahaman, serta meningkatkan kepercayaan.

Pada dasarnya, KPI Documentation berfungsi untuk menyediakan pendekatan terstruktur serta mengomunikasikan standar kinerja individu maupun tim dalam suatu organisasi. Selain tiga fungsi di atas, KPI Documentation juga memengaruhi aspek lain, seperti pengambilan keputusan berbasis data, pembelajaran berkelanjutan, serta pelatihan dan pengembangan yang relevan, terkait dengan KPI tersebut.

 

Referensi:

  • https://blog.hurree.co/6-benefits-of-kpi-reporting
  • https://ibimapublishing.com/articles/JOKM/2017/733562/733562.pdf
  • https://www.staceybarr.com/measure-up/3-reasons-for-documenting-your-kpi-process/
  • https://www.pexels.com/photo/person-choosing-document-in-folder-4792285/

Why Strategic Management is Imprortant?

  • Memberikan arah dan tujuan yang jelas

Strategic Management merupakan serangkaian keputusan dan tindakan yang dirancang untuk mencapai sasaran organisasi. Sasaran yang ditetapkan harus selaras dengan visi, misi, dan tujuan jangka panjang organisasi. Kerangka kerja ini memastikan bahwa seluruh pemangku kepentingan berjalan menuju arah yang sama.

 

  • Mengambil keputusan yang lebih baik

Keputusan dibuat berdasarkan analisis yang tepat dan strategi yang terdefinisi dengan baik sehingga setiap tindakan yang dilakukan organisasi mendukung pencapaian tujuan jangka panjangnya. Pemimpin dapat mengevaluasi berbagai pilihan yang ada berdasarkan keselarasan mereka dengan strategi organisasi sehingga keputusan yang diambil adalah yang paling efektif.

 

  • Alokasi sumber daya yang lebih efisien

Strategic Management memastikan bahwa sumber daya, seperti keuangan, manusia, dan teknologi, difokuskan pada aktivitas yang paling berkontribusi pada tujuan strategis organisasi. Alokasi sumber daya merupakan proses dinamis yang membutuhkan pertimbangan, analisis, dan penyesuaian yang berkesinambungan sehingga organisasi dapat memposisikan diri mereka untuk kesuksesan jangka panjang.

 

  • Mendorong inovasi dan kreativitas

Strategic Management akan membentuk budaya inovasi dan kreativitas dengan mendorong organisasi untuk mengeksplorasi ide-ide baru, teknologi, dan pendekatan untuk tetap unggul dalam pasar yang berubah dengan cepat.

 

  • Membentuk keunggulan kompetitif

Strategic Management membuat organisasi terus menganalisis perkembangan lingkungan internal dan eksternal mereka. Dengan cara ini, organisasi dapat terus mengevaluasi posisi mereka dan menyesuaikan strategi dengan kebutuhan sehingga dapat tetap unggul dalam lanskap bisnis yang dinamis dan kompetitif.

Stages of Strategic Management

Strategic management merupakan serangkaian keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan dan implementasi rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran Perusahaan (Pearce II & Robinson, 2010). Strategic management memberikan arah yang jelas karena membantu organisasi menentukan tujuan dan sasaran jangka panjangnya, memandu pengambilan keputusan yang relevan, dan alokasi sumber daya yang efektif. Secara keseluruhan, Strategic management adalah proses dinamis dan berulang yang membantu organisasi berkembang dalam lingkungan bisnis yang kompleks dan kompetitif. Ini adalah alat yang akan mendukung organisasi untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan, mempertahankan keunggulan kompetitif, dan memenuhi visi dan misi organisasi.

Berikut tiga tahap dalam mengimplementasi strategic management:

  1. Strategy Formulation: Tahap perumusan strategi adalah fase kunci pertama proses strategic management. Pada tahap ini, organisasi mengidentifikasi dan mengembangkan strateginya untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka panjangnya. Perumusan strategi melibatkan, analisis lingkungan internal dan eksternal organisasi sertamenghasilkan berbagai opsi strategis untuk menentukan tindakan terbaik. Tahap perumusan strategi berfungsi sebagai proses pembuatan keputusan yang mengarah pada kesuksesan jangka panjang organisasi. Ini membutuhkan pemahaman menyeluruh tentang kemampuan internal organisasi, lingkungan eksternal, dan keselarasan dengan visi dan misinya.
  2. Strategy Execution: Eksekusi strategi adalah proses penerapan/implementasi strategi yang dipilih dan rencana tindakan yang dikembangkan selama tahap perumusan strategi. Organisasi mulai menerjemahkan tujuan dan sasaran strategis ke dalam tindakan, inisiatif, dan proyek tertentu, kemudian secara efektif dan efisien mengelola upaya ini di seluruh organisasi. Eksekusi strategi yang sukses sangat penting untuk mencapai hasil yang diinginkan dan mewujudkan visi organisasi. Eksekusi strategi yang efektif membutuhkan kepemimpinan yang kuat, komunikasi yang jelas, kolaborasi, serta pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan. Ini adalah proses yang krusial, dinamis, dan berulang, yang menuntut komitmen dan ketekunan oleh semua tingkatan organisasi.
  3. Strategy Evaluation: Evaluasi adalah fase akhir, namun tidak kalah penting dengan proses manajemen strategis lainnya. Organisasi harus menilai efektivitas strategi yang diterapkan dan menentukan sejauh mana mereka telah mencapai hasil dan tujuan yang diinginkan. Evaluasi strategi bertujuan untuk mengidentifikasi apakah organisasi mencapai tujuan strategisnya dan apakah perlu ada penyesuaian untuk memastikan kesuksesan yang berkelanjutan. Evaluasi ini memberikan umpan balik yang berharga bagi organisasi, memandu pengambilan keputusan dan perencanaan strategis di masa kini dan depan. Evaluasi strategi yang teratur dan komprehensif menjadi krusial untuk kepastian pertumbuhan dan kesuksesan yang berkelanjutan dalam lanskap bisnis yang terus berkembang.

 

Referensi:
https://www.coursera.org/articles/strategic-management
https://asana.com/resources/strategic-management-stages
https://miro.com/blog/strategic-management-process/

What is Strategic Management?

Menurut Michael E. Porter (1996), strategi adalah penciptaan posisi yang unik, bernilai, dan melibatkan serangkaian aktivitas yang berbeda. Strategi memerlukan pemikiran tentang masa depan dan tindakan yang efektif untuk mewujudkannya. Strategic Management merupakan proses menetapkan tujuan, analisis lingkungan internal dan eksternal organisasi, dan mengembangkan rencana untuk mencapai tujuan sehingga organisasi dapat mencapai cita-cita luhurnya dalam lanskap bisnis yang dinamis dan kompetitif.

Proses mengelola strategi, mulai dari formulasi, eksekusi dan evaluasi ini dinamakan strategic management, yaitu proses yang berkelanjutan dan dinamis yang membutuhkan penilaian dan adaptasi terus menerus terhadap perubahan lingkungan bisnis. Strategic management yang efektif dapat memberikan keunggulan kompetitif dan mengarah pada pertumbuhan dan kesuksesan yang berkelanjutan bagi organisasi. Tidak heran bahwa strategic management sering diinisiasi oleh manajemen puncak karena sifatnya yang berjangka panjang dan krusial.

Bila strategic management dikerucutkan dalam satu kata, maka ada tiga kata yang mewakili proses strategic management:

  • Analysis: Strategi melibatkan proses penilaian yang sistematis dalam menilai lingkungan internal dan eksternal organisasi untuk memahami posisi, kemampuan, dan lanskap kompetitif saat ini. Tujuan analisis strategi adalah untuk mengumpulkan wawasan yang memandu pengembangan, pemilihan, dan penerapan strategi yang efektif. Analisis strategi akan memimpin perumusan dan adaptasi strategi dari waktu ke waktu. Dengan memahami secara menyeluruh konteks internal dan eksternal organisasi, pengambil keputusan dapat membuat pilihan berdasarkan informasi yang mengarah pada keunggulan kompetitif dan kesuksesan jangka panjang.
  • Decision: Decision atau keputusan yang dimaksudkan dalam strategi berkaitan dengan arah dan tujuan organisasi, serta bagaimana cara mencapainya. Dalam manajemen strategis, keputusan merupakan hal terpenting dalam strategic management karena keputusan ini memiliki dampak yang signifikan dan progresif terhadap keberhasilan keseluruhan dan masa depan organisasi. Keputusan soal strategimembutuhkan analisis dan pertimbangan yang cermat. Untuk menghasilkan analisis yang tepat, organisasi sering kali melibatkan masukan berbagai pemangku kepentingan, seperti eksekutif, anggota dewan, karyawan, dan terkadang konsultan atau penasehat eksternal. Ketidakmampuan dalam membuat keputusan sering membuat organisasi dalam kondisi tidak berdaya dan lambat dalam mengantisipasi perubahan.
  • Action: Action atau tindakan berbicara mengenai bagaimana kita mengeksekusi semua keputusan strategis yang sudah dibuat. Tindakan strategis ini membuat organisasi dapat mencapai atau mempertahankan keunggulan kompetitif, menjaga kelangsungan hidup organisasi, dan memanfaatkan aspek internal dan eksternal organisasi untuk menempatkan organisasi pada posisi yang lebih baik daripada kompetitornya. Dalam strategic management, action mengacu pada implementasi langkah dan inisiatif spesifik dalam mencapai tujuan jangka panjangnya. Ini adalah langkah praktis dan nyata yang menerjemahkan strategic decision menjadi kenyataan. Tindakan ini diwujudkan di berbagai tingkat organisasi dan melibatkan berbagai departemen dan individu yang bekerja sama untuk melaksanakan strategi secara efektif. Action membutuhkan kepemimpinan, perencanaan, komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi yang efektif di seluruh organisasi.

Referensi:

https://hbr.org/1996/11/what-is-strategy

https://www.investopedia.com/terms/s/strategic-management.asp

https://www.techtarget.com/searchcio/definition/strategic-management

https://www.managementstudyguide.com/strategic-management-process.htm