PERSPEKTIF KONSUMEN BALANCED SCORECARD

Pada masa lampau, perusahaan berfokus pada kemampuan internal – mengandalkan kekuatan produk dan inovasi teknologi – tetapi mengabaikan bagian eksternal, yaitu pelanggannya. Akan tetapi, perusahaan yang tidak memahami kebutuhan pelanggan akan mempermudah pesaing untuk menyerang perusahaan tersebut lewat penawaran produk dan jasa yang lebih baik sesuai dengan keinginan pelanggan. Oleh karena itu, banyak perusahaan di masa sekarang yang berpindah strategi untuk memerhatikan pelanggannya dengan menciptakan produk dan jasa yang memiliki nilai bagi pelanggan. Strategi yang berfokus pada pelanggan inilah yang akan diukur pada Balanced Scorecard (BSC) dari perspektif pelanggannya.

Dalam perspektif pelanggan  pada BSC, perusahaan mengidentifikasi pelanggan  yang ditargetkan dan segmen pasar yang akan dimasuki. Perusahaan harus memeriksa berbagai segmen pasar, termasuk populasi pelanggan yang ada saat ini maupun calon pelanggan yang akan datang. Kemudian dari pemeriksaan ini, dipilihlah segmen mana yang akan dimasuki oleh perusahaan tersebut.

Perspektif pelanggan juga difokuskan pada bagaimana organisasi tersebut memerhatikan dan memberikan pelayanan kepada pelanggannya agar berhasil dalam mencapai target perusahaan. Mengetahui pelanggan dan harapannya saja tidaklah cukup. Suatu organisasi juga harus memberi insentif kepada manajer dan karyawan agar mereka lebih bersemangat untuk melayani serta memenuhi harapan pelanggan. Selain berkeinginan untuk memuaskan pelanggan  pada perspektif pelanggan BSC, para manajer bisnis tersebut juga harus mewujudkan pernyataan misi dan strategi ke dalam tujuan yang disesuaikan dengan pasar dan pelanggan yang dituju.

Saat mempertimbangkan perspektif pelanggan, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Mencari tahu apa yang dicari pelanggan

    Pertama, Anda harus membuat suatu tujuan untuk mencari tahu kebutuhan pelanggan. Anda dapat mulai dari menjelaskan apa yang membedakan produk atau layanan Anda dari pesaing dan kenali alasan mengapa pelanggan memilih produk/jasa Anda. Hal ini akan memudahkan Anda dalam mempertahankan pelanggan dan menambah jumlah pelanggan yang membeli produk atau menggunakan jasa Anda.

  1. Mengartikulasikan tujuan dari sudut pandang pelanggan

    Dengan mengartikulasikan apa yang dibutuhkan pelanggan, Anda akan mampu untuk menempatkan diri pada posisi pelanggan dan lebih memahami sudut pandang mereka.  Misalnya, jika nama perusahaan Anda adalah Perusahaan A, tujuan Anda mungkin dapat ditulis, “Desain produk Perusahaan A cocok dengan selera saya,” atau “Perusahaan XYZ memberi saya hasil yang cepat dan jujur,” atau “Produk Perusahaan XYZ membuat pekerjaan saya lebih mudah.”

  1. Melakukan Evaluasi terhadap sudut pandang pelanggan

    Evaluasi terhadap perspektif pelanggan dapat dilakukan berdasarkan apa yang pelanggan Anda katakan dan apa yang sebenarnya mereka lakukan. Contohnya, beberapa pelanggan mungkin memberi tahu Anda bahwa mereka sangat puas dengan produk atau layanan Anda tetapi tidak pernah membeli dari Anda lagi — dan yang lain mungkin mengeluh terhadap produk/layanan Anda tetapi tetap membeli dari Anda setiap dua minggu? Untuk mengetahui apa yang dipikirkan pelanggan Anda, Anda dapat mengadakan survei dalam bentuk pengisian form umpan balik pelanggan, Net Promoter Score (NPS),  maupun mengadakan Focus Group Discussion (FGD).

Adapun contoh indikator kinerja dalam perspektif pelanggan adalah sebagai berikut:

  • Customer Acquisition (Akuisisi Pelanggan)

    Mengukur dalam bentuk relatif atau absolut, mengenai keberhasilan unit bisnis dalam menarik atau memenangkan pelanggan  baru.

  • Customer Satisfaction (Kepuasaan Pelanggan)

    Menilai tingkat kepuasan atas kriteria kinerja tertentu di dalam proposisi nilai.

  • Customer Retention (Retensi Pelanggan)

    Mengukur dan menunjukkan bagaimana sebaiknya perusahaan berusaha mempertahankan pelanggannya

  • Customer Profitability (Profitabilitas Pelanggan)

    Mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pelanggan atau segmen tertentu setelah menghitung berbagai pengeluaran yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan  tersebut.

 

Referensi:
BSC Customer’s Perspective. (2020). Retrieved from http://www.smb-finance.com/services/global-business-consultancy-Balanced-scorecard/bsc-customer-perspective
Jackson, T. (2020). Balanced Scorecard Customer Perspective. Retrieved from https://www.clearpointstrategy.com/Balancedd-scorecard-customer-perspective/
Presecan, M (2020). The Customer Perspective within the Balanced Scorecard. Retrieved from https://www.performancemagazine.org/customer-perspective-Balancedd-scorecard/

PERSPEKTIF FINANSIAL BALANCED SCORECARD

Kinerja keuangan perusahaan harus dipantau dan diukur karena merupakan elemen terpenting untuk sebagian besar perusahaan. Biasanya perusahaan menggunakan beberapa tolok ukur kinerja keuangan untuk memantau kondisi keuangan tersebut, contohnya Net Profit, Return on Investment (ROI), dan lain-lain. Pemantauan kinerja keuangan tersebut merupakan kunci utama yang dijelaskan pada perspektif keuangan pada Balanced Scorecard (BSC). Perlu diingat bahwa pentingnya perspektif keuangan bukan berarti mengabaikan perspektif lainnya karena perlu adanya penyelarasan dari setiap perspektif untuk mencapai tujuan perusahaan di masa depan.

Sebelum Anda menerapkan perspektif Finansial pada BSC, Anda harus memerhatikan di mana perusahaan Anda sekarang berada di antara tiga tahapan  berikut:

Growth

Merupakan tahapan awal di mana perusahaan sedang gencar bertumbuh. Dalam proses pertumbuhan ini, perusahaan menghasilkan produk dan jasa yang memiliki potensi untuk mendukung pertumbuhan bisnis. Untuk memanfaatkan potensi ini, perusahaan tersebut harus melibatkan sumber daya yang cukup banyak untuk:

  • Mengembangkan dan meningkatkan berbagai produk dan jasa baru.
  • Membangun dan memperluas fasilitas produksi.
  • Membangun kemampuan kinerja operasional untuk menanamkan investasi dalam sistem, infrastruktur, dan jaringan distribusi yang mendukung terciptanya hubungan global.
  • Memelihara dan mengembangkan hubungan dengan konsumen.

Pada tahap ini, sebenarnya banyak perusahaan beroperasi dengan arus kas negatif dan pengembalian modal investasi yang rendah. Investasi yang dilakukan untuk masa depan mungkin melibatkan uang kas lebih banyak daripada yang dihasilkan perusahaan tersebut karena produk, jasa, dan konsumen yang terbatas. Investasi perusahaan ini pada akhirnya berkontribusi dalam mencapai tujuan perusahaan. Contoh-contoh tujuan finansial perusahaan dalam tahap pertumbuhan adalah persentase tingkat pertumbuhan pendapatan, tingkat pertumbuhan penjualan di pangsa pasar baru, pelanggan baru yang dihasilkan oleh produk dan jasa baru, dan lain-lain.

Sustain

Merupakan situasi di mana unit bisnis masih memiliki daya tarik bagi investor dan diharapkan mampu menghasilkan pengembalian modal yang cukup tinggi. Unit bisnis seperti ini akan mampu mempertahankan pangsa pasar yang dimiliki dan secara bertahap tumbuh setiap tahun. Proyek investasi akan lebih diarahkan untuk mengatasi berbagai hambatan, perluasan kapasitas, dan peningkatan aktivitas perbaikan yang berkelanjutan. Kebanyakan unit bisnis di tahap bertahan akan menetapkan tujuan finansial yang berkaitan dengan keuntungan, contohnya laba operasi, marjin kotor, marjin bersih, dan lain-lain.

Harvest

Dalam tahap ini, bisnis tidak lagi membutuhkan investasi besar. Mereka cukup membutuhkan pemeliharaan peralatan dan kapabilitasnya saja. Selain itu, pastikan juga setiap proyek investasi memiliki periode pengembalian yang tepat dan dalam waktu yang singkat. Tujuan utamanya agar memaksimalkan arus kas kembali ke perusahaan. Tujuan finansial secara keseluruhan untuk bisnis dalam tahap ini adalah penghematan berbagai kebutuhan modal kerja.

 

Referensi:
Native, T. J. C.-F. & A. (2019, February 5). A Closer Look At The Balanced Scorecard Financial Perspective. Retrieved from https://www.clearpointstrategy.com/Balancedd-scorecard-financial-perspective/
Balanced Scorecard. (n.d.). Retrieved from https://www.shareweb.ch/site/Learning-and-Networking/sdc_km_tools/Documents/Balancedd%20Scorecard.pdf
Balanced Scorecard. (2020). Retrieved from https://corporatefinanceinstitute.com/resources/knowledge/finance/Balancedd-scorecard/

BALANCED SCORECARD
UNTUK BISNIS YANG LEBIH BAIK

Pengukuran kinerja tradisional pada umumnya hanya terpaku pada pengukuran finansial saja. Pengukuran ini dianggap tidak efektif karena sering kali salah dalam memberi sinyal untuk perubahan dan inovasi bisnis. Diperlukan alat pengukuran yang lebih menyeluruh dan mempertimbangkan berbagai pespektif dalam mengevaluasi kinerja bisnis.

(BACA JUGA: TIPS MEMBANGUN BALANCED SCORECARD YANG SEIMBANG)

Balanced Scorecard (BSC) merupakan salah satu alat ukur kinerja organisasi yang memberi sudut pandang komprehensif. Fungsi utama BSC adalah membantu pencapaian sasaran dan sebagai metrik kinerja manajemen strategis yang digunakan untuk mengidentifikasi dan meningkatkan berbagai fungsi dan kinerja bisnis, baik internal maupun eksternal. Selain itu, BSC juga digunakan untuk mengukur dan mengelola aspek finansial dan non-finansial bisnis, serta memberikan umpan balik kinerja kepada organisasi.

Berikut adalah informasi yang diperlukan untuk menerapkan BSC:

  • Perspektif Keuangan (Bagaimana pandangan kami terhadap pemegang saham?)

    Gunakan data keuangan seperti penjualan, pengeluaran, dan pemasukan untuk memahami kinerja keuangan suatu perusahaan.

  • Perspektif Pelanggan (Bagaimana Pelanggan melihat kami?)

    Kumpulkanlah hasil penilaian pelanggan tentang kepuasan mereka terhadap kualitas, harga, dan ketersediaan barang atau jasa perusahaan.

  • Perspektif Proses Bisnis Internal (Apa yang harus dikuasai?)

    Evaluasi kinerja manajemen operasional dengan cara menginvestigasi sejauh mana proses produksi  dijalankan secara efisien dan efektif di perusahaan. Manajemen operasional dianalisis untuk memantau celah, penundaan, penyempitan, kekurangan, atau kapasitas yang terbuang.

  • Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Bisakah kita terus meningkatkan dan menciptakan nilai?)

    Meningkatkan kemampuan dan kompetensi anggota perusahaan melalui pusat pelatihan dan pengetahuan. Kedua hal ini ditunjukkan melalui seberapa baik informasi dapat dikumpulkan dan seberapa baik karyawan dapat menggunakan informasi tersebut untuk diubah menjadi keunggulan kompetitif dalam mencapai tujuan perusahaan.

 

Dengan menggabungkan empat perspektif tersebut, Balanced Scorecard membantu manajer memahami bahwa banyak hubungan sebab-akibat antara satu perspektif dengan yang lainnya. Pemahaman ini membantu menyelesaikan hambatan fungsional di perusahaan dan pada akhirnya mengarah pada pengambilan keputusan serta penyelesaian masalah yang lebih baik. Pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah yang lebih baik dalam Balanced Scorecard didasarkan pada visi dan strategi sebuah organisasi dan membutuhkan manajemen untuk menganalisis data yang dikumpulkan.

 

Referensi:
Tarver, Evan. “How a Balanced Scorecard Is Used.” Investopedia, Investopedia, 4 Feb. 2020, www.investopedia.com/terms/b/balancedscorecard.asp.
Norton, Robert S. KaplanDavid P. “The Balanced Scorecard-Measures That Drive Performance.” Harvard Business Review, 1 Aug. 2014, hbr.org/1992/01/the-balanced-scorecard-measures-that-drive-performance-2.

STRATEGI SUKSES MENGGUNAKAN SWOT ANALISIS

SWOT adalah singkatan dari Strenghts (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Kesempatan), dan Threats (Ancaman). Analisis ini merupakan teknik untuk mengevaluasi bisnis Anda melalui empat aspek tersebut. Anda bisa menggunakan analisis SWOT untuk memaksimalkan potensi bisnis Anda dengan seluruh kelebihan yang dimiliki oleh organisasi dalam perusahaan Anda. Selain itu, Anda juga dapat mengurangi kemungkinan untuk gagal dengan memahami kekurangan dan mengeliminasi ancaman yang menanti bisnis Anda.

Berikut adalah ilustrasi singkat mengenai SWOT Analysis:

Strengths
  • Apa yang dapat Anda lakukan dengan baik?
  • Sumber daya apa yang unik dan dapat digunakan?
  • Apa yang orang lain pandang sebagai kekuatan Anda?
Weaknesses
  • Apa yang bisa diubah?
  • Sumber daya mana yang lebih sedikit Anda miliki dibandingkan pesaing?
  • Apa yang sekiranya orang lain pandang sebagai kelemahan?
Opportunities
  • Kesempatan apa yang terbuka bagi Anda?
  • Tren apa yang bisa Anda manfaatkan?
  • Bagaimana cara mengubah kekuatan Anda menjadi kesempatan?
Threats
  • Ancaman apa yang dapat mengganggu Anda?
  • Bagaimana keadaan kompetisi Anda?
  • Ancaman apa yang diberikan oleh kelemahan Anda?

Pertanyaan di atas dapat membantu Anda untuk menganalisis situasi internal dan eksternal perusahaan Anda. Strengths dan Weaknesses merupakan analisis internal mengenai apa yang berfungsi baik dan buruk di dalam perusahaan. Di sisi lain, Threats dan Opportunities adalah analisis eksternal mengenai tantangan dan kesempatan yang dihadapi bisnis Anda. Secara keseluruhan, SWOT Analysis bisa digunakan sebagai dasar mengumpulkan informasi mengenai ke mana arah perusahaan tersebut menuju.

 

Referensi:
Sherman, F. (2017, November 21). SWOT and Problem-based Analysis. Retrieved from https://smallbusiness.chron.com/swot-problembased-analysis-42422.html
Dere, BillT, Mind Tools Content Team, Mind Tools Content Team, & Mind Tools Content Team. (n.d.). SWOT Analysis: – How to Develop a Strategy For Success. Retrieved from https://www.mindtools.com/pages/article/newTMC_05.htm

MCKINSEY 7S FRAMEWORK

Untuk mengembangkan suatu bisnis, Anda harus melakukan perubahan positif yang membantu mencapai tujuan organisasi Anda dan dapat diterima oleh semua karyawan. Salah satu cara untuk membantu pengambilan keputusan dalam melakukan perubahan adalah menerapkan McKinsey 7S Framework. McKinsey 7s Framework merupakan alat pemeriksaan internal bisnis organisasi yang menentukan keefektifan organisasi dengan memeriksa kesejajaran 7 elemen penting seperti Systems, Strategy, Structure, Share Values, Staff, Style, dan Skills

Ketika elemen-elemen tersebut sejajar dengan visi perusahaan, maka organisasi akan bekerja lebih baik dalam mencapai tujuannya. Konsep ini juga membantu berbagai departemen dan proses sinkroninasi antara satu departemen dengan yang lainnya, terutama jika merger dan akuisisi terjadi. Pendekatan konsep ini juga luas karena penilaiannya melalui tujuh elemen dan seluruh elemen ini berhubungan satu sama lain. Hal yang terpenting adalah konsep ini tidak hanya dikembangkan secara teori, namun telah diuji dan diterapkan untuk mengelola organisasi bisnis.

Untuk menerapkan konsep ini pada perusahaan, terdapat lima langkah yang harus dilakukan, yaitu:

  1. Mengerti tentang situasi saat ini

    Anda harus memeriksa di mana posisi organisasi saat ini. Apa saja kekuatan dan kelemahannya? Apa yang menghambat organisasi ini? Apakah semua area sudah sejajar dengan area yang lain? Berikut adalah checklist yang membantu menentukan di mana organisasi Anda berada sekarang.

CHECKLIST

Strategy:

  1. Di arena mana organisasi akan bertanding?
  2. Apa yang akan digunakan untuk mencapai pasar tersebut?
  3. Bagaimana caranya organisasi menjadi berbeda dari yang lain?
  4. Apakah langkah utama yang harus diambil?
  5. Apakah nilai yang dapat diambil dari implementasi strategi tersebut?

Structure:

  1. Apa struktur organisasi tersebut?
  2. Apakah keputusan disentralisasikan?
  3. Apa saluran formal dan informal dalam organisasi tersebut?
  4. Bagaimana struktur dan karyawan diselaraskan dengan strategi?

Systems:

  1. Apa yang termasuk proses penting organisasi?
  2. Apa yang termasuk sistem penting organisasi?
  3. Di mana pemeriksaan dan kontrol dalam sistem ini?
  4. Apakah mereka sesuai/selaras dengan tujuan yang telah ditetapkan?

Style:

  1. Apa yang termasuk proses penting organisasi?
  2. Apakah organisasi menghargai bagaimana pekerjaan diselesaikan dan manakah pekerjaan yang harus diselesaikan?
  3. Apakah tim berkolaborasi atau bersaing?
  4. Bagaimana manajemen dan karyawan berinteraksi?

Staff:

  1. Di manakah kelebihannya?
  2. Di manakah celah yang timbul?
  3. Apakah organisasi kehilangan staf atau seluruh kemampuannya?
  4. Haruskah organisasi melakukan outsourcing?

Skills:

  1. Apa kompetisi inti organisasi?
  2. Apakah ada kesenjangan keterampilan (skills gaps)?
  3. Apakah pelatihan dan pengembangan yang tepat sudah ada?
  4. Apakah organisasi memiliki proses orientasi karyawan yang tepat?
  5. Apa kinerja perusahaan yang dikenal sangat baik?

Shared Values:

  1. Apa nilai-nilai dari organisasi?
  2. Bagaimana nilai- nilai tersebut dicerminkan dalah kehidupan sehari-hari?
  3. Bagaimana Anda menggambarkan budaya organisasinya?
  1. Tentukan situasi yang diinginkan

    Tentukan di mana Anda ingin organisasi berada dan akankah desain organisasi terlihat sama saat ada di sana? Jika Anda mengerti semua 7 area tersebut, maka akan lebih mudah untuk membuat rencana ke sana.

  1. Tentukan rencana aksi untuk mencapai situasi yang diinginkan

    Pada langkah ini, Anda harus memperinci setiap rencana yang dibuat untuk mengubah ketujuh area pada konsep ini.

  1. Jalankan rencana aksi

    Di tahap inilah rencana diimplementasikan. Perubahan adalah sesuatu yang krusial bagi kesuksesan masa depan organisasi, jadi pastikan Anda memiliki orang yang tepat untuk melakukan dan mensponsori rencana Anda.

 

Referensi:
Denis. (2018, November 6). McKinsey 7S Framework. Retrieved from https://expertprogrammanagement.com/2018/11/mckinsey-7s-framework/
Lucid Chart Content Team. (n.d.). What Is the McKinsey 7s Model?. Retrieved from https://www.lucidchart.com/blog/mckinsey-7s-model

STRATEGI 5Ps MINTZBERG

Untuk mempertahankan bisnis dalam jangka waktu yang panjang, organisasi memerlukan perencanaan yang matang. Perencanaan itu sendiri pada umumnya terkait dengan strategi bisnis dan merupakan serangkaian kewajiban yang perlu dijalankan agar mencapai tujuan. Ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan untuk mengembangkan strategi, contohnya seperti lingkungan di mana organisasi beroperasi, para pesaingnya, nilai budaya organisasi itu sendiri, hingga karyawan yang bekerja di dalamnya. Dengan mengidentifikasi faktor yang paling mempengaruhi sebuah bisnis, organisasi akan mampu menentukan langkah-langkah strategis untuk sebuah perencanaan yang efektif.

Continue reading

MEMAKSIMALKAN LABA DENGAN ANALISIS SWOT

Kesuksesan menjalankan bisnis bergantung pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Laba bisnis adalah salah satu faktor yang menarik investor untuk mendanai operasi bisnis dan menumbuhkan perusahaan tersebut. Laba yang dihasilkan juga memberi kesempatan untuk melebarkan wilayah bisnis perusahaan, mengakuisisi bisnis lain, dan menyasar pasar lain. Oleh karena itu, memahami manajemen laba perusahaan dan mengembangkan strategi agar perusahaan memiliki kesempatan yang baik untuk menghasilkan laba merupakan prioritas utama.

Perusahaan pada umunya gagal mengembangkan strategi untuk memperoleh laba karena tidak menggunakan sumber daya secara efisien. Mereka juga tidak memahami lingkungan eksternal seperti kondisi pasar dan munculnya para pesaing. Untuk memperoleh laba dengan efektif, Anda dapat menggunakan analisis SWOT sebagai langkah strategis perusahaan. Analisis SWOT adalah suatu metode pembuatan strategi dengan menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan sehingga perusahaan mampu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dibandingkan pesaing serta kesempatan dan ancaman yang harus diantisipasi.

Langkah-langkah analisisnya adalah sebagai berikut:

  1. Melakukan analisis SWOT

    Lakukanlah analisis internal dan eksternal perusahaan dengan mendiskusikan bersama tim untuk mendapat gambaran yang menyeluruh. Analisis ini mempermudah Anda menyusun strategi dalam meningkatkan laba perusahaan. Dari analisis SWOT yang telah terbentuk, kita bisa menyusun strategi, ukuran keberhasilan, dan inisiatif penting untuk mencapai sasaran organisasi.

  1. Mendesain proses bisnis

    Setelah strategi bisnis mulai tersusun, langkah berikutnya adalah mendesain baru atau mendesain ulang proses bisnis secara efektif dan efisien. Proses bisnis yang terdesain relevan dengan strategi akan menghasilkan operasi perusahaan yang selaras dan berdaya guna.

  1. Mengukur hasil

    Untuk mengetahui apakah sasaran strategi kita sudah tercapai atau tidak, biasanya manajemen menggunakan Key Performance Indicators (KPI) sebagai ukuran keberhasilan yang mendefinisikan kinerja. Dari operasionalisasi KPI, kita akan mendapatkan data dan informasi kinerja strategik atau operasional. Gunakanlah data yang tersedia – terutama data finansial untuk mengetahui kinerja keuangan. Dari data dan informasi kinerja keuangan, kita akan menelusuri informasi lain, apakah dari sisi operasional atau lainnya, untuk mendapatkan kepastian perolehan laba secara maksimal. Dari sana, kita membuat berbagai inisiatif penting untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja operasional dalam mendukung kinerja keuangan, khususnya laba.

 

Referensi:
Johnson, Rose. “What Are the Benefits of Making a Profit?” Small Business – Chron.com, Chron.com, 6 Mar. 2019, smallbusiness.chron.com/benefits-making-profit-38877.html.
Thompson, D. M., Thompson, D. M., & Thompson, D. M. (n.d.). A SWOT Analysis Can Boost Your Profits. Retrieved from https://www.business2community.com/strategy/swot-analysis-can-boost-profits-0683954

MISI & VISI DALAM PERENCANAAN STRATEGIS

Misi

Misi adalah tentang apa bisnis kita (what business we are in) dan juga tentang apa yang dijalankan perusahaan dalam mencapai tujuan atau visinya. Pernyataan misi dibentuk dengan tujuan memperjelas apa yang akan organisasi berikan kepada pelanggan dan sebagai panduan bekerja bagi elemen organisasi. Dengan memiliki pernyataan misi, organisasi dapat mendeskripsikan sasaran perusahaan, baik untuk sekarang dan di masa depan.

Pernyataan misi mendiskusikan beberapa pertanyaan, sebagai berikut:

  • Mengapa perusahaan kita ada dalam bisnis ini?
  • Apa tujuan ekonomi kita?
  • Apa filosofi operasi perusahaan dalam hal kualitas, citra, dan konsep diri?
  • Apa kompetensi inti dan keunggulan kompetitif kita?
  • Apa yang pelanggan lakukan & dapatkah kita melayani mereka?
  • Bagaimana kita memahami tanggung jawab terhadap pemegang saham, karyawan, masyarakat, lingkungan, masalah sosial, dan pesaing?

Framework untuk membuat pernyataan misi

Beberapa contoh dalam membangun pernyataan misi:

  • Nike: “To bring inspiration and innovation to every athlete in the world.”
  • Starbucks: “To inspire and nurture the human spirit — one person, one cup and one neighborhood at a time.”
  • Intel: “Delight our customers, employees and shareholders by relentlessly delivering the platform and technology advancements that become essential to the way we work and live.”
  • eBay: “Provide a global trading platform where practically anyone can trade practically anything.”

Visi

Pernyataan visi menggambarkan tujuan strategis perusahaan yang dirancang untuk memfokuskan energi & sumber dayanya dalam mencapai masa depan yang diinginkan. Secara sederhana, pernyataan visi harus dapat menjawab pertanyaan, “Perusahaan ingin menjadi seperti apa di masa depan?” Pada umumnya, visi memiliki kerangka waktu pencapaian dalam 10 – 20 tahun.

Beberapa kriteria penting dalam membuat visi yang efektif, meliputi:

  • Merupakan sesuatu yang diinginkan
  • Bisa dibayangkan
  • Fokus
  • Fleksibel
  • Dapat dikomunikasikan
  • Dapat dicapai

Contoh-contoh pernyataan visi:

  • “To be the most advanced of industry leader of software products, renowned for quality and highly innovative in design.”
  • “To be the world’s top food company, offering nutrient-rich food with superior taste.”
  • “To become the restaurant with the highest growth of branches and visitors in its category.”
  • “To be the first choice in the equipment and vehicle rental business and as a total solution for the mobility business.”

 

Referensi:
Develop Your Strategy’s Mission, Vision & Values. (n.d.). Retrieved from https://onstrategyhq.com/resources/developing-your-strategy/
Hawthorne, M. (2019, March 25). The Purpose of Mission and Vision Statements in Strategic Planning. Retrieved from https://smallbusiness.chron.com/purpose-mission-vision-statements-strategic-planning-13161.html
Dellheim, E. (2019, Nov 8). How To Craft Your Organization’s Destination Statement. Retrieved from Forbes: https://www.forbes.com/sites/forbesbusinesscouncil/2019/11/08/how-to-craft-your-organizations-destination-statement/?sh=42a0ddec77ff

ANALISIS PERSAINGAN

Persaingan kompetitif memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan tempat perusahaan beroperasi. Tingkat kompetitif pasar yang tinggi dapat berakhir buruk bagi semua perusahaan yang terlibat, seperti tingkat laba yang lebih rendah atau kurangnya kemampuan memutuskan harga produk. Ketika potensi laba tidak begitu tinggi, mungkin insentif dari laba juga akan berkurang untuk diinvestasikan ke dalam pasar. Di sisi lain, pasar yang tingkat kekompetitifannya tinggi dapat menjadi tembok untuk perusahaan baru yang ingin bergabung dalam kompetisi.

Tekanan kompetitif dalam sebuah industri meliputi kompetisi yang berdasarkan pada harga, perang iklan, dan produk baru. Persaingan yang terjadi di dalam industri bisnis tersebut memicu perusahaan untuk menumbuhkan market share mereka. Hal ini menyebabkan perusahaan melakukan perang bisnis dengan pesaingnya dan pada akhirnya merusak industri tersebut secara keseluruhan.

Walaupun tingkat kekompetitifan yang tinggi dapat merusak perusahaan yang sedang berkompetisi, masih ada keuntungan yang dapat memengaruhi perusahaan tersebut, yaitu:

  • Inovasi

    Persaingan membuat perusahaan mencari cara untuk menginovasikan produknya agar membedakan diri mereka dengan pesaingnya. Ini dapat mendorong penciptaan inovasi dan menyediakan pilihan dan kualitas barang dan jasa yang lebih baik bagi konsumen.

  • Harga lebih murah

    Ketika switching cost lebih murah dan banyak pilihan untuk produk, akan selalu ada kesempatan untuk konsumen berpindah kepada produk pesaing. Untuk menghindari ini, perusahaan dapat berusaha mengurangi biaya dalam melakukan bisnis dan menawarkan harga terbaik pada konsumen. Ketika harga produk menurun, perusahaan akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi dengan mengembangkan fitur produk tersebut.

Oleh karena itu, analisis untuk mengetahui seberapa kuat persaingan dalam sebuah industri diperlukan oleh perusahaan agar bisnis tetap menguntungkan semua pihak. Untuk mencari tahu kekuatan persaingan industri, perusahaan perlu menanyakan hal-hal berikut:

  • Apakah banyak pesaing dalam industri tersebut?
  • Apakah pesaing memiliki shares yang sama di pasar?
  • Apakah industri ini bertumbuh lambat atau cepat?
  • Apakah harga pokoknya tinggi atau rendah?
  • Apakah produknya diferensiasi atau generik?
  • Apakah ada switching cost?
  • Apakah brand loyalty sebuah faktor yang penting?
  • Apakah ada perusahaan yang memiliki brand loyalty lebih daripada yang lain?
  • Apakah ada kapasitas yang belum dipergunakan?
  • Apakah ada kelebihan produksi?
  • Adakah batasan untuk keluar dari kompetisi?

Hal-hal di atas ini perlu diperhatikan dan dipertanyakan agar persaingan yang dihadapi bisnis dapat membuat perusahaan berinovasi, menggunakan seluruh kapasitas produksi dengan baik, mengurangi biaya, dan meningkatkan efisiensi. Jika hal-hal ini dilakukan dengan benar, maka kompetisi dapat menyebabkan ekonomi yang produktif.

 

Referensi:
Luenendonk, Martin. “Competitive Rivalry: Porter’s Five Forces Model.” Cleverism, Decoadmin, 18 Sept. 2019, www.cleverism.com/competitive-rivalry-porters-five-forces-model/.

MODEL TRANSPARANSI STARBUCKS

Ketika sebuah organisasi memiliki karyawan sebanyak 5.000 orang dan setengahnya berkontribusi dengan ide dan memberikan tanggapan secara rutin, maka kreativitas dan inovasi sebuah organisasi akan meningkat secara luar biasa. Dengan adanya employees experience yang baik, organisasi dapat memicu para karyawannya untuk menyumbangkan ide mereka demi kepentingan organisasi. Salah satu poin penting dalam mewujudkan employees experience adalah transparansi.

Upaya peningkatan transparansi itu sendiri dapat kita pelajari dari ide yang dipraktikan oleh Starbucks terhadap konsumennya. My Starbucks Idea” merupakan salah satu model transparansi customer engagement mereka. Starbucks telah mengajak konsumen di seluruh dunia untuk mengkontribusikan ide mereka tentang apa yang mereka ingin perusahaan lakukan atau investasi. Konsep transparansi ini dilakukan dengan cara konsumen bisa memilih ide mana yang mereka ingin wujudkan, lalu Starbucks akan memberitahu komunitas tentang ide mana yang dievaluasi, diimplementasikan, sudah dilaksanakan, dan tidak berhasil. Transparansi ini pada akhirnya bisa membantu sebuah bisnis menjadi lebih baik lagi.

Bayangkan jika Anda mengimplementasikan konsep seperti ini di dalam organisasi Anda yang berfokus kepada karyawannya. Bagaimanakah jika karyawan Anda dapat memberikan tanggapan dan ide-ide seputar budaya, teknologi, dan lingkungan fisik tempat mereka bekerja? Pastinya praktik internal maupun eksternal organisasi akan semakin berkembang. Kemudian, lihatlah ide yang paling populer dan yang dapat diimplementasikan. Sesudah ide—ide tersebut diolah dan diimplementasikan, tinjau kembali putusan mana yang belum berhasil dan mengapa putusan tersebut tidak berhasil. Semua praktik tersebut perlu dikomunikasikan sehingga adanya transparansi yang membuat karyawan merasa dirinya diapresiasi serta memberikan kesempatan untuk mengevaluasi ide mereka.

Lalu, bagaimana agar kita dapat meningkatkan transparansi di dalam kehidupan berorganisasi? Penerapan transparansi dalam organisasi Anda yang paling sederhana dapat dimulai dengan:

  • Melihat kembali cara Anda merespons dan menjawab setiap pertanyaan dan pemikiran karyawan
  • Melihat kembali cara Anda menjawab pertanyaan yang sulit
  • Mengadakan diskusi tentang kinerja karyawan secara rutin dan bisa berkomunikasi kapan saja dengan karyawan

Pada dasarnya, bila sebuah organisasi menyatakan bahwa orang-orangnya adalah aset terbesar dan mereka serius dengan perkataannya, mereka harus terbuka tentang segala hal yang berkaitan dengan perusahaan dari awal. Keterbukaan menunjukkan bahwa karyawan Anda dapat memercayai organisasi sehingga kinerja mereka pun dapat meningkat. Jika Anda memberikan informasi tentang apa yang terjadi dan mengapa organisasi mengambil suatu putusan kepada karyawan, itu akan membuat mereka bisa melakukan pekerjaannya lebih efektif dan berkontribusi dalam pekerjaan yang biasanya tak dapat teratasi oleh top-down manager.

 

Referensi:
Morgan, J. (2017). The employee experience advantage: How to win the war for talent by giving employees the workspaces they want, the tools they need, and a culture they can celebrate. New Jersey: John Wiley & Sons.
Hearn, S. (2019, March 29). Building trust and transparency in your organization: Articles: Strategy. Retrieved from https://channels.theinnovationenterprise.com/articles/hot-to-motivate-employees-building-trust-and-transparency-in-your-organisation